Review

Review: AIR, Kisah dibalik Sepatu Legendaris Michael Jordan

58
×

Review: AIR, Kisah dibalik Sepatu Legendaris Michael Jordan

Share this article

LASAK.iD – Michael Jordan, mendengar namanya saja penggemar olahraga pasti tahu benar bahwa ia salah satu legenda olahraga dunia, terutama bola basket. MJ panggilan akrabnya telah mencicipi berbagai gelar prestisius baik individu maupun bersama klub NBA Chicago Bulls.

Secara individu mulai dari rookie of the years di awal karir profesional hingga mencatatkan namanya di daftar pemenang dunk contest. Kontes yang paling ditunggu penggemar jelang berakhirnya musim kompetisi NBA.

Bahkan free throw line dunk yang dilakukannya pada dunk contest 1988 menjadi trademark untuk Michael Jordan, yang kemudian banyak ditiru oleh banyak pemain amatir dan profesional setelahnya.

Saat itu, MJ melakukan dunk seperti melayang di udara dengan merentangkan lebar kakinya. Pose yang kemudian disematkan pada seri ketiga Air Jordan dalam bentuk siluet. Ini merupakan merek sepatu keluaran Nike yang menyematkan namanya. Sekaligus representatif dari sosok seorang Michael Jordan.

Histori yang kemudian menarik dua nama besar seperti Ben Affleck dan Matt Damon untuk mengangkatnya ke dalam film layar lebar. Bukan juga sebuah film biopik yang berfokus secara 100 persen pada sang legenda.

Sesuai dengan judulnya, AIR, cerita filmnya berfokus pada bagaimana perjalanan dari merek olahraga Nike untuk mendapatkan tanda tangan sang legenda. Di waktu bersamaan merek olahraga seperti Converse dan Adidas juga bersaing untuk hal yang sama.

Sonny Vaccaro (Matt Damon) yang saat itu menjabat sebagai eksekutif pemasaran olahraga dari divisi bola basket dari merek Nike dikenal sebagai sosok penggebrak dengan melakukan pendekatan secara personal untuk mendapatkan yang diinginkan.

Ini pula yang dilakukan Sonny untuk mendapatkan tanda tangan MJ dikontrak sneakers pertamanya. Melompati agen dari sang bintang yaitu David Falk (Chris Messina), ia mendatangi langsung kediaman orang tua dari MJ di Carolina Utara.

Jurus marketing dan pendekatan personal dilakukan oleh Sonny demi meyakinkan orang tua dan MJ untuk melirik Nike. Di mana saat itu, MJ lebih menyukai Adidas, merek asal Jerman sekaligus kompetitor dari Nike.  Ditambah kontrak yang disodorkan oleh Adidas pun tidak main-main sebesar 250 ribu dollar amerika.

Kegigihan yang membuahkan hasil ketika MJ memberikan kesempatan untuk Nike mempresentasikan sepatu yang ditawarkan. Nike kembali menantang aturan, sepatu rancangan Peter Moore (Matthew Maher) yang dinamai Air Jordan didominasi warna merah dengan sentuhan warna hitam dan putih di beberapa bagian yang sangat mencerminkan MJ dan klubnya Chicago Bulls.

Sedangkan, NBA saat itu memiliki aturan sangat ketat terkait penggunaan sneaker para pemainnya. NBA hanya mengizinkan sneaker yang dikenakan pemain harus berwarna putih. Denda sebesar 5 ribu dollar akan dikenakan kepada pemain yang melanggar di setiap pertandingannya.

Demi mengikat MJ, Sonny mewakili Nike menyanggupi untuk membayarkan denda tersebut yang sontak membuat Philip Knight (Ben Affleck), direktur Nike terkejut. Dihadapan MJ tentu Philip Knight tidak bisa mengatakan tidak walau masih dengan ekspresi terkejut.

Cukup lama Deloris Jordan (Viola Davis), ibunda dari sang bintang untuk mengabarkan ketertarikan MJ untuk bekerja sama dengan Nike. Namun, persyaratan lain diberikan Deloris Jordan untuk mengikat kerjasama tersebut.

