Film

The Trading Floor, Gebrakan Terbaru Andy Lau

162
×

The Trading Floor, Gebrakan Terbaru Andy Lau

Share this article

LASAK.iD – Siapa tak kenal Andy Lau, aktor kawakan asal Hongkong. Pemeran dan produser film, pembawa acara dan juga penyanyi ini bukan hanya superstars, namun juga penghibur yang dikenal sebagai pekerja keras dan memiliki etos kerja. Maka tak heran, diusianya yang melewati separuh abad, Lau tetap produktif.

Baru-baru ini, Andy Lau dipercaya memproduseri The Trading Floor, sebuah mini seri yang berkisah tentang lantai bursa Hongkong. Tayang minggu lalu, The Trading Floor dapat dinikmati pada channel Star Chinese Movies setiap Kamis malam pukul 19.30. Serial yang diangkat dari kisah nyata ini didukung oleh sutradara papan atas Hongkong KK Wong serta artis senior Hongkong seperti Maggie Cheung Ho-yee, Francis Ng, Joseph Chang, Jacky Cai, Carlos Chan serta penampilan spesial dari Patrick Tam.

Meski wajahnya tak muncul dalam serial ini, namun The Trading Floor dianggap sebagai gebrakan terbaru Andy Lau di industri perfilman Hongkong. Apa sebab? Simak 7 fakta menarik tentang The Trading Floor:

1.   Didukung Korporasi Bergengsi

The Trading Floor merupakan hasil kerjasama Andy Lau dengan Fox Networks Group dan Tencent Penguin Pictures. Fox Networks Group merupakan adalah bisnis multi-media internasional oleh 21st Century FOX. FOX mengembangkan, memproduksi dan mendistribusikan 300+ saluran hiburan, olahraga, faktual dan film. Di Indonesia, saluran-saluran FOX yang populer adalah FOX, FOX Sports, FOX Life, FOX + dan National Geographic Channel. The Trading Floor tayang pada Star Chinese Movies yang merupakan saluran favorit untuk program-program berbahasa mandarin.

Sementara Tencent Penguin Pictures merupakan rumah produksi asal China yang membuat film dan animasi berdasarkan buku, komik dan video games. Tencent juga dikenal sebagai raksasa China dengan platform sosial media paling populernya yaitu WeChat.

2.    Hanya 5 episode

Dalam konferensi pers di Hongkong 24 Mei lalu, Andy Lau mengatakan untuk menggambarkan lantai bursa Hongkong, berapapun jumlah episode yang dibuat tidak akan pernah cukup. “The Trading Floor  menyagkut ilmu Jual Beli Saham yang sangat dalam dan berhubungan dengan Ekonomi dan Politik di Hongkong. Jadi sangat luas,” ujar Andy Lau dihadapan media.

Dalam sebuah wawancara dengan Cora Yim, Head of the Chinese Entertainment at FNG Asia, ia mengatakan konsep mini seri The Trading Floor mengadopsi sistem pilot, sistem produksi serial TV yang banyak dipakai di Amerika. “Memproduksi sebuah mini seri butuh biaya yang tidak sedikit. Maka bila 1 episode saja tidak cukup, dan 20 episode terlalu panjang, maka kami rasa 5 episode cukup untuk dasar sebuah cerita,” jelas Cora.

3. Karya Pertama Focus Production

The Trading Floor merupakan proyek pertama Focus Television Production Limited, rumah produksi milik Andy Lau. Serial ini juga sepenuhnya berbahasa Canton dan Mandarin. Namun jangan khawatir, penonton di Indonesia tetap dapat mengikuti cerita karena tersedia subtitel berbahasa Indonesia.

4. 3 Tahun Proses Produksi

The Trading Floor di produksi selama 3 tahun. Untuk sebuah mini seri dengan 5 episode, waktu tersebut terbilang lama. Lamanya proses produksi menandakan serial ini tidak sekedar jadi, namun melalui proses riset dan pembelajaran oleh para pendukungnya untuk mendalami peran.

“Saya belajar banyak dari series ini. Saya belajar tentang stock and share dan sisi gelapnya. Sebelumnya saya hanya tau sedikit, tapi untuk serial ini, saya akhirnya mengalokasikan waktu khusus untuk mempelajarinya. Tidak hanya saya, semua artis pendukung juga belajar banyak tentang saham,” ujar Maggie Cheung Ho-yee saat wawancara khusus dengan media dari Indonesia.

5. Dukungan Artis Papan Atas Hongkong

Bagi penikmat layar kaca era 90 – 2000, nama-nama artis pendukung The Trading Floor pasti sudah tidak asing lagi. Sang pemeran wanita Maggie Cheung Ho-yee, populer saat memerankan Ching Ying dalam serial The Condor Heroes (1995). Francis NG dikenal lewat serial Triumph in the Skies, Young and Dangerous, Once Upon a Time in Triad Society dan The Mission. Serta Patrick Tam, peraih Best Supporting Actor Award dalam Hongkong Film Awards 18 tahun 1999 dalam perannya sebagai Push Pin dalam Beast Cops.

6. Shooting di 2 Negara

Lokasi shooting The Trading Floor dilakukan di Kuala Lumpur dan Hongkong. Salah satu tantangan dalam memproduksi serial ini adalah menemukan lokasi yang cocok dengan atmosphere yang ingin dibangun. Kuala Lumpur akhirnya dipilih sebagai salah satu lokasi shooting.

“Shooting di Kuala Lumpur untuk mendapatkan atmosphere yang sesuai dengan cerita. Saya sendiri belum pernah ke Kuala Lumpur. Jadi saya sampai riset semua makanan enak, saya juga bertukar informasi restaurant enak di Kuala Lumpur dengan media Hong Kong yang ada di Kuala Lumpur,” cerita Francis Ng tentang pengalamannya shooting di Kuala Lumpur.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x