Review: Sound of Freedom, Saat Suara Anak-Anak Kembali Terdengar

LASAK.iD – Sound of Freedom menjadi film terbaru dari rumah produksi Metanoia, Santa Fe Films. Sebuah film berdasarkan kejadian nyata tentang penculikan dan eksploitasi anak di bawah umur oleh predator anak untuk dipekerjakan paksa. Mirisnya kebanyakan dari mereka dijadikan budak protitusi untuk mendulang keuntungan.

Sound of Freedom yang disutradarai Alejandro Monteverde yang juga menulis naskah filmnya bersama Rod Barr mengambil latar lokasi di beberapa negara di benua Amerika, seperti begara bagian California (Amerika Serikat), Honduras (Amerika Tengah) dan Kolombia (Amerika Selatan).

Sedangkan, latar cerita filmnya mengambil sudut pandang Tim Ballard (Jim Caviezel), seorang agen khusus yang bekerja untuk Homeland Security Investigations (HSI). Pada 2013, Tim Ballard bersama rekannya Chris (Scott Haze) menyelesaikan sebuah misi untuk menangkap seorang pedofil bernama Ernst Oshinsky (Kris Avedisian).

Penangkapan yang membuat Tim Ballard tidak merasa puas dan ingin terus mengungkap jaringan besar dari para predator anak terutama setelah mendengar cerita dan cara kerja yang dilakukan jaringan tersebut melalui tersangka Oshinsky. Saat Tim Ballard mencoba mendapatkan kepercayaan dari Oshinsky bahwa dirinya juga seorang pedofil.

Aksi yang membuatnya mampu menyelamatkan seorang anak laki-laki bernama Miguel Aguilar (Lucás Ávila) yang diculik bersama Rocío Aguilar, kakak peremuannya dan anak-anak lainnya dari kampung halamannya di Tegucigalpa, Honduras. Cerita Miguel membuat Tim Ballard bersemangat mengungkap kasus besar dari kasus tersebut dengan pergi ke negara Kolombia.

Meski sempat mendapat pertentangan dari pimpinannya, Frost (Kurt Fuller) akhirnya Tim Ballard melakukan misi tersembunyi di Kolombia. Selama di sana, Tim dibantu Jorge (Javier Godino) polisi setempat untuk menggali informasi tentang Giselle (Yessica Borroto), mantan Miss Cartagena. Tim pun mendapatkan bantuan dari seorang mantan Cali Cartel yang bertobat dan kini membantu menyelamatkan ribuan anak dari sex trafficking yang dikenal dengan nama Vampiro (Bill Camp).

Trio solid yang menggunakan segala cara yang cukup nekat untuk membebaskan semua anak-anak tersebut. Walau tujuan utama dari Tim hanya ingin menepati janjinya kepada Miguel untuk membawa pulang Rocío Aguilar kepelukannya dan sang ayah, Roberto Aguilar (José Zúñiga).

Bahkan nekat memasuki kawasan hutan rimba di Kolombia, yang menjadi pemukiman kelompok pemberontak bersenjata. Daerah berbahaya bahkan Jorge dan koleganya di kepolisian tak ingin menginjakan kaki di sana. Hal itu tidak menyurutkan keinginan besar Tim untuk menyelamatkan Rocío, walau dengan resiko yang sangat besar.

Meski tidak bisa menghentikan praktek dari sex trafficking secara total, setidaknya yang dilakukan Tim Ballard menjadi pemicu banyak pihak untuk peduli akan isu kemanusiaan yang menimpa anak-anak di bawah umur dan mulai bertindak. Kepedulian yang tinggi membuat Tim Ballard mendirikan organisasi non-profit bernama Operation Underground Railroad (O.U.R.) pada Oktober 2013.

Sound of Freedom yang juga mengusung genre crime untuk filmnya ternyata cukup minim dalam menghadirkan adegan aksi. Hal itu tetap ada namun tidak se-intens seperti kebanyakan film dengan genre serupa. Rasa jengkel, emosi dan gregetan tetap hadir ketika menonton, sesuatu yang dibangun dari karakter villain filmnya.

Film ini secara keseluruhan ingin membangun rasa simpati dan empati di penonton filmnya dan lebih luas kepada publik dunia untuk lebih peduli tentang sex trafficking yang sebenarnya tidak bisa dikesampingkan. Kasus HAM yang menyangkut anak-anak hingga remaja yang digambarkan dalam filmnya cukup miris. Secara gamblang, value yang dihasilkan dari eksploitasi anak-anak ini ternyata memiliki nilai besar hingga 150 milyar per tahun.

Bahkan pertumbuhan menjadi yang tercepat hingga menyentuh 5000 persen dibandingkan industri yang benar-benar legal. Meski memiliki nilai yang menjanjikan namun hal ini tetap ilegal dan mirisnya memutus keceriaan dan senyum anak-anak di dunia. Ini menjadi film menggugah sisi humanity yang cukup berhasil.

Film ini bisa saja menjadi sajian yang biasa ketika sebuah cerita berdasarkan kisah nyata tidak menekankan pada sisi yang menggugah hati penonton. Film ini cukup berhasil untuk membuat sisi humanity penonton untuk lebih peduli akan isu yang diangkat filmnya. Namun, filmnya pun bisa saja membosankan jika tidak diberikan warna lainnya.

Warna lain yang coba diberikan melalui chemistry yang dibangun oleh 3 karakter, Tim Ballard, Vampiro dan Jorge. Masing-masing membawa peran berbeda untuk penonton berekspresi. Tim Ballard misalnya, penonton dapat merasakan sisi simpati, empati, kadang kasihan dan juga jengkel.

Vampiro yang digambarkan sebagai mantan cali cartel, yang seharusnya menyeramkan justru sebaliknya, karakter ini cukup membawa sisi tenang dan humor dari filmnya. Karakter Jorge menjadi trigger dari dua karakter sebelumnya, bisa membawa simpati tetapi juga hadirkan humor.

Sound of Freedom menjadi salah satu film biografi yang memiliki pesan moral mendalam. Bisa menjadi pilihan tontonan jika ingin melihat film menegangkan tetapi tidak perlu banyak adegan aksi didalamnya. Mencoba diwakili melalui dialog, mimik, gesture, tone color filmnya dan scoring yang ditampilkan.

Production company: Metanoia, Santa Fe Films
Distributor: Angel Studios
Cast: Jim Caviezel (Tim Ballard), Bill Camp (Vampiro (“Vampire”)), Cristal Aparicio (Rocío Aguilar), Javier Godino (Jorge), Yessica Borroto Perryman (Giselle), Manny Perez (Fuego), Eduardo Verástegui (Paulo Delgado), Lucás Ávila (Miguel Aguilar), Samuel Livingston (Simba), etc
Director: Alejandro Monteverde
Screenwriter: Rod Barr, Alejandro Monteverde
Producers: Dave Adams, Carlos Alvarez Bermejillo, Camilo Buendia
Duration: 2 hours 11 minutes