Keluarga dan agen dari MJ yang melihat potensi besar dari Air Jordan menaikan nilai kontraknya. Selain nilai kontrak sebesar 250 ribu dollar, MJ ingin mendapat presentase hasil penjualan setiap sepatu yang terjual. Meski dirasa berat, Philip Knight yang percaya dengan intuisi Sonny menyetujui nilai kontrak tersebut.

Kerjasama MJ dan Nike untuk sepatu bernama Air Jordan pun terjadi bahkan berlangsung lebih dari 3 dekade lamanya. Nama besar MJ membuat merek dagang Air Jordan sukses besar di dunia. Tak sebatas pada penggunaannya ketika bermain di lapangan namun juga menjadi bagian dari tampilan fashion seseorang di seluruh dunia.

Komedi yang tak terduga

Menilik banyak film biopik yang diproduksi selama ini, akan lebih banyak didapati film yang lebih bercerita serius dengan konflik yang digambarkan secara dalam dan kompleks. Sebagian mungkin ditemui adanya unsur komedi untuk peregang ketegangan. Itu pun dengan presentase yang tidak banyak, hanya sesekali muncul di scene tertentu.

Penulis Alex Convery melakukan yang berbeda untuk film terbarunya berjudul AIR. Alex Convery bahkan melakukannya sejak awal film, walau sebenarnya dialog yang dilakukan antar karakter sebuah pembahasan serius, namun Alex Convery mampu menyelipkan komedi yang sebenarnya hadir hanya dari satu kata saja.

Bahkan wardrobe yang dikenakan pada karakter Philip Knight pun menjadi komedi tersendiri pada filmnya. Di momen Philip Knight mengenakan setelah baju olahraga dengan dominan warna merah muda.

Termasuk dark comedy dengan sindiran halus sepertinya menjadi wajib dalam film AIR, mengingat dalam ceritanya juga menggambarkan persaingan antar merek olahraga Nike dengan Adidas dan Converse.

Tanpa sosok Michael Jordan

Film AIR melalui penulis Alex Convery cukup apik dalam mengemas cerita. Film ini sebenarnya menitikberatkan ceritanya pada Nike namun di saat bersamaan penonton bisa melihat kisah dari Michael Jordan yang sebenarnya pun cukup kuat.

Tidak juga saling tumpang tindih satu sama lain, kedua sisi bisa tercampur dengan baik dan membuat tontonan yang menarik. Meski sosok Michael Jordan sendiri tidak ditampilkan secara gamblang dalam filmnya, namun pengaruh besar dirinya dirasakan bahkan dalam sebuah produksi film.

Persaingan industri footware

Film AIR menjadi gambaran peta persaingan industri footware dunia, yang digambarkan melalui merek besar, seperti Nike, Adidas dan Converse. Penonton diperlihatkan bagaimana cara kerja dari divisi khusus dari sebuah merek dalam menilai seorang bintang apakah pas atau tidak untuk menjadi perwakilan brand mereka.

Film ini secara tidak langsung membongkar dapur dari ketiga merek dengan fokus pada Nike. Penonton bisa melihat gaya untuk individu yang bekerja di dalamnya yang lebih santai bukan formal. Sedangkan dalam menggaet para bintang melalui sosok Sonny Vaccaro yang dilakukan secara personality kepada sang bintang.

Cara jitu yang akhirnya membuat Nike bisa mendapatkan tanda tangan kerjasama dengan bintang Chicago Bulls yaitu Michael Jordan.

Production company: Skydance Sports, Artists Equity, Mandalay Pictures
Distributor: Warner Bros Pictures, Amazon Studios
Cast: Matt Damon (Sonny Vaccaro), Ben Affleck (Phil Knight), Jason Bateman (Rob Strasser), Marlon Wayans (George Raveling), Chris Messina (David Falk), Chris Tucker (Howard White), Viola Davis (Deloris Jordan), Matthew Maher (Peter Moore), Julius Tennon (James Raymond Jordan Sr.), etc
Director: Ben Affleck
Screenwriter: Alex Convery
Producers: David Ellison, Jesse Sisgold, Jon Weinbach, Ben Affleck, Matt Damon, Madison Ainley, Jeff Robinov, Peter Guber, Jason Michael Berman
Duration: 1 hours 52 minutes