Review

Kuntilanak 2 Hadirkan Sosok Hantu Yang Punya Sisi Manusia?

78
×

Kuntilanak 2 Hadirkan Sosok Hantu Yang Punya Sisi Manusia?

Share this article

LASAK.iD – Sebuah film karya terbaru dari MVP Pictures akan tayang pada momen Lebaran 2019. Film dengan genre horor berjudul Kuntilanak akan mengisi peta persaingan perfilman tanah air. Ini merupakan sekuel dari produksi sebelumnya di tahun 2018 dengan judul yang sama. Rizal Mantovani kembali dipercaya menjadi kreator di balik layar dari film Kuntilanak 2.

Mendengar judulnya saja penikmat film tanah air pasti merasa tidak asing. Yap, sebenarnya pada pertengahan tahun 2000-an tepatnya di 2006, film Kuntilanak pertama kali muncul. Menuai sukses, film Kuntilanak berlanjut di film keduanya (2007) dan ketiganya (2008). Sama halnya dengan filmnya yang sekarang, film terdahulunya juga di sutradarai oleh Rizal Mantovani.

Sutradara Sama Namun Ruh Berbeda

Meski berbeda masanya, kenyataannya film Kuntilanak versi Julie Estelle dengan versi Sandrinna Michelle Skornicki memiliki garis merah yang sama. Dimana kedua karakter tersebut diceritakan sebagai seseorang yang memiliki ikatan dengan makhluk bernama kuntilanak, yang dalam filmnya disebut dengan Mangkujiwo. Semacam sekte yang bisa mengendalikan, memanggil bahkan memelihara makhluk halus bernama kuntilanak.

Garis merah memang sama, namun film berbeda masa ini justru memiliki ruh yang jauh berbeda. MVP Pictures sebagai rumah produksi bersama dengan Rizal Mantovani (sutradara) dan Alim Sudio (penulis) membuat perbedaan yang sangat signifikan untuk versi kekinian dari film Kuntilanak.

Sosok Kuntilanak Dibuat Layaknya Manusia

Tidak hanya dari segi karakter, penceritaan tentang sosok kuntilanak pun dibuat sangat beda. Memang tetap terkesan menyeramkan namun untuk kali ini khususnya untuk film keduanya di 2019, tim produksi membuat value baru untuk itu.

Berbicara film horor Indonesia, sosok hantu atau setan sebagian besar digambarkan hanya dari sisi menyeramkan. Kemudian ditamahkan dengan sound effect atau suara langsung dari pemeran hantu atau setan untuk menambah kesan seram.

Hal itu sebenarnya tidak dihilangkan oleh penulis maupun sutradara, namun justru penggambarannya dibuat menarik dengan cara berbeda. Sosok kuntilanak yang diperankan oleh aktris senior Karina Suwandi sebagai Karmila dibuat layaknya seperti manusia biasa. Sosok kuntilanak yang bisa berinteraksi, berjalan, memasak hingga berekspresi layaknya manusia biasa.

Meski dibuat layaknya manusia normal, namun gaya berjalan hingga intonasi saat berbicara untuk karakter Kamila, yang merupakan sosok kuntilanak tetap dibuat terlihat berbeda. Bingung seperti apa kuntilanak versi bisa berjalan dan berbicara, kalian bisa menonton film Kuntilanak 2 mulai 4 Juni 2019 mendatang.

Sebagai gambarannya, untuk kalian penggemar dari film-film ratu horor Indonesia, Suzana, pastinya pernah menonton film yang diperankannya. Di beberapa filmnya, sosok Suzana yang sudah menjadi hantu atau setan tetap menunjukan bahwa dirinya tetap manusia. Mungkin ini menjadi salah satu inspirasi dari Rizal Mantovani membuat karakter dari Karmila (kuntilanak).

Karakter Utama Anak-Anak, Film Kuntilanak 2 Ramah Untuk Semua Umur

Pemain lain untuk sekuelnya ini masih menampilkan 5 anak kecil yang menjadi fokus utamanya, dengan pemeran dan karakter yang sama, seperti Sandrinna Michelle Skornicki (Dinda), Andryan Bima (Kresna), Ali Fikry (Miko), Ali Fikry (Panji) dan Ciara Nadine Brosnan sebagai Ambar. Termasuk pemeran Tante Donna sebagai ibu angkat mereka yang diperankan Nena Rosier. Hanya Susan Sameh (Julia) dan Maxime Bouttier (Edwin) sebagai karakter baru menggantikan Auriele Moeremans dan Fero Walandouw.

Sejak film yang pertama di 2018, konsep terbaru dari Kuntilanak memang ingin ramah untuk di tonton oleh semua kalangan umur. Untuk itu karakter utama di fokuskan kepada anak-anak. Terlihat dari adegan berdarah atau kematian yang tragis dihilangkan dalam filmnya saat ini. Berbeda dengan film terdahulunya yang cukup intens ditampilkan.

Bahkan unsur komedi juga ikut ditampilkan di beberapa part dalam film Kuntilanak 2, walau memang tidak terlalu intens. Hanya sebagai pemanis dan sedikit menurunkan ketegangan karena sejak awal film ini cukup menawarkan ketegangan. Bahkan mendekati klimaks saat mereka berada di sebuah pondok yang berada di tengah hutan terlarang dan menjadi tempat tinggal dari Karmila, penonton dibuat teriak dengan ketegangan yang Rizal Mantovani ciptakan.

