Review

Jean Grey Sebagai Mutan Super Di Seri Akhir X-Men: Dark Phoenix

51
×

Jean Grey Sebagai Mutan Super Di Seri Akhir X-Men: Dark Phoenix

Share this article

LASAK.iD – Setelah sukses dengan End Game dari franchise film Avengers. Kini Marvels kembali dengan film unggulan lainnya yang diambil dari X-Men universe. Film yang berjudul X-Men: Dark Phoenix menjadi film ke – 12 sejak pertama kali keluar di tahun 2000 silam. Film superhero yang tidak biasa ini menjadi salah satu yang ditunggu para penikmat film dunia. Apalagi dikabarkan X-Men: Dark Phoenix menjadi film penutup untuk X-Men universe.

Umumnya sebuah film, X-Men: Dark Phoenix juga memiliki konflik yang ingin diceritakan, dengan Charles Xavier (James McAvoy) atau dikenal dengan Professor X yang kembali menjadi poros. Dirinya menjadi “malaikat penolong” bagi banyak mutan yang tersesat dan terbuang dari dunia manusia normal dengan mendirikan Xavier’s School, sebuah sekolah khusus bagi mereka para mutan.

Jika film sebelumnya Professor X berhasil membantu sosok mutan bernama Erik Lehnsherr atau Magneto (Michael Fassbender) untuk mengontrol kekuatannya. Kali ini tantangan yang lebih berat dihadapi olehnya. Alih-alih bisa mengontrol dengan memasuki pikiran, Professor X justru menemui mutan yang lebih kuat darinya.

Bermula Dari Luar Angkasa

Sejak awal Jean Grey memang dijadikan sebagai sosok mutan terkuat. Selain bisa membaca dan memasuki pikiran seperti Professor X, mutan cantik yang kali ini diperankan oleh Sophie Turner kembali digambarkan sebagai mutan pemusnah. Ditambah trauma masa kecil yang membuat Jean Grey tidak bisa mengontrol emosinya.

Sejak kecil kekuataannya memang tidak bisa terprediksi, namun dengan kemampuan dari Professor X hal tersebut dapat diredam. Beranjak dewasa hal tak yang ditakutkan dan tak terduga terjadi. Dimulai dari misi penyelamatan kru pesawat luar angkasa yang dilakukan saat para X-Men. Mereka terjebak di sebuah magnet sebuah cosmic yang memiliki kekuatan besar.

Berjalan tak sesuai rencana membuat tim X-Men menjalankan plan B. Saat itulah Jane merasa yang paling kuat diantara lainnya, mencoba menahan cosmic tersebut dengan kekuatannya agar tidak berbenturan dengan pesawat para X-Men. Seolah seperti mahkluk hidup, cosmic tersebut tidak membuat Jane terbunuh namun membuat kekuatannya semakin besar.

Kematian Yang Tidak Terduga

Sejak film pertama di tahun 2000 silam, seri X-Men memiliki pemain tetap yang menjadi icon. Salah satu yang tidak boleh terlewatkan pada karakter Raven atau yang dikenal dengan mutan dengan nama Mystique. Mutan berwarna biru yang bisa mengganti diri menjadi sosok lain tersebut selalu hadir di semua seri dari X-Men.

Memiliki peran krusial, Raven yang sejak beberapa film terakhirnya diperankan Jennifer Lawrence selalu dinantikan penggemar film tersebut. Cukup mengejutkan di film terakhir dari universe X-Men: Dark Phoenix yang sedang tayang di banyak negara, karakter Raven tidak sampai di pertengahan film, dirinya harus terbunuh tanpa sengaja di tangan Jean.

Mengejutkan memang, namun sayang kematiannya tidak dramatis saat di pertarungan. Kematian Raven justru tertusuk garpu besar yang biasa digunakan petani karena terhempas saat Jean mengeluarkan kekuatannya saat amarah menguasainya.

Untuk karakter Jean Grey sendiri memang digambarkan sama, namun di ending dirinya menjadi sosok phoenix yang menjadi highlight film X-Men terakhirnya ini. Meski jadi perdebatan tentang filosofi dari burung phoenix itu sendiri dengan yang ditampilkan pada adegan akhir (scene Jean). Hal tersebut sebenarnya wajar saja dalam sebuah cerita film, dengan mencoba hal baru dalam menafsirkan sesuatu, tanpa menghilangkan esensi dari sosok burung phoenix.

