ReviewCinemaFilm

Review: Kuasa Gelap, Bermain Jelangkung Berujung Pembangkitan 7 Iblis

796
×

Review: Kuasa Gelap, Bermain Jelangkung Berujung Pembangkitan 7 Iblis

Share this article

Kuasa Gelap menandai genre horror supranatural pertama Indonesia yang mengambil sudut pandang eksorsisme agama katolik.

LASAK.iD – Jagat semesta dari The Conjuring termasuk The Nun dan film lainnya, seperti The Exorcist menjadi sederet judul yang dikenal penikmat film dunia sebagai film horror supranatural yang lekat dengan katolik. Tak hanya dari sisi cerita, tetapi tampilan sinematografi filmnya yang mencuri perhatian, wajar film-film tersebut mendapatkan sukses besar sebagai film box office.

Industri film di banyak negara mungkin sebenarnya memproduksi film serupa, namun secara komersil global, produksi yang berasal dari hollywood masih mendominasi barisan terdepan. Untuk Indonesia sendiri secara produksi film horor tak perlu diragukan, hampir setiap tahun film genre ini tercatat sebagai box office dengan jutaan penonton.

Bahkan horor Indonesia memiliki kekahasan tersendiri terutama yang ceritanya berasal dari folklore atau urban legend masyarakat di berbagai daerah. Walau secara conclusion, film horor Indonesia memang lebih lekat dengan sudut pandang Islam.

Baca juga: Kuasa Gelap, Film Horor Bertema Eksorsisme dari Sudut Pandang Agama Katolik

Bukan juga bahwa kepercayaan atau agama yang lain ambil bagian di dalamnya, namun seringnya hanya menjadi bagian kecilnya saja.  Setelah sekian dekade, baru di tahun ini horror supranatural dengan sudut pandang lainnya, yaitu katolik akhirnya hadir di bioskop tanah air.

Film berjudul Kuasa Gelap hadir dari kerja sama beberapa perusahaan film, seperti Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, Nuon, Anami Films, Netzme, KMIF dan Legacy Pictures. Untuk bangku sutradara dipercayakan pada sosok Bobby Prasetyo, yang cukup dikenal sebagai sutradara spesialis film horror.

Film Kuasa Gelap pada cerita sebenarnya menjadi keinginan besar dari Robert Ronny yang juga bertindak sebagai produser filmnya. Sejak lama, keinginan terbesarnya membuat film horror supranatural tetapi dari sudut pandang katolik, seperti banyak film asal hollywood.

Setelah menunggu cukup lama dan dukungan dari banyak pihak, akhirnya impian dari Rob Ron, sapaan akrabnya dapat terwujud melalui film berjudul Kuasa Gelap. Rob Ron tidak sendiri, untuk pengembangan cerita menggandeng penulis Andri Cahyadi dan Vera Varidia.

Pengerjaannya pun ternyata tidak sebentar, riset dengan orang terkait sekaligus paham akan exorcist menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun, yang dimulai dari 2018 hingga 2024 (proses syuting hingga post pro).

Kini, film yang dibintangi Jerome Kurnia, Lukman Sardi, Astrid Tiar, Lea Ciarachel, Freya JKT48, Delia Husein dan Erdin Werdrayana akan segera tayang di jejaring bioskop Indonesia pada 3 Oktober 2024 mendatang.

Oke, jelang penayangannya yang tinggal menghitung hari, Tim Lasak.iD mendapat kesempatan untuk menonton filmnya lebih awal. Untuk referensi dan sedikit bocoran tetapi juga bukan spoiler, mari bahas sedikit tentang film Kuasa Gelap dari sutradara Bobby Prasetyo.

Review

Sejak diumumkan pertama kali, film Kuasa Gelap dengan tema dan konsep exorcist dari sudut pandang katolik memang cukup mencuri perhatian. Rasa penasaran semakin terpicu setelah perilisan poster, teaser hingga trailer filmnya untuk melihat versi utuh filmnya.

Sedikit disclaimer, Robert Ronny sebagai penulis dan produser filmnya sejak awal memang mengatakan terinspirasi dari banyak film dengan tema exorcist produksi luar terutama hollywood. Sebut saja, jagat semesta The Conjuring, jagat semesta The Exorcist hingga The Exorcism.

Ternyata, inspirasi film yang dimaksudkan terasa sekali pada filmnya. Bukan juga dalam konteks menjiplak, mengingat kisah yang diangkat dalam Kuasa Gelap merupakan kisah nyata yang terjadi di Indonesia.

Namun, film yang menjadi inspirasi pun berdasarkan kisah nyata seakan rasa yang ditawarkan Kuasa Gelap sama dengan film-film yang yang dijadikan inspirasi.

Begitu juga ketika menilik prosesi pengusiran yang dilakukan oleh father atau romo sebutannya di Indonesia yang memang harus sesuai ketentuan vatikan yang memberikan kuasa tersebut.

Walau tidak dipungkiri, penikmat film di tanah air yang lebih dulu menggemari film dari semesta The Conjuring, semesta The Exorcist hingga The Exorcism melihat sekali sinematografi yang ditawarkan dalam Kuasa Gelap memiliki sudut kamera yang serupa.

Bahkan ambience filmnya pun hampir serupa, tapi ini pun tidak juga secara gamblang pada keseluruhan filmnya. Hanya pada bagian tertentu adegan yang memberikan kesan tersebut, salah satunya sudut pengambilan footage bagian depan rumah karakter Kayla yang mengingatkan pada film The Conjuring.

Di sisi lain, film exorcist yang menjadi bagian dari film bergenre horor, tentu memiliki sensasi yang memang diinginkan penikmat film. Hal-hal yang berkaitan dengan rasa ngeri, takut, bulu kuduk berdiri atau justru ada gregetan di tengah rasa deg-degan.

Namun, untuk film Kuasa Gelap seakan Bobby Prasetyo dan pemainnya belum memberikan secara maksimal. Meski sejak awal sempat disinggung, Kuasa Gelap bukan sekