LASAK.iD – Peristiwa pada Kamis pagi tanggal 11 September 2001 menjadi peristiwa yang memorable untuk dunia. Pada hari itu terjadi serangan bunuh diri di beberapa kota di Amerika Serikat yang di antaranya hingga merobohkan menara kembar di pusat kota New York.
Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai Serangan 9/11 tersebut dikecam dan memicu kemarahan dunia terutama belahan dunia barat. Setelahnya, dunia barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat mulai memburu kelompok militan Al Qaeda yang menjadi dalang dibalik Serangan 9/11 hingga ke negara asalnya, Afghanistan.
Sejak 2001 hingga terakhir kali di tahun 2021 sudah lebih dari 110 ribu tentara Amerika yang dikirim ke Afghanistan. Banyak cerita yang dialami oleh tentara Amerika selama 20 tahun mereka menginvasi salah satu negara di Timur Tengah tersebut.
Salah satu yang cukup menarik perhatian dan akhirnya di adaptasi ke dalam film layar lebar adalah kisah tragis para penerjemah yang merupakan warga asli Afghanistan yang bekerja dengan militer AS selama negara tersebut menginvasi lebih dari 20 tahun. Selain uang mereka juga dijanjikan visa imigrasi khusus untuk bisa tinggal di Amerika.
Keberuntungan tidak selalu memihak semua penerjemah, sebagian dari mereka hanya menerima janji. Pada akhirnya membuat mereka justru harus berjuang untuk dirinya dan keluarga demi bertahan hidup. Resiko terbesar ketika menjadi buronan di negaranya sendiri yang dilakukan militan Taliban karena dianggap pengkhianat negara.
Kisah para penerjemah Afghanistan tersebut kemudian dirangkai oleh Guy Ritchie bersama dua penulis lainnya, Ivan Atkinson dan Marn Davies ke dalam film berjudul Guy Ritchie’s The Covenant. Guy Ritchie juga sutradara filmnya tidak merujuk pada kisah satu orang, namun merangkum kisah yang disajikan mencoba mewakili yang terjadi selama 20 tahun.
Pengisahan melalui karakter Sergeant John Kinley (Jake Gyllenhaal) dan Ahmed (Dar Salim), dua orang yang terikat dengan perjanjian tidak tertulis. Saat Ahmed berhasil menyelamatkan John Kinley yang cedera serius seorang diri selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu hingga ke kamp militer Amerika yang berjarak 120 km.
Sinopsis Guy Ritchie’s The Covenant
Saat itu, Sergeant John Kinley dan pasukan yang dipimpinnya mendapat tugas untuk menemukan gudang senjata dari kelompok Taliban. Dalam tugas tersebut, tim dari John Kinley sudah kehilangan beberapa anggota yang salah satunya adalah penerjemah Afghanistan.
Anggota yang gugur pun digantikan dengan anggota baru, dengan beberapa pilihan Sergeant John Kinley memilih Ahmed untuk menggantikan penerjemah sebelumnya. Awal kerjasama keduanya sempat tidak sepaham karena memiliki cara berpikir yang berbeda.
Keadaan kemudian mengubah keduanya tim solid untuk saling bekerja sama satu sama lain demi bertahan hidup. Karena hanya mereka yang tersisa dari pasukan ketika penyerangan kelompok Taliban di lokasi gudang senjata yang tim Sergeant John Kinley temukan.
Aksi yang menempatkan keduanya di daftar teratas buronan paling dicari dari kelompok Taliban. Mereka yang berjarak 120 km dari pangkalan militer Amerika harus menelusuri medan berbukit dan ngarai demi terhindar dari patroli kelompok Taliban yang menguasai sebagian besar wilayah di Afghanistan.
Apesnya, mereka tertangkap di sebuah rumah tidak berpenghuni yang digunakan untuk beristirahat. Akibatnya, Sergeant John Kinley mengalami luka serius pada tangan dan kaki akibat tembakan serta kepala yang dipukul cukup keras.
Ahmed sendiri dalam keadaan baik-baik saja dan berhasil melumpuhkan tim patroli Taliban. Keadaan menjadi rumit ketika Ahmed tidak bisa membawa Sergeant John Kinley menggunakan truk milik Taliban. Jalan utama menjadi tidak aman untuk keduanya, Ahmed terpaksa membawa John Kinley dengan tanduh rakitan.
Perjalanan yang tidak mudah terutama untuk Ahmed yang harus menarik tubuh John Kinley seorang diri dengan jarak yang jauh, medan yang tidak mudah, logistik yang tidak memadai sekaligus menjadi buronan no.1 Taliban.
Dengan segala kerumitan, keduanya berhasil mencapai kamp militer Amerika yang berjarak 120 km dari lokasi awal keduanya. Keadaan yang tidak baik membuat John Kinley harus kembali ke Amerika untuk mendapat perawatan yang memadai.
Setelah sadar dari koma selama berminggu-minggu, John Kinley mendapati kabar kurang menyenangkan dari Sergeant Declan O’Brady (Alexander Ludwig) rekannya di militer, bahwa Ahmed harus berpindah-pindah tempat tinggal karena menjadi buronan no.1 Taliban.
John Kinley yang merasa berhutang nyawa kepada Ahmed terus dihantui rasa bersalah hingga membuatnya tidak nyenyak tidur. Di sisi lain John Kinley merasa geram dengan pemerintah Amerika yang mengingkari janjinya kepada mereka para penerjemah Afghanistan untuk mendapatkan visa imigrasi.
Diselimuti rasa bersalah dan hutang budi, John Kinley dengan nekat kembali ke Afghanistan bermodalkan uang hasil menggadaikan rumah miliknya untuk menepati janji negaranya memberikan visa kepada Ahmed bersama istri serta anaknya yang baru berusia 3 bulan.
John Kinley menyewa jasa profesional bernama Eddie Parker (Antony Starr) melalui rekomendasi Declan O’Brady untuk membantunya selama di Afghanistan. Sayang di hari yang ditentukan Eddie Parker mengubah perjanjian di antara keduanya.
Ini membuat John Kinley berjuang sendiri untuk menemukan dan membawa keluar Ahmed dan keluarganya dari negara tersebut. John Kinley yang sejak berbulan-bulan lalu menjadi buronan no.1 dari Taliban tentu tidak sulit untuk mengenalinya.
Sebelumnya, John Kinley sempat menemui kerabat dari Ahmed yang bernama Ali (Damon Zolfaghari), untuk mengetahui lokasi pasti dari Ahmed dan keluarganya. Ali yang seringnya berbisnis dengan kelompok Taliban mendapat keuntungan memiliki akses cukup leluasa di setiap titik patroli.
John Kinley kemudian dibantu supir andalan Ali bernama Pooya (Abbas Fasaei) untuk memudahkan melewati setiap titik patroli. Sempat dicurigai di salah satu titik patroli, John Kinley sampai harus menampakkan diri karena melihat Pooya yang mulai terdesak.
John Kinley dengan terpaksa menggunakan senjata api untuk melumpuhkan dua orang Taliban yang ternyata terlihat oleh yang lainnya. Aksinya yang membuatnya kembali menjadi buronan oleh Taliban dan mengejarnya ke lokasi Ahmed.
Sadar keberadaan mereka diketahui oleh Taliban, aksi kejar-kejaran dan baku tembak pun tidak terhindarkan sepanjang perjalanan menuju bendungan, lokasi penjemputan yang disepakati John Kinley dengan Eddie Parker. Seperti mengulang memori yang lalu, keduanya kembali beraksi menjadi tim solid.
John Kinley, Ahmed, istri dan anaknya serta Pooya tersudut di bendungan ditambah dengan amunisi yang dimiliki ketiganya ternyata sudah habis. Sedangkan, Eddie Parker tidak menunjukkan keberadaannya untuk menjemput mereka.
Walau pada akhirnya Eddie Parker hadir dengan pasukan penuh yang dimilikinya dan berhasil membombardir pasukan Taliban yang mengepung John Kinley dan Ahmed. Akhirnya mereka bisa kembali dengan selamat dan dihantarkan ke pangkalan militer Amerika untuk kemudian diterbangkan kembali ke Amerika.
Di sini, Ahmed dan keluarga kecilnya telah mendapatkan persetujuan visa yang diinginkannya selama ini untuk bisa keluar dari negaranya yang berkonflik.
Kisah kelam para penerjemah Afghanistan
Film ini lebih menampilkan sisi humanity dan drama untuk menggambarkan yang terjadi selama 20 tahun. Guy Ritchie’s The Covenant mengambil sisi kelam yang terjadi disela militer Amerika mencoba meruntuhkan dinasti Taliban di Afghanistan.
Selama periode 2001-2021 sebanyak 50.000 penerjemah telah bekerja dengan militer AS. Sejak 2008 menurut catatan sudah ada sekitar 70.000 warga Afghanistan, penerjemah dan keluarganya pindah ke AS. Namun, sekitar 20.000 penerjemah dan keluarganya masih mencari jalan keluar.
Mereka yang terlewatkan menjadi dasar cerita film Guy Ritchie’s The Covenant, digambarkan karakter Ahmed dan keluarga kecilnya, yang hanya ingin bebas dari konflik yang menerpa negaranya. Namun, butuh pengorbanan yang besar untuk itu karena Ahmed dan keluarganya dianggap sebagai pengkhianat negaranya.
Film bertemakan militer yang curi perhatian
Film ini memang mengambil satu sisi lain sebagai dasar cerita walau Guy Ritchie’s The Covenant kental membawa tema militer. Tema ini seringnya mengambil dari true event atau sekedar menjadikan kejadian asli sebagai inspirasi yang sering kali menjadi daya tarik tersendiri.
Guy Ritchie’s The Covenant misalnya, film ini mengambil part kisah dari kejadian yang terjadi selama 20 tahun tentara Amerika berada di Afghanistan. Meski dikisahkan melalui satu karakternya yaitu Ahmed, film bertema militer satu ini tidak merujuk pada satu orang tetapi keseluruhan kejadian di dunia nyata.
Meski fokus pada sisi humanity juga drama untuk kisah para penerjemah, film ini mampu mencuri perhatian penonton. Terkadang film bertemakan militer tidak melulu memperlihatkan sebuah perang besar. Ada sisi yang sebenarnya bisa menjadi treatment cerita yang menarik.
Guy Ritchie membuktikan melalui film terbarunya Guy Ritchie’s The Covenant dengan menampilkan keseruan berbeda sebagai sebuah tontonan. Ia bersama penulis lainnya mampu membangun cerita yang menarik tanpa memberikan sebuah gap atau part yang membuat titik membosankan.
Guy Ritchie membuat penjabaran di setiap momen tidak terlalu bertele-tele. Penonton cukup menikmati ketegangan, kekesalan, kesedihan hingga kelucuan yang sedikit terselip di scene tertentu di sepanjang filmnya. Sehingga setiap scene sangat ditunggu untuk ditonton.
Tema dan cerita yang serupa
Selain dari benang merah dan fokus konflik yang dibuat berbeda, selebihnya Guy Ritchie’s The Covenant masih terlalu mirip dengan kebanyakan film dengan tema dan cerita serupa terutama yang berkaitan dengan invasi AS ke Afghanistan.
Penyergapan, perang kecil atau besar, Taliban dan lainnya masih kental membawa nuansa yang sama. Beruntungnya, Guy Ritchie untuk filmnya Guy Ritchie’s The Covenant membangun flow menarik sehingga mampu mengalihkan perhatian penonton untuk fokus ke cerita filmnya saja.
Bagaimana Guy Ritchie membangun konflik antara karakter protagonis dan antagonis untuk menjadi menarik. Kekurangan yang dimaksudkan pun akhirnya bukan juga menjadi hal yang cukup fatal untuk filmnya.
Production company: Ingenious Media, Solstice Studios, STXfilms
Distributor: Amazon Prime Video
Cast: Jake Gyllenhaal (Sergeant John Kinley), Dar Salim (Ahmed), Alexander Ludwig (Sergeant Declan O’Brady), Antony Starr (Eddie Parker), Jonny Lee Miller (Colonel Vokes), Emily Beecham (Caroline Kinley), Rhys Yates (Tom ‘Tom Cat’ Hancock), Fahim Fazli (Taliban commander), Bobby Schofield (Steve Kersher), Damon Zolfaghari (Ali), Abbas Fasaei (Pooya), etc
Director: Guy Ritchie
Screenwriter: Ivan Atkinson, Marn Davies, Guy Ritchie
Producers: Ivan Atkinson, Josh Berger, Guy Ritchie, John Friedberg
Duration: 2 hours 3 minutes