Melibatkan Luar Angkasa dan Alien Sebagai Musuh Baru Para X-Men

Di film kali ini menariknya yang menjadi musuh para X-Men bukan lagi sesama mereka, melainkan sekelompok alien yang sejak awal menginginkan kekuatan dari cosmic tersebut. Mereka pun mengikutinya sampai bumi. Dengan kemampuan berkamuflase, kelompok alien bernama D’Bari yang jumlahnya hingga puluhan tersebut menyamarkan diri seperti manusia.

Dipimpin oleh Vuk atau Villain mereka bahkan mencari informasi sampai ke gedung putih mengenai keberadaan para mutan, khususnya Jane yang memiliki kekuatan cosmic dalam dirinya. Rencana awal hanya ingin mengambil kembali kekuataan dari cosmic, Vuk dan pasukannya justru mulai merubah haluan untuk menguasai planet bumi dan dijadikan sebagai rumah baru mereka.

Memanfaatkan keadaan rapuh dari Jean yang merasa bersalah, Vuk mempengaruhinya untuk mentransfer kekuatan tersebut. Tanpa rasa curiga Jean dengan sukarela melakukannya, tanpa disadari hal itu justru bisa menghilangkan nyawanya. Upaya Vuk berhasil digagalkan X-Men lainnya yang datang untuk menjemput Jean.

Cerita Dark Phoenix Dan D’Bari Yang Tidak Kuat

Dilihat pada official posternya terlihat sosok Sophie Turner yang kali ini memerankan karakter Jean Grey dibuat menjadi highlight dibandingkan lainnya. Namun dalam filmnya tetap menampilkan kerjasama satu sama lain sebagai X-Men dibawah kepemimpinan Professor X. Benang merah cerita yang ingin ditampilkan sebenarnya cukup kuat. Sayangnya Simon Kinberg sebagai sutradara sekaligus penulisnya kurang memberikan kebebasan untuk karakter Jane sebagai sosok phoenix untuk lebih diceritakan secara mendalam.

Penegasan karakter Jean yang menjadi sosok dark phoenix memang ditampilkan namun tergambarkan secara garis besarnya saja. Andai Simon Kinberg sedikit berfokus pada karakter Jean mungkin pemahaman akan dark phoenix akan jauh lebih dramatis.

Begitu pula yang terjadi dengan D’Bari, sekelompok alien yang mengejar X-Men ke bumi untuk mengambil cosmic yang terserap dalam diri seorang Jean. Kembali peran mereka dalam film sangat minim, sekedar sebagai alien yang datang, menemukan yang dicari, merasa menjadi ancaman kemudian dimusnahkan.

Penjelasan keduanya baik Jean dan Vuk bisa menjadi karakter kuat, tanpa harus mengenyampingkan karakter lainnya, yang memang sudah memiliki kapasitasnya masing-masing dalam cerita. Kesan “tanggung” diberikan Simon Kinberg untuk keduanya. Bukan berarti film ini mutlak tidak bagus, hanya saja judul dark phoenix sebagai highlight kurang didapatkan didalam film. Memang sedikit kecewa karena dikabarkan ini merupakan seri terakhir dari universe film X-Men.

Diluar dramatisasi di beberapa bagian yang terkesan kurang, nyatanya film ini cukup enak untuk di tonton dan mulai tayang hari ini, 14 Juni 2019 di bioskop tanah air. Efek khusus khas dari Marvels yang tersaji sepanjang film tetap menjadi kekaguman tersendiri saat menonton. Apalagi fans dari seri film X-Men yang sudah menunggu film ini sejak digaungkan.

Sebenarnya di tahun 2006, seri dari X-Men dengan judul X-Men: The Last Stand juga memiliki cerita serupa namun tak sama, karena keduanya memang memiliki ceritanya masing-masing. Walaupun kedua film tersebut sama-sama menunjukan kekuatan super yang dimiliki Jean.

(Sarah)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x