ReviewCinemaFilm

Review: The Prosecutor, Saat Donnie Yen Mengubah Cara Kerja Kejaksaan

229
×

Review: The Prosecutor, Saat Donnie Yen Mengubah Cara Kerja Kejaksaan

Share this article

The Prosecutor film lainnya yang menempatkan aktor Donnie Yen sebagai pemain, sutradara dan produser dalam satu produksi film setelah Sakra di tahun 2023 lalu.

LASAK.iD – Donnie Yen aktor Asia berlabel dunia kembali untuk film terbaru berjudul The Prosecutor. Film yang mengusung genre action thriller diketahui menjadi spesialis aktor 61 tahun tersebut. Sesuai judulnya, film yang juga disutradarai sang aktor menceritakan Fok Zi Hou, seorang petinggi kepolisian yang memutuskan di usia yang tidak muda dengan menjadi seorang jaksa.

Bermula dari ketidakpuasan Fok Zi Hou semasa bekerja di kepolisian mendapati penjahat yang ditangkapnya justru bisa terbebas dari berbagai jerat hukum. Para penjahat kelas kakap yang seakan kebal akan hukum. Tubuhnya yang mulai merasakan lelah beraksi menangkap penjahat, Fok Zi Hou kembali mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa.

Kasus pertamanya sebagai jaksa ternyata cukup pelik, melibatkan penjahat kelas kakap di jejaring pengedaran narkoba di Hong Kong. Memanfaatkan kelemahan masyarakat pinggiran kota yang bisa diiming-imingi uang untuk menjadi penerima paket tanpa disadari ternyata berisi barang terlarang.

Baca juga: Review: Raging Fire Bawa Nuansa Kental Film Aksi Hong Kong

Siklus yang awalnya berjalan mulus bahkan kepolisian cukup sulit untuk menembus kelompok elit yang dimulai dari perusahaan firma hukum milik Au Paak Man. Namun, kehadiran Fok Zi Hou yang semula berlabel polisi membawa kebiasaan lamanya ke profesi terbaru. Instingnya sebagai penyidik ternyata perlahan membawa titik terang dari kasus salah tangkap yang memiliki pola terencana.

Fok Zi Hou bahkan rela berjibaku dengan para penjahat yang membuatnya hampir meregang nyawa. Demi menegakkan kembali panji kejaksaan yang menjadi cahaya terang keadilan untuk siapa pun. Perjuangan dan keyakinan yang pada akhirnya membawa hasil dan secara perlahan mengubah cara pandang kejaksaan akan setiap kasusnya.

Berkat Fok Zi Hou, kejaksaan pun memiliki kedekatan yang lebih erat dengan kepolisian untuk saling bekerja sama mengungkap satu per satu kasus kejahatan, yang mungkin hingga kini belum terpecahkan. Termasuk untuk mereka penjahat yang selama ini tidak tersentuh oleh hukum, seperti Au Paak Man.

The Prosecutor masih membawa kembali penikmat film ke aksi menawan akan seni bela diri tangan kosong atau aksi baku tembak dari aktor Denny Yen. Keseluruhan tampilan film terutama beberapa hal yang kaitannya dengan sinematografi, cerita maupun karakter masih cukup kental dengan gaya produksi dari negara-negara Asia Timur, seperti Cina, Hong Kong dan Taiwan.

Namun, tak bisa menampik beberapa waktu belakang untuk film produksi Hong Kong dengan keterlibatan aktor Donny Yen, selain sebagai pemain tetapi juga produser, sutradara hingga penulis cerita filmnya, cukup membawa perubahan yang terlihat sekali pada sinematografi dari filmnya.

Pengalaman puluhan tahun di tanah kelahirannya kemudian merambah ke panggung hollywood membawa pengaruh besar dalam vision seorang Donny Yen ketika dirinya sebagai orang di depan maupun di balik layar. Sebagai aktor dalam melakoni beragam adegan yang hubungannya dengan baku hantam dan baku tembak tidak usah diragukan.

Namun, cukup menarik ketika Donny Yen menjadi sosok di balik layar, eksperimental akan sinematografi yang paling menonjol. Terlihat pada deretan film dari sang aktor (cast & crew) se-dekade ke belakang. Baik film yang bertemakan martial arts wuxia maupun action. Untuk The Prosecutor mungkin paling mendekati bahkan membawa kemiripan dengan film berjudul Raging Fire (2021).

Secara konsep yang melibatkan sang aktor sebagai polisi, selalu ada adegan aksi yang membuat penikmat film berdecak kagum. Konsep yang membuat aksi baku tembak dengan perspektif kamera first-person atau juga over the shoulder seperti pada video game kembali dihadirkan. Untuk hal itu, Donnie Yen bekerja sama pada sosok sinematografer Man Nok Wong.

Seperti juga video game, dibandingkan dengan Raging Fire, Donnie Yen kali ini menaikan levelnya. Bahkan untuk adegan keseluruhan yang menggunakan konsep tersebut jauh lebih sadis. Melalui pengambilan sudut kamera yang pas sehingga menambahkan rasa kengerian.

Untuk mempertajamnya, efek suara ketika adegan aksi dengan tangan kosong dibuat dua kali lipat dari biasanya. Sekilas memang akan terkesan lebay atau berlebihan. Ternyata ketika melihatnya secara berkelanjutan, efek suara dari tonjokan atau pukulan tersebut menambah sensasi ketika menontonnya. Bahkan membuat penikmat film untuk bereaksi dan ekspresif.

Alasan yang akhirnya memunculkan kedua film dari Donnie Yen memiliki kemiripan, pembagian dalam cerita secara plot-nya. Bagian untuk perspektif kamera first-person atau juga over the shoulder seperti pada video game diletakkan di awal film sebagai sebuah perkenalan sekaligus menarik minat atau membentuk mindset ke penikmat film bahwa filmnya memang menarik.

Flow pada dramanya pun membawa pola yang sama sekaligus membawa kekhasan dari film produksi Hong Kong untuk film dengan plot dan konsep serupa. Conclusions-nya, penikmat film akan selalu mendapatkan protagonis yang happy ending bak pahlawan karena mengalahkan antagonis utama, yang entah berakhir dengan kematian atau tertangkap dan mendapat hukuman berat.

Untuk cerita, tak ingin terjebak dengan plot yang sama dengan karakter polisi sebagai utamanya. Penulis Edmond Wong (IP Man film series) membelokkan karakter utamanya untuk menjadi seorang jaksa. Tetap pada koridor penegak keadilan, namun pada ruang lingkup cerita yang berkembang. Sesuai dengan judul filmnya itu sendiri, yaitu The Prosecutor.

Edmond Wong yang telah menulis banyak judul film, beberapa judul yang cukup membekas adalah film series untuk judul IP Man, dengan bintang utamanya tak lain adalah Donnie Yen. Memiliki sisi kuat dalam membangun sebuah cerita yang dibuat, tergambarkan kembali dalam film The Prosecutor.

Baca juga: Review: Sakra, Spin-off Novel Wuxia Demi Gods and Semi Devils

Meski ada penjabaran bagian cerita dalam pengerucutan konflik dibuat lebih panjang. Hal ini sempat menimbulkan mood yang datar untuk per sekian waktu. Namun, setelahnya mood perlahan kembali meningkat seiring dihadirkannya adegan aksi. Walau ada adegan yang melibatkan petarungan satu melawan puluhan orang yang cukup membuat penikmat film merasakan capek yang sama.

Selain itu, cerita yang dibangun memang sangat relate dengan kehidupan nyata. Ada banyak penjahat yang menjadi ahli hukum bahkan penegak hukum untuk bisa berlindungi dari hukum. Begitu pun banyaknya orang dengan kekuasaan dan uang mampu membeli hukum yang membuatnya kebal akan hukum.

Realistis dengan tambahan bumbu drama dan adegan aksi untuk kebutuhan hiburan yang menjadi value lebih filmnya untuk membuat penikmat film bisa lebih meresapi setiap bagian cerita dalam menikmati filmnya. Bahkan cukup menarik ketika sebuah dialog sindiran yang dikenal sebagai dark jokes menjadi value lebih dari cerita filmnya.

Di lain sisi, bicara tentang aktor yang menjadi karakter sentral cerita filmnya, Donnie Yen memiliki daya tarik terutama terkait adegan aksi seperti juga seniornya Jackie Chan atau aktor Ma Dong-seok asal Korea Selatan. Ketiganya memiliki magnet tersendiri untuk penikmat film menonton film yang dibintangi.

Ada yang bereaksi tegang bercampur tawa dan ada yang mengekspresikan dengan suara hingga gesture tubuh. Untuk publik tanah air sendiri ketertarikan untuk kembali melihat aksi dari Donnie Yen setelah penampilan memukau sang aktor dalam film series IP Man. Ditambah dengan cerita yang kuat dari film series tersebut yang diketahui ditulis juga oleh Edmond Wong.

Production company: Mandarin Motion Pictures, Huace Pictures
Distributor: Mandarin Motion Pictures
Cast: Donnie Yen (Fok Zi Hou), Michael Hui (Judge Hui), Pak Hon Chu (Zeng Hou Jin), Francis Ng (Joeng Tit Lap), Kent Cheng (Baau Ding), Ray Lui (Jing Sang), Mark Ho-nam Cheng (Mak Sung Dung), Mandy Wong (Defense Lawyer), Kang Yu (Gam Kong), Julian Cheung (Au Paak Man), Ming-Chuen Wang (Director Zoeng), Michael Tin Fu Cheung (Lei Ging Wai), Shirley Chan (Lei Si Man), Kong Lau (Uncle Ma), Ho Yeung Fung (Maa Gaa Git), etc
Director: Donnie Yen
Screenplay: Edmond Wong
Producers: Donnie Yen, Raymond Wong
Duration: 1 hours 57 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

3 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
noodles magazine
20 days ago

Noodlemagazine I truly appreciate your technique of writing a blog. I added it to my bookmark site list and will

noodlemagazime
20 days ago

Noodlemagazine Nice post. I learn something totally new and challenging on websites

niodlemagazine
8 days ago

Noodlemagazine For the reason that the admin of this site is working, no uncertainty very quickly it will be renowned, due to its quality contents.

3
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x