Kuntilanak 2 Hadirkan Sub-Genre Horor Cabin in the Wood

Membahas soal pondok di tengah hutan yang menjadi rumah dari Karmila. Ini merupakan konsep atau genre baru yang coba dihadirkan pula oleh tim produksi. Bukan seperti kebanyakan film di Indonesia yang menggunakan konsep berpindah tempat (menggunakan banyak lokasi). Kuntilanak 2 justru membangun real pondok di tengah hutan yang mengambil lokasi di Baturaden, Jawa Tengah.

Dirinya ingin membuat sesuatu yang berbeda di Kuntilanak 2, agar film horor Indonesia khususnya yang di produksi olehnya tidak terkesan monoton. Diungkapkan langsung oleh Rizal Mantovani, konsep Cabin in the Wood yang dihadirkan dirinya terinspirasi dari film di tahun 1981 berjudul Evil Dead yang menjadi pioneer untuk konsep tersebut.

Rizal Mantovani juga mengatakan, Kuntilanak 2 bukan meniru konsep Cabin in the wood dari film Evil Dead atau film Hollywood lainnya. Dirinya tetap membuat berbeda sesuai dengan kebutuhan film yang di produksi olehnya. Kuntilanak 2 hanya menggambil sisi dari sub-genre dari film tersebut.

Kuntilanak Yang Tidak Takut Paku

Sisi ceritanya sendiri yang menggambarkan kuntilanak pun dibuat berbeda. Selain sosok kuntilanak yang diperankan Karina Suwandi bisa berbicara dan memiliki perasaan. Sosok kuntilanak diceritakan di film keduanya mempan dengan senjata yang selalu dikaitkan dengannya, seperti gunting hingga paku.

Sedikit spoiler, kuntilanak disini memiliki jantung yang diletakannya di pohon yang menjadi ujung dari Hutan Ujung Sedo. Hutan yang digambarkan sebagai hutan atau sarang dari kuntilanak. Dan kuntilanak tersebut hanya bisa mati dengan senjata yang diwariskan kepada Dinda sebagai keturunan langsung dari Mangkujiwo berupa tusuk konde yang harus ditusukan ke jantung dari kuntilanak tersebut.

Sangat berbeda dari sebelumnya yang muncul dari sebuah kaca kramat, kali ini muncul dari pintu penghubung dimensi manusia dengan dunia ghaib yang berada di Ujung Sedo. Pintu ini berada di ruang bawah tanah dari pondok Karmila. Rizal Mantovani sangat membuat kesan seperti film horor luar yaa.

Gunakan Efek Khusus Untuk Kesan Seram

Film ini juga memperlihatkan beberapa efek khusus berupa CGI. Salah satunya untuk scene dalam mobil, scene kepala dari Karmila terpisah dari tubuhnya karena sabetan kapak dari Julia dan mulut dari Karmila saat menjadi kuntilanak yang berubah seketika seperti monster yang menyeramkan. Termasuk efek dari make up pun ditampilkan.

Efek khusus CGI dan make up tersebut memang belum terlihat mulus 100 persen di beberapa bagian namun cukup berhasil untuk membuat kesan dramatis dan seram sepanjang film. Ditambah juga dengan sound efek juga yaa.

Film Yang Kurang Bikin Greget Di Ending

Hanya saja film keduanya ini menurut tim Lasak.id ada sisi kurangnya juga. Salah satunya pada scene terakhir atau menjelang klimaks dari filmnya. Dimana seharusnya kita dibuat dramatis juga menegangkan tapi disini sedikit kurang mendapatkan feel tersebut. Bisa dikatakan kurang greget, bukan tidak bisa akting hanya saja kurang ekspresif untuk 5 peran utama anak-anaknya.

Hal lain yang juga cukup mengganggu ada pada scene pondok di tengah hutan. Bukan dari bentuk set dari pondoknya. Karena pondoknya sendiri sangat membantu membuat kesan seram. Termasuk properti yang dihadirkan dalam set, seperti set berupa panggung pentas untuk menampilkan wayang.

Yang sedikit mengganggu saat mengambil bagian belakang dari pondok tersebut. Angle tersebut mengarah ke sebuah sisi lain dari hutan. Entah sengaja atau tidak namun kamera juga ikut merekam seperti pos penjagaan pada sebuah tempat wisata.

Kenapa mengganggu karena sejak awal mulai menampilkan scene pondok, penggambaran kesan dark, seram dan jauh dari pemukiman karena sebuah hutan terlarang cukup berhasil. Tiba-tiba terlihat pos tersebut sedikit agak mengganggu. Meski di salah satu dialog antara Dinda dan anak-anak lainnya mengatakan “warga sekitar”.

Itu hanya sebagian kecil saja dari film Kuntilanak 2 yang sedikit mengurangi 100 persen sempurna. Meski begitu, film ini tim Lasak.id rekomendasikan sebagai tontonan di libur Hari Raya nanti yang bisa membuat kita menjerit ketakutan. Filmnya akan tayang pada 4 Juni 2019 mendatang.

(Sarah)

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x