Review

Review: Srimulat: Hidup Memang Komedi, Kejutan di Post Credit

334
×

Review: Srimulat: Hidup Memang Komedi, Kejutan di Post Credit

Share this article

Srimulat: Hidup Memang Komedi menjadi babak kedua dari perjuangan grup lawak ketika mengadu nasib di Ibu kota.

LASAK.iD – Srimulat merupakan grup lawak legendaris tanah air yang didirikan Teguh Slamet Rahardjo di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1950. Meski resmi bubar pada tahun 1989, namun nama dan jokes khas dari grup ini tidak pernah hilang bahkan hingga saat ini.

Saking melekatnya Srimulat di masyarakat Indonesia terutama sejak kehadiran mereka di layar televisi, membuat film maker tanah air meminang grup tersebut untuk dibuatkan film khusus tentang grup lawak tersebut.

Film terkait Srimulat pertama kali dibuat pada 2013 berjudul Finding Srimulat. Selain Reza Rahadian dan Rianti Cartwright, pemeran lainnya merupakan anggota asli dari Srimulat. Film mendapatkan respon positif dari penonton tanah air.

Selang hampir satu dekade, film menyangkut Srimulat kembali diproduksi dengan judul Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama. Film di bawah arahan sutradara Fajar Nugros resmi dirilis di bioskop pada Mei 2022 lalu.

Berbeda dengan film pertamanya, Srimulat: Hil yang Mustahal – Babak Pertama lebih kepada film biopik tentang perjalanan grup lawak besutan Teguh Slamet Rahardjo mengadu nasib di Ibu kota untuk pertama kalinya tampil di televisi nasional.

Di mana, para tokoh dalam Srimulat diperankan oleh aktor tanah air, seperti Juan Bio One (Gepeng), Indah Permatasari (Royani), Elang El Gibran (Basuki), Erika Carlina (Djudjuk), Dimas Anggara (Timbul), Morgan Oey (Paul), Zulfa Maharani (Nunung), Ibnu Jamil (Tarsan), Erick Estrada (Tessy), Naimma Aljufri (Rohana), Teuku Rifnu Wikana (Asmuni) , Rukman Rosadi (Teguh) dan Rano Karno (Babe Makmur).

Kini, babak kedua dari filmnya hadir kembali dengan judul Srimulat: Hidup Memang Komedi. Film ini melanjutkan kembali kisah grup lawak Srimulat di Ibu kota. Kali ini, fokus ceritanya mulai beragam kepada personal dari anggotanya.

Terutama pada sosok Gepeng yang terjebak dalam dilema antara karir, keluarga, persahabat atau cintanya kepada Royani. Selain itu, diceritakan juga awal mula sosok Tessy menjadi sosok yang lemah gemulai. Perubahan yang ternyata menjadi identitas dari seorang Tessy yang dikenal masyarakat hingga hari ini.

Review

Srimulat: Hidup Memang Komedi seperti diungkapkan Fajar Nugros sebagai sutradara menjadi babak kedua dari kelanjutan kisah grup lawak Srimulat yang mengadu nasib di Ibu kota. Di babak pertama kita diperlihatkan para anggota Srimulat yang mencoba menyesuaikan kehidupan sosial mereka di Ibu kota.

Sekaligus me-recall kembali memori penonton yang tumbuh bersama dengan Srimulat, akan jargon khas Srimulat juga para anggotanya. Kini, Fajar Nugros yang juga menulis cerita filmnya lebih memperluas cerita dengan mencoba membuat konflik cerita yang lebih kompleks.

Kali ini, Fajar Nugros mencoba menonjolkan konflik pada beberapa anggota, namun tetap erat kaitannya dengan Srimulat itu sendiri. Terlihat jelas, karakter Gepeng dan Tessy yang kali ini menjadi pusat konfliknya. Tetapi tidak juga mengenyampingkan karakter lainnya dengan tetap memberikan screen time yang adil.

Pada Gepeng masih berkutit dengan kepercayaan diri dan kepercayaan dari anggota Srimulat akan kehadirannya di grup tersebut. Juga kisah cintanya yang tidak berjalan mulus dengan Royani. Sedangkan Tessy merasa belum menemukan jati dirinya di grup Srimulat.  Sampai akhirnya, batu akik dan pertemuannya dengan sekelompok waria di Ibu kota justru membentuk karakter sejatinya.

Identitas atau kekhasan yang membuat sosok Tessy yang dikenal hingga generasi sekarang. Laki-laki melambai dengan aksesoris khasnya yaitu batu akik di seluruh jari jemari.

Secara benang merah sejak film pertama hingga terbaru masih mempertahankan hal sama, yaitu perjuangan grup Srimulat di Ibu kota. Pengembangan atau hal baru ada pada pengembangan konflik, tentunya gesture dan mimik yang menjadi ciri khas sekali dari Srimulat sekali lagi ditampilkan dalam sekuel-nya ini.

Sebagai sebuah sekuel atau film dengan cerita berlanjut, Fajar Nugros menampilkan adegan dari film sebelumnya. Ini tentu dilakukan Fajar Nugros untuk menjaga ritme dan rasa sekaligus sebagai trigger untuk penonton akan kedua film Srimulat.

Fajar Nugros melakukannya kurang lebih 25 persen dari total filmnya. Sesuatu yang baik tetapi juga dirasakan terlalu panjang untuk sebagian penonton, terutama yang sudah menonton babak pertamanya. Sedangkan, penonton baru mungkin akan mengabaikannya, merasa seperti melihat sebuah film baru.

Bicara Srimulat tentu tidak boleh hilang akan kekhasan gaya lawak secara grup maupun para anggotanya, baik secara gesture atau mimik. Pada filmnya kini, Srimulat: Hidup Memang Komedi hal tersebut ditampilkan lebih banyak, namun untuk intensitas dalam mengukur kelucuan lebih dirasakan pada film pertamanya.

Pada film pertama menjadi perkenalan untuk mengingatkan akan grup lawak Srimulat. Sedangkan pada film keduanya, cerita lebih berkembang, sehingga komedi dan drama mencoba dibagi sama rata tanpa harus saling tumpang tindih satu sama lain.

Itu juga yang mungkin menjadi alasan sub-judul dari kedua filmnya berbeda, sebagai gambaran bahwa perjalanan Srimulat yang tergambar sebagai ‘hil yang mustahal‘. Namun, dalam proses perjalanannya dipenuhi drama dan komedi yang bisa dikatakan ‘hidup memang komedi‘.

Pada sisi komedi, yang membuat pecah tawa di penonton dengan kehadiran dari anggota Srimulat asli, yaitu Tessy dan Nunung. Sebenarnya, kehadiran keduanya sudah dibocorkan sejak info film keduanya siap dirilis bahkan di trailer dari filmnya. Sesuatu yang sangat ditunggu-tunggu penikmat filmnya, betul saja kehadiran dan lawakan khas keduanya membuat tawa pecah di penonton.

Ditambah dengan kode besar ketika post credit dimunculkan. Di mana, karakter yang dimainkan oleh aktor muda Omara Esteghlal adalah Kadir. Kemunculannya di akhir membuat spekulasi cerita perjalanan grup Srimulat dalam film biopik versi Fajar Nugros akan berlanjut.

Production companyIDN Pictures, MNC Pictures
Distributor: IDN Pictures, MNC Pictures
Cast: Juan Bio One (Gepeng), Indah Permatasari (Royani), Elang El Gibran (Basuki), Erika Carlina (Djudjuk), Dimas Anggara (Timbul), Morgan Oey (Paul), Zulfa Maharani (Nunung), Ibnu Jamil (Tarsan), Erick Estrada (Tessy), Naimma Aljufri (Rohana), Teuku Rifnu Wikana (Asmuni), Rukman Rosadi (Teguh), Rano Karno (Babe Makmur), etc
DirectorFajar Nugros
Screenwriter: Fajar Nugros
Producers: Susanti Dewi, Emilka Chaidir
Duration1 hours 45 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x