LASAK.iD – Menilik jumlah karakter yang ada dalam Marvel Comics sebenarnya tidak ada yang mengetahui jumlah pastinya. Basis dari penggemar berat komiknya pun tidak memiliki ketepatan angka. Kebenyakan dari mereka hanya memperkirakan jumlahnya yang mencapai kurang lebih 80.000 karakter.
Ini pun tergantung dari sudut pandang pembaca, siapa saja dalam komiknya yang dikatakan sebagai karakter. Karena ada mereka yang disebut sebagai pahlawan, penjahat, mutan, manusia dan banyak lainnya. Kepopuleran komiknya membuat marvel studios memulai mengaplikasikan dalam format lain, yaitu live-action (film) yang dimulai pertama kali dengan film Howard the Duck pada 1986.
Mega proyek yang terus bergulir hingga lahirnya Marvel Cinematic Universe (MCU). Era yang dimulai pada 2008 silam ini yang ditandai dengan perilisan film Iron Man. Setelahnya, dilanjutkan dengan karakter lainnya yang lebih banyak pada karakter superhero, seperti Thor, Hulk, Captain America, Ant-man hingga Spider-Man.
Kepopuleran yang didapatkan dari perilisan live-action terutama era Marvel Cinematic Universe (MCU), membuat marvel studios tidak terbatas pada mereka yang disebut dengan superhero, tetapi dari sisi berseberangan, yaitu para villain atau disebut juga antihero.
Sejalan dengan populernya era Marvel Cinematic Universe (MCU), beberapa karakter villain dalam komik marvel pun cukup menarik untuk dibuatkan filmnya tersendiri.
Dikalangan penggemar komik, dari banyaknya deretan villain, cukup populer datang dari universe dari Spider-Man (sejak era Sony). Dimulai dari era Sam Raimi’s trilogy (2002, 2004, 2007), yang saat itu karakter Spider-Man diperankan aktor Tobey Maguire dengan penjahat yang paling populernya Green Goblin. Begitu pun dengan kemunculan Venom di film ketiganya.
Keinginan Sony untuk meluncurkan proyek film yang berfokus dengan para penjahat Spider-Man berdasarkan komiknya telah diwacanakan sejak era The Amazing Spider-Man. Namun, film sekuel-nya berjudul The Amazing Spider-Man: Rise Of Electro (2014) mengalami kegagalan secara kritikal dan finansial, membuat Sony mengurungkan niatnya.
Obsesi Sony pada akhirnya terwujud pada 2018 dengan merilis Venom. Bahkan antihero yang pertama kali muncul dalam Spider-Man 3 (2007) ini telah memiliki film trilogi. Dan film terakhirnya berjudul Venom: The Last Dance pun dirilis di tahun ini.
Proyek yang menjadi bagian dari Sony Spider-Man Universe (SSU) ini pun berlanjut. Seteleh Venom menutup trilogi-nya dengan Venom: The Last Dance. Sony kembali dengan sosok villain lainnya dari Spider-Man bernama Sergei Nikolaevich Kravinoff atau lebih dikenal dengan karakter Kraven the Hunter.
Penggemar komiknya pasti sangat mengenal antihero satu ini yang diketahui secara luas sebagai salah satu musuh Spider-Man yang paling tangguh. Untuk itu, dalam komiknya, Kraven the Hunter digambarkan sebagai pemburu terhebat yang penuh dengan kehormatan. Di sisi lain, Kraven the Hunter menjadi karakter yang sangat terobsesi untuk terus menerus mengalahkan Spider-Man.
Gambaran yang secara gamblang terdapat dalam seri komik yang secara khusus menampilkan karakter Kraven the Hunter. Mulai dari edisi komik berjudul Kraven’s Last Hunt, The Gauntlet and Grim Hunt, The Unbeatable Squirrel Girl (I & II) dan juga Hunted. Gambaran Kraven the Hunter yang sudah terekam penggemar sejak lama.
Ekspektasi tinggi selalu menjadi standar awal yang diberikan penggemar komik maupun penikmat film secara umum untuk setiap produksi live-action. Untuk penggemar dari karakter antihero Kraven the Hunter sepertinya masih harus menahan diri untuk menikmati keseruan dari pertemuan dua musuh bebuyutan antara Kraven the Hunter dengan Spider-Man.
Alih-alih langsung menghadirkan perburuan dan pertarungan sengit Kraven the Hunter dengan Spider-Man. Penulis ceritanya, Richard Wenk, Art Marcum dan Matt Holloway lebih mengambil sisi journey karakter Sergei Nikolaevich Kravinoff. Sebuah film perkenalan tentang siapa sosok Sergei Nikolaevich Kravinoff hingga dijuluki Kraven the Hunter.
Penjabaran akan hal ini cukup sesuai dengan yang ada di komik. Sergei Nikolaevich Kravinoff merupakan sosok pemuda yang lahir di keluarga Rusia dari ayah bernama Nikolai Kravinoff yang memiliki kuasa dalam sebuah bisnis besar dunia. Sergei Kravinoff bersama adik tirinya Dmitri Nikolaevich Kravinoff merupakan sosok pemuda biasa.
Namun, Nikolai Kravinoff mendidiknya bersama sang adik untuk menjadi sosok pria yang memiliki power dan kuasa. Hingga suatu kejadian tidak terduga ketika Sergei, Dmitri dan Nikolai Kravinoff pergi berburu di sebuah padang savana. Mereka sedang memburu seekor singa jantan penguasa area tersebut.
Saat momen Sergei Kravinoff dan Dmitri Kravinoff terpisah cukup jauh dengan rombongan, keduanya justru dihadang oleh sang singa. Sergei sebagai kakak memiliki naluri untuk melinsungi sang adik, karena memiliki perasaan yang sebenarnya lembut membuat Sergei mengurungkan untuk menembak sang raja hutan.
Dilihat dari tatapan sang singa, ia pun tidak berniat untuk menyakiti Sergei, namun tindakan dari sang ayah yang memicu sisi kembali sisi liar sang singa yang akhirnya mengoyak tubuh dari Sergei, dan menyeretnya cukup jauh. Di sebuah semak, singa yang membawa tubuh Sergei bertemu dengan Calypso, seorang anak perempuan yang sedang menikmati petualangan di savana bersama keluarga.
Calypso yang sebelumnya mendapat nasehat dan sebuah warisan keluarga merasakan sesuatu dari momennya bersama kedua orang tuanya. Ia memutuskan untuk turun dari mobil dan berjalan ke arah semak yang sama dengan sang singa. Ternyata dan seakan sebuah takdir yang benar terjadi dari sebuah ramalan kartu tarot.
Calypso bertemu dengan Sergei yang pingsan karena koyakan kuat dari sang raja hutan. Sergei ternyata tidak dimangsa tetapi dengan sengaja tubuhnya diletakan di semak dihadapan Calypso. Melihat kondisi yang parah dari Sergei, secara spontan Calypso meminumkan ramuan warisan turun temurun keluarganya kepada Sergei.
Tanpa disadari, ramuan tersebut merupakan sebuah mystical serum yang menyimpan sebuah kekuatan besar akan alam. Benar saja, perlahan Sergei merasakan perubahan dalam dirinya, setelah menyadari seiring bertumbuhnya kedewasaan. Sergei mulai secara perlahan menyadari potensi kekuatan dari dirinya.
Karena itu, Sergei Kravinoff memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk memburu orang-orang jahat satu per satu hingga menjuluki dirinya sebagai Kraven the Hunter. Aksinya selama ini ternyata telah dipantau oleh sang ayah, yang juga ternyata memiliki tujuan dengan menempatkan Sergei Kravinoff a.k.a Kraven the Hunter untuk memburu saingannya yang tak lain Aleksei Sytsevich a.k.a Rhino untuk dikalahkan.
Tujuan yang tercapai tetapi semakin membentuk amarah yang besar dalam hati Sergei Kravinoff terhadap sang ayah. Ia memutuskan untuk menyingkirkan sang ayah tanpa menyentuhnya secara langsung. Namun, yang tidak disadari Sergei bahwa sang adik tiri yang coba untuk dilindunginya menunjukkan sisi gelap dalam dirinya.
Dmitri menemui seorang dokter yang ahli dalam percobaannya terhadap manusia untuk memiliki kemampuan tertentu. Dokter yang sama dengan Aleksei Sytsevich untuk mengubah dirinya menjadi sosok lainnya bernama Rhino. Pada akhirnya kakak beradik ini bersebrangan satu sama lain.
Kraven the Hunter dalam versi live-action mengalami sedikit pembelokan dalam perjalanan Sergei Nikolaevich Kravinoff menjadi sosok Kraven the Hunter. Namun, di sisi looks dari karakter antara komik dengan live-action cukup mirip. Sutradara J. C. Chandor dan tim produksi dari Kraven the Hunter cukup berhasil dengan memilih aktor Aaron Taylor-Johnson sebagai karakter utama filmnya.
Perawakan dari Aaron Taylor-Johnson dengan tubuhnya yang atletis cukup mewakili sosok Kraven the Hunter dalam komiknya. Untuk beberapa hal lainnya memang tidak membuat puas, terutama untuk mereka penggemar atau sekedar pembaca komiknya. Ada hal berkaitan karakter yang ditampilkan secara tidak maksimal.
Keberadaan mereka dalam film pertama Kraven the Hunter ini benar-benar seperti pemanis. Penulis hanya ingin men-spill satu per satu dari karakter yang juga memiliki peranan dalam jagat Kraven the Hunter. Namun, mereka hanya pada titik pendukung untuk membentuk memori akan Kraven the Hunter di ingatan penikmat film.
Di antaranya, karakter seperti Rhino dan Calypso yang ditunggu sisi gregetannya seperti hal karakter utama ternyata tidak terasa. Penulis seperti sengaja memberikan ruang besar dari kedua karakter tersebut dalam filmnya saat ini. Seakan penulis ingin membuat penasaran dan akan mengisi ruang besar tersebut dalam produksi film berikutnya.
Terlebih karakter Calypso yang dalam komiknya selalu berada di sisi Kraven yang juga diketahui sebagai kekasihnya. Selain gambaran dalam komiknya Calypso adalah seorang peramal, tentunya penggemar komik juga penikmat film menunggu gebrakan dari karakter yang satu ini di masa depan.
Apalagi masih ada misteri besar dibalik mystical serum turun temurun dari keluarga Calypso yang belum terpecahkan, yang mungkin di masa depan akan menjadi subjek utama dalam cerita. Seperti halnya deretan Infinity Stones dalam film marvel studios berjudul Avengers.
Begitu pun dengan karakter Dmitri, yang memberikan kejutan bahwa dia mendapatkan kekuatan super yang kita tahu dalam komiknya disebut sebagai The Chameleon. Berkaca juga dengan banyaknya film superhero yang merujuk pada komik marvel akan selalu dengan konsep bahwa villain atau antihero yang seringanya hadir dari sosok yang sebelumnya lemah dan tidak berguna.
Pada jagat Sony Spider-Man Universe terlihat dari beberapa karakter villainnya, seperti Doctor Octopus, Sandman, The Lizard, Electro hingga Mysterio. Deretan villain atau antihero yang terkadang memiliki momen untuk menjadi bagian dari superhero, seperti yang tergambarkan pada jagat MCU.
Pengemasan keseluruhan dari filmnya yang terlihat membentuk ambience filmnya yang lebih serius dibandingkan Venom, agak sedikit membuat jeda pada rasa di penikmat film. Kraven the Hunter benar-benar sebuah film perkenalan yang membuatnya menjadi film bercerita yang membuat momen tertentu terasa datar.
Ambience penikmat film pecah justru ketika Kraven the Hunter melakukan berbagai aksi sebagai karakter. Misalnya, melompat dari titik satu ke titik lainnya tanpa kesulitan, juga ketika Kraven menunjukkan sisi aslinya sebagai seorang hunter. Jebakan dan aksinya melukai musuh hanya bermodalkan berbagai jenis pisau cukup memukau dan membuat penikmat film bersorak di studio bioskop.
Seakan inilah adegan atau representatif yang ditunggu dari komik ke dalam live-action. Aaron Taylor-Johnson kembali menunjukkan mimik wajah yang mewakili gambaran dari komiknya maupun sebagai orang Rusia, yang memiliki tatapan tajam, bengis dan tanpa ampun.
Pada cerita yang berkaitan dengan skenario filmnya memang tidak bisa mengelak bahwa ada sisi yang tidak kuat. Bukan berarti film yang dibuat tidak serius, namun seperti dikatakan sebelumnya, film Kraven the Hunter hadir sebagai film perkenalan, sebagai film cerita yang lebih menawarkan gambaran untuk membentuk memori di penikmat film secara umum.
Sehingga di masa depan penikmat film tinggal menikmati sajian baru dari film berikutnya. Pada akhirnya, filmnya kini membawa penikmat film seperti ke sebuah dongeng tentang sosok Kraven the Hunter yang menjelma sebagai sosok yang legend. Konsep yang mungkin untuk penulis tidak membuat skenario yang kuat atau kompleks. Bukan berarti juga filmnya tidak bisa dinikmati.
Kraven the Hunter sebagai film debut ada faktor yang membuat rasa kurang greget dan puas. Setiap film memang tak terelakkan dari sisi plus minusnya di penikmat film. Namun, Kraven the Hunter tetap menjadi sajian film yang cukup menarik untuk melihat aksi dari antihero berbeda dalam bagiannya dengan Sony Spider-Man Universe (SSU).
Production company: Columbia Pictures, Marvel Entertainment, TSG Entertainment, Arad Productions, Matt Tolmach Productions
Distributor: Sony Pictures Releasing
Cast: Aaron Taylor-Johnson (Sergei Nikolaevich Kravinoff/Kraven the Hunter), Ariana DeBose (Calypso), Fred Hechinger (Dmitri Smerdyakov Kravinoff/The Chameleon), Alessandro Nivola (Aleksei Sytsevich/Rhino), Christopher Abbott (Foreigner), Russell Crowe (Nikolai Kravinov), Murat Seven (Omer Aksoy), Yuri Kolokolnikov (Seymon Chorney), etc
Director: J. C. Chandor
Screenwriter: Richard Wenk, Art Marcum and Matt Holloway
Producers: Avi Arad, Matt Tolmach, David Householter
Duration: 2 hours 7 minutes
Amazing Post, We waiting your next post, we we we we we are still waiting…
Rely on BWER Company for superior weighbridge solutions in Iraq, offering advanced designs, unmatched precision, and tailored services for diverse industrial applications.
Your writing is like a breath of fresh air in the often stale world of online content. Your unique perspective and engaging style set you apart from the crowd. Thank you for sharing your talents with us.
Thank you for the auspicious writeup It in fact was a amusement account it Look advanced to more added agreeable from you By the way how could we communicate
Hello, thank you to visiting us. you can email us at lasakofficial@gmail.com.
Hello thank you to visiting us and the nice comment.
Thank you..
Thank you.
Noodlemagazine I really like reading through a post that can make men and women think. Also, thank you for allowing me to comment!