LASAK.iD – ARTJOG merupakan helatan seni rupa kontemporer tahunan di Kota Yogyakarta, yang diinisiasi para seniman asal kota seni tersebut. Dihelat pertama kali pada 2008 silam, perhelatan seni rupa kontemporer ini bernama Jogja Art Fair yang menjadi bagian dari rangkaian acara Festival Kesenian Yogyakarta XX.
Setahun setelahnya, Jogja Art Fair memutuskan untuk melepaskan diri dari Festival Kesenian Yogyakarta dan menggelar event secara mandiri. Baru di tahun 2010, Jogja Art Fair mengubah namanya menjadi Art Jog, yang publik tahu hingga saat ini.
Selama 17 tahun mulai dari 2008 – 2024, ARTJOG telah menjelma menjadi salah satu perhelatan seni rupa kontemporer terbesar di tanah air. Alasan kuat yang membuat banyak pihak menyematkan ARTJOG sebagai event besar tak hanya di dalam negeri tetapi juga berskala internasional.
Heri Pemad selaku Founder – Director ARTJOG merasa tersanjung ketika kerja kerasnya bersama tim sangat dihargai. Meski begitu, Heri dengan rendah hati menganggap sanjungan itu cukup berlebihan melihat yang diberikan ARTJOG masih jauh dari standar dari event yang bertaraf internasional.
“Ada wartawan dan pengamat bilang bahwa ARTJOG itu event berskala internasional. Saya sebenarnya menolak karena syarat berskala internasional yang mencakup kualitas, waktu penyelenggaraan, infrastruktur dan peserta harus ada dari luar negeri bisa dikatakan belum sepenuhnya terpenuhi selama penyelenggaraan ARTJOG. Saya tidak mau dikatakan berskala internasional agar beban lebih ringan. Maka kalau keluar kandang istilahnya itu, saya lebih senengnya jago kandang aja“, ungkap Heri Pemad.
Di sisi lain, sanjungan ini tak terlepas akan kontribusi besar yang diberikan ARTJOG untuk Kota Jogja dan kota disekitarnya terutama kaitannya dengan roda perekonomian. Perhelatan ARTJOG selama 2 bulan memberikan benefit besar terutama untuk industri perhotelan, F&B hingga pariwisata, baik yang berskala kecil hingga berskala besar.
Begitu pun dari para seniman itu sendiri, meski ARTJOG lebih banyak memamerkan karya pada seni instalasi, nyatanya banyak diburu kolektor. Bahkan sudah tak terhitung karya para seniman terpajang indah di berbagai tempat seperti museum, hotel dan banyak tempat lainnya.
Pencapaian ARTJOG di setiap perhelatan dipertegas Heri Pemad dengan mengatakan nilai yang dihasilkan bisa mencapai triliunan rupiah. Meski, Heri Pemad dalam setiap perhelatan berbagai pasang surut sering dijumpai, terutama kaitannya dengan sponsor yang sulit didapatkan dengan berbagai alasan.
“Modal rata-rata setiap penyelenggaraan ARTJOG tiap tahun itu sekitar 8.5 miliar rupiah. Tapi, itu bukan hanya berbentuk uang saja, bisa juga dari restoran atau tempat makan yang memberikan kita makan gratis selama 2 bulan sebanyak 3 kali sehari. Ada juga dengan kost-kostan maupun hotel yang memberikan fasilitas penginapan gratis untuk para seniman hingga wartawan yang ingin meliput dan banyak lagi“, tegas Heri Pemad.
Road to ARTJOG 2024 – Performa Kinestetik
Pasang surut yang justru menjadi motivasi tersendiri untuk ARTJOG untuk terus berinovasi. Misalnya, program yang masih sukses dilakukan dengan melibatkan para pelaku seni penyandang disabilitas sejak 2021. Kini, ARTJOG mencoba berinovasi dengan keluar kandang, yaitu menyelenggarakan event Road to ARTJOG 2024 – Performa Kinestetik.
“Keluar dari Jogja, kemudian membuat atau mencoba tradisi dan kebiasaan baru sebelum penyelenggaraan ARTJOG. Kita ingin menyapa temen-temen yang ada di luar Jogja. Kenapa pilih Jakarta karena pasarnya yang terbesar ya Jakarta, pengunjung termasuk kolektor yang kita temui rata-rata dari Jakarta, termasuk sponsor“, jelas Heri Pemad.
Agenda ini menghadirkan presentasi karya dari Zulfian Amrullah, seorang arsitek, perupa dan pengarah artistik dengan karya akan bentuk dan fungsi kursi. Kali ini Zulfian mengeksplorasi berbagai persepsi indrawi, pengadeganan, dan gerakan, sekaligus bereksperimen terhadap peluang narasi yang terus dibangun dari sebuah peristiwa seni.
Dialog atas pengalaman tubuh dalam karya instalasi masif ini juga akan diperkuat lewat pertunjukan tari yang dibawakan oleh Siska Aprisia, penari dan koreografer asal Sumatera Barat yang sudah kerap berkolaborasi lintas disiplin. Road to ARTJOG 2024 – Performa Kinestetik akan berlangsung mulai 20 hingga 30 April 2024 di Galeri Salihara, Jakarta Selatan.
“Mudah-mudahan dengan adanya media gathering dan Road to ARTJOG membuat presentasi karya supaya lebih dikenal untuk teman-teman yang mungkin ingin bergabung, entah dari sponsor atau kolaborator bisa connect. Supaya kita lebih luas lagi dikenal dengan harapan tradisi ini bisa berkembang tidak hanya menyapa di Jakarta tetapi keluar Jawa“, tambahnya.
Pengunjung yang ingin menikmati pameran Performa Kinestetik bisa membeli tiketnya di http://tiket.salihara.org dengan harga Rp 50.000,00/ orang. Tak hanya itu, pengunjung yang membeli tiket pameran Performa Kinestetik secara otomatis akan mendapatkan tiket mengunjungi ARTJOG 2024 secara cuma-cuma.
Informasi Pengunjung:
- Judul Acara: Road to ARTJOG 2024 – PERFORMA KINESTETIK
- Seniman: Zulfian Amrullah
- Penulis: Ignatia Nilu
- Tanggal Pelaksanaan: 20-30 April 2024
- Lokasi: Salihara Arts Center, Jl. Salihara No.16, Ps. Minggu, Jakarta Selatan
- Jam Operasional: Sabtu, 20 April 2024, pukul 16.00-22.00 WIB Minggu, 21 – Selasa, 30 April 2024, pukul 11.00-19.00 WIB (Kunjungan terakhir pukul 18.30 WIB dan hari Senin libur)
- Program Pendukung: Pertunjukan tari oleh Siska Aprisia 20 & 21 April 2024, pukul 16.00 WIB
- Tiket Masuk: Rp50.000,00/orang Tiket dapat dibeli langsung di lokasi atau https://tiket.salihara.org
Termasuk tiket mengunjungi ARTJOG 2024 – Motif: Ramalan di Jogja National Museum, Yogyakarta.
ARTJOG 2024 – Motif: Ramalan
Hendro Wiyanto, seorang kurator dan penulis berbasis di Jakarta digandeng ARTJOG untuk menjadi tim kurator. Ia bersama dengan beberapa seniman lainnya menjadikan MOTIF sebagai tema besar, dengan sub-tema trilogi-nya yang dimulai pada tahun 2023 lalu.
Hendro menghadirkan MOTIF bukan sebagai tema pameran, melainkan sebuah penawaran bagi para seniman untuk ditafsirkan, di mana ARTJOG akan memadukan ide-ide pola karya para seniman, sekaligus mengajak mereka mengungkapkan maksud dan motivasi di balik karya-karyanya.
Setelah Motif: Lamaran di tahun lalu, kini ARTJOG mengangkat tajuk Motif: Ramalan pada penyelenggaraannya di bulan Juni mendatang; mengajak seniman berkelindan di antara pengetahuan sejarah masa lalu dan ‘ramalan’ atas masa depan yang selalu penuh kemungkinan, mengimajinasikan peristiwa dan ‘sejarah’ masa depan.
ARTJOG Motif: Ramalan akan diselenggarakan pada 28 Juni-1 September 2024 di Jogja National Museum, Yogyakarta. Menyambung keberlanjutan dari gelaran sebelumnya, ARTJOG kembali menghadirkan program-program pendukung seperti Young Artist Award, ARTJOG Kids, performa•ARTJOG, Exhibition Tour, Meet the Artist, Artcare serta Jogja Art Weeks.
Simply desire to say your article is as surprising The clearness in your post is simply excellent and i could assume you are an expert on this subject Fine with your permission let me to grab your feed to keep up to date with forthcoming post Thanks a million and please carry on the gratifying work