Review

Review: Marry Me, Romansa Klasik Pada Modern Love Story

50
×

Review: Marry Me, Romansa Klasik Pada Modern Love Story

Share this article

LASAK.iD – Februari identik dengan bulannya kasih sayang atau dikenal sebagai hari valentine, yang perayaannya tepat di tanggal 14 Februari. Setiap orang punya caranya tersendiri untuk merayakan. Satu di antaranya dengan menonton film dengan tema drama romantis atau drama percintaan.

Satu film berjudul Marry Me yang tayang mulai 11 Februari ini bisa menjadi referensi. Hadir dengan genre romantic comedy, film ini menawarkan cerita sederhana juga konflik ringan. Jadi sangat cocok menemani malam perayaan valentine kalian.

Disutradarai Kat Coiro, Marry Me adalah film berdasarkan novel grafis dengan judul sama karya Bobby Crosby. Meski begitu, ide ceritanya ternyata sudah tercetus sejak 7 tahun lalu. Saat itu, Elaine Goldsmith-Thomas sebagai produser melihat potensi filmnya menjadi romansa yang relevan dengan zaman sekarang. Dengan pertemukan romansa klasik dari dua film, yaitu Roman Holiday (1953) dan Notting Hill (1999).

Ide yang kemudian John Rogers, Tami Sagher dan Harper Dill tuangkan menjadi modern love story. Untuk menjadikan filmnya relevan dengan masa sekarang, Marry Me berkutat tentang selebritis, pernikahan dan media sosial.

Namun, karakter diperankan aktris dan aktor, seperti Jennifer Lopez sebagai Kat Valdez dan Owen Wilson sebagai Charlie Gilbert. Romansa klasik tetap kental terasa namun tetap pada kisah cinta kekinian (modern love story).

Dengan menonjolkan pada media sosial yang pada masa sekarang bagai candu bagi setiap individu. Terlebih untuk mereka para selebritis dengan alasan untuk lebih dekat dengan penggemar. Walau menyangkut kehidupan pribadi sang artis itu sendiri.

Marry Me yang bercerita pada semua hal tersebut, diwakili oleh Jennifer Lopez sebagai superstar musik bernama Kat Valdez. Karakter sebagai selebritis dunia digambarkan dengan jadwal yang super padat. Keseharian yang tak lepas dari jepretan kamera. Serta kehidupan di media sosial yang tidak boleh ketinggalan. Demi mencuri lebih banyak perhatian penggemarnya sebagai pengguna dunia maya.

Menonton filmnya dan melihat fakta di dunia nyata, Marry Me tak sekedar sebuah gagasan ide yang kemudian dikembangkan. Film ini lebih seperti menjiplak kehidupan seorang selebritis di dunia nyata kemudian dikemas kembali menjadi audio visual menarik yaitu film.

Film ini pun seolah menjadi representatif dari kehidupan Jennifer Lopez secara pribadi. Terlalu banyak part yang memiliki kemiripan pada tiga hal yang menjadi bold filmnya, yaitu selebritis, pernikahan dan media sosial.

Selain itu, ini seperti mengulang memori Jennifer Lopez dari film Maid in Manhattan terdahulu di tahun 2002. Yang ternyata juga diproduseri orang yang sama, Elaine Goldsmith-Thomas. Saat itu, Jennifer Lopez perankan karakter menjadi orang biasa sekaligus single parent, kebalikan dari filmnya kini.

Cerita pada Marry Me pun terbilang mirip dengan film Jennifer Lopez tersebut. Begitu juga dari banyak pembuat film lain, yang membawa kesan sama. Di mana film dengan alur cerita seperti ini ujung ceritanya akan mudah tertebak. Sepanjang film penonton sudah sangat terarahkan untuk mengetahui filmnya akan memiliki akhir yang happy ending.

Tinggal bagaimana film yang saat ini dibuat dengan adanya pembeda. Itulah yang dilakukan penulis, selain media sosial agar related dengan penonton saat ini. Ketiga penulis juga menambahkan unsur musikal pada film Marry Me.

Film Marry Me menjadikan musik dan lagu cukup kuat dengan memiliki perannya tersendiri. Atau bisa dikatakan menjadi bagian dari benang merahnya. Musik dan lagu tak lagi sekedar latar untuk memperkuat sebuah adegan atau sekedar bagian soundtrack filmnya saja.

Satu contohnya untuk lagu dengan judul yang sama, yaitu Marry Me cukup membawa penonton ke suasana yang lebih dalam untuk lebih mendalami pesan yang ingin disampaikan filmnya. Menarik juga ketika lagu Marry Me dan beberapa lagu lain dari filmnya mampu membuat ketagihan untuk mendengarnya lagi. Pilihan yang tepat untuk menjadikan pembeda dari film sebelumnya dengan penyajian cerita yang sama.

Production company: Perfect World Pictures, Nuyorican Production, Kung Fu Monkey Production
Distributor: Universal Pictures
Cast: Jennifer Lopez (Kat Valdez), Owen Wilson (Charlie Gilbert), Maluma (Bastian), John Bradley (Collin Calloway), Sarah Silverman (Parker), Michelle Buteau (Melissa), Chloe Coleman (Lou Gilbert), etc
Director: Kat Coiro
Screenplay: John Rogers, Tami Sagher, Harper Dill
Producers: Jennifer Lopez, Elaine Goldsmith-Thomas, John Rogers, Benny Medina 
Duration: 1 hours 52 minutes