Review

Mengenal Ideologi Korea Melalui Tap Dance Dalam Film Swing Kids

206
×

Mengenal Ideologi Korea Melalui Tap Dance Dalam Film Swing Kids

Share this article

LASAK.iD – Kepopuleran musik K-Pop dan drama dari negeri ginseng, Korea Selatan sudah tidak usah diragukan. Terlalu populernya mereka hampir setiap bulan kita bisa mendengar dari para idol maupun aktor dan aktris mengadakan konser dan fanmeet dengan fans mereka di seluruh dunia. Namun, jika berbicara mengenai film dari Korea Selatan mungkin tidak seheboh dengan dramanya.

Hingga akhir-akhir ini film dari negerinya para idol tersebut mulai dilirik. Terlebih banyak dari para idol dipercaya menjadi bagian dari sebuah produksi film dan tidak jarang di pilih menjadi pemeran utamanya. Hal ini yang mengundang fans idol tersebut juga melirik film yang dibintangi oleh idol mereka.

Swing Kids (dok. istimewa)
Swing Kids (dok. istimewa)

Salah satunya idol dari grup populer EXO, D.O. yang berhasil sebagai aktor. Sejak debut bersama EXO di tahun 2012, idol bernama asli Do Kyung-soo tersebut sudah sering muncul menjadi pemain walau sebatas cameo atau pemain pendukung saja, termasuk di film pertamanya berjudul Cart. Baru di tahun 2014 perannya mengalami peningkatan, dengan menjadi pemeran pendukung pria untuk aktor Jo In-sung dalam drama It’s Okay, That’s Love.

Sejak itu akting dari D.O. mulai diperhitungkan, hingga di tahun-tahun berikutnya dipercaya menjadi pemeran utama khususnya untuk film layar lebar. Seperti baru-baru ini, D.O. bermain untuk film drama musikal berjudul Swing Kids. Film produksi Annapurna Pictures dan didistribusikan Next Entertainment World ini negeri asalnya, Korea Selatan sebenarnya sudah tayang 19 Desember 2018. Hanya saja untuk di Indonesia sendiri baru tayang pada Rabu (9/1/2019) di dua jaringan bioskop saja, CGV dan Cinemaxx.

Film ini mengambil latar perang antara dua negara yang serumpun namun berbeda ideologi. Bukan cerita drama percintaan yang bikin baper dan menangis tersedu-sedu, Swing Kids menampilkan kehidupan penjara bagi tawanan dari Korea Selatan, Korea Utara hingga Tiongkok (China) di tahun 1951 yang berada di kamp penjara Geoje.

Berbicara film berlatar perang pastinya ada tentara hingga adegan berdarah. Awal cerita hingga menjelang akhir adegan berdarah tersebut memang tidak banyak terlihat dan juga tidak berlebihan. Menjelang akhir dari filmlah kita melihat simbahan darah dari para tentara Amerika, Korea Selatan dan Korea Utara terjadi.

Film ini selain bercerita tentang keadaan darurat perang kedua negara. Digambarkan juga dari sisi kebaikan yang menghibur melalui sebuah tarian yang disebut tap dance. Dimulai dengan seorang Sersan dari tentara Amerika bernama Jackson (Jared Grimes) yang merupakan mantan pekerja di Broadway yang “terpaksa” menjadi tentara dan ditugaskan di Korea.

Kecintaannya pada seni khususnya tap dance membuatnya hampir setiap hari berlatih. Selain itu pada malam hari Jackson membuka semacam klub hiburan yang dikhususkan untuk tentara Amerika dengan membayar 3 dollar setiap orangnya.

Di Amerika diskriminasi warna kulit hampir di semua pekerjaan termasuk militer. Saat usaha klub malam dan menarinya di ketahui oleh komandan tentara Amerika, Jackson dihadapkan pilihan yang sulit. Komandan Robert memberikan pilihan jika dirinya ingin kembali ke Jepang dimana istri dan anaknya berada, dengan membentuk sebuah grup tari untuk menghibur para wartawan asing yang ingin meliput kamp penjara Geoje.

Swing Kids (dok. istimewa)
Swing Kids (dok. istimewa)

Jackson membuka audisi umum tidak hanya dari tentara Amerika saja tetapi juga dari para tawanan perang, termasuk Roh Ki-soo (D.O.) yang merupakan tahanan dari Korea Utara dan sangat membenci Amerika. Semua yang ikut tidak bisa menari, hingga akhirnya menemukan sosok Xiao Fang (Kim Min-Ho tahanan asal China yang ingin menari agar bisa kurus, Kang Byung-sam (Oh Jung-se) sosok suami yang tidak sengaja terdampar di kamp penjara Geoje saat mencari istrinya dan Yang Pan-rae (park Hye-su) seorang kakak yang berjuang demi menghidupi adik-adiknya setelah orang tuanya meninggal karena perang kedua negara Korea.

Sedangkan Ro Ki-soo (D.O.) masih setengah hati untuk ikut bergabung karena yang dibantunya adalah tentara Amerika yang sangat dibenci oleh negaranya. Namun hasratnya sebagai penari sangat besar sehingga dia berlatih secara diam-diam dan jauh dari perhatian tahanan Korea Utara lainnya. Saat dirinya bahagia bisa bergabung dan menikmati menjadi penari, permasalahan lainnya hadir.

Saat prajurit Korea Utara yang selamat dari pertempuran yang juga sahabat dari Ro Ki-soo, Kwang-gook (Lee David) dan juga kakaknya Ro Gi-jin (Kim Dong-geon) ditangkap dan ditempatkan di kamp penjara Geoje, keadaan mulai berubah.

Saat itulah orasi Kwang-gook untuk menentang dan melawan kembali tentara Amerika dan orang Korea yang berkhianat dengan perlawanan secara gerilya. Ro Ki-soo dan orang Korea Utara yang menjadi tahanan lainnya mulai melakukan pembunuhan terhadap tentara Amerika. Meskipun hatinya sangat berat untuk melakukannya.

Hingga suatu hari, karena rasa iba dan kemanusiaan, Ro Ki-soo sempat melepaskan salah satu tentara Amerika, Jamie (AJ Simmons). Walau sebelumnya Ro Ki-soo mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari tentara Amerika tersebut.

Selama operasi tersebut, Sam Sik salah satu petinggi Korea Utara yang selama ini berpura-pura menjadi kacung Amerika merasa ada pengkhianat diantara mereka. Hingga menangkap Ro Ki-soo yang dicurigai menjadi salah satu pengkhianat.

Jika dirinya ingin membuktikan bukan seorang pengkhianat dari negaranya, tugasnya adalah tetap menjadi bagian dari grup menari tap dance bentukan Jackson. Saat grup tersebut selesai tampil, Ro Ki-soo diperintahkan untuk menembak mati Komandan Robert.

Saat rencana tersebut berjalan dengan baik, secara tiba-tiba Ro Gi-jin muncul untuk menggantikan tugas darinya. Yang lebih rela mengorbankan dirinya yang menurut Sam Sik adalah orang bodoh dan tidak memiliki otak.

Meski berhasil menembak Komandan Robert namun berhasil selamat, sedangkan Ro Gi-ji harus rela kehilangan nyawa. Saat itu juga Komandan Robert memerintahkan para penari selain Sersan Jackson untuk “di sapu bersih”. Ro Ki-soo berhasil selamat berkat Jackson namun harus kehilangan kakinya karena tertembak. Sayangnya ketiga temannya dari grup Swing Kids, Xiao Fang, Kang Byung-sam dan Yang Pan-rae justru mati tertembak didepannya mata.

Film ini dibuat berdasarkan cerita dari drama musikal Korea berjudul Ro Ki-soo. Swing Kids menjadi satu dari sekian banyak film Korea yang mendapatkan respon positif. Film yang berlatarkan perang Korea di tahun 1951 ini di bintangi sederet bintang besar tidak hanya dari Korea saja tetapi juga Amerika.

Bermain dengan total, akting para aktor dan aktris membuat perasaan penonton dibuat turun naik sepanjang kurang lebih 133 menit tayangan film. Penonton bisa seketika dibuat tertawa karena akting konyol dari pemain dan bisa tiba-tiba berubah sedih.

Cerita yang disajikan bukan semata-mata mengambil latar perangnya saja, namun gejolak perasaan dari para karakter, terlebih dari karakter utama Ro Ki-soo yang diperankan oleh Do Kyung-soo atau yang lebih dikenal dengan D.O. EXO. Pergejolakan dirinya yang harus berada dalam pilihan memilih negara atau hal yang disukainya yaitu menari.

Diluar para aktor senior, dua idol ini kembali mencuri perhatian dengan akting masing-masing. D.O. sendiri memang mulai diakui sebagai idol yang berhasil dalam dunia seni peran. Sedangkan Park Hye-su yang berperan sebagai Yang Pan-rae mulai diperhitungkan dalam jajaran aktris muda berbakat. Keduanya berhasil dengan akting yang tidak hanya serius saja namun juga konyol yang membuat penonton tertawa.

Para pemain Swing Kids (dok. istimewa)
Para pemain Swing Kids (dok. istimewa)

Selain akting, hal yang pantas diajungkan jempol untuk film ini adalah kemampuan 5 karakter Swing Kids dalam menarikan tap dance. Setiap karakter ternyata diketahui memiliki dasar dalam menari, tidak heran mereka sangat luwes dan berhasil dalam menampilkannya. Walau penonton tidak tahu berapa banyak take untuk mengambil scene tap dance tersebut. Tap dance memiliki tingkat kesulitan tersendiri, para pemain sepertinya sangat bekerja keras dalam berlatih untuk bisa sempurna.

Swing Kids sebenarnya masuk dalam film yang penayangannya cukup lama 133 menit atau labih dari 2 jam. Namun plot yang dihadirkan selama itu pula tidak membuat bosan penonton. Seperti yang diungkapkan diawal perasaan penonton dibuat turun naik, mungkin salah satu alasannya kenapa film ini tidak membosankan.

Film ini di negara asalnya Korea Selatan mendapatkan beragam penilaian. Kebanyakan dari mereka memberikan respon positif bahwa film ini menjadi salah satu film terbaik sepanjang 2018 di Korea Selatan. Bahkan sebelum rilis, film Swing Kids menduduki posisi pertama dalam hal pre-sales tiket yang menyentuh 70.256 pemirsa dan tingkat pemesanan 21,6%.

Diantara film Korea yang rilis berbarengan, Swing Kids menempati posisi kedua. Ajaibnya untuk penjualan pertama pada Natal tahun 2018 lalu, D.O. cs bisa mengalahkan film Hollywood sekelas Aquaman dan The Drug King sebagai film box office dengan menempati peringkat pertama. Berselang 2 hari tepatnya 27 Desember 2018, Swing Kids tembus angka 1 juta untuk jumlah penonton.

Di Indonesia sendiri, Swing Kids baru bisa disaksikan pada 9 Januari 2019 lalu. Sayangnya film ini hanya tayang terbatas di beberapa jaringan bioskop saja. Jika diukur dari penggemar yang menyukai hal yang berhubungan dengan Korea, Indonesia termasuk yang terbanyak. Apalagi film ini diperankan salah satu idol papan atas, EXO. Penggemarnya pasti cukup banyak di tanah air.

Meski begitu, film ini menjadi alternatif tontonan diantara film-film superhero Hollywood atau horor produksi tanah air. Dan bukan film dengan cerita yang bikin baper dan mewek seperti kebanyakan drama Korea.

(Sarah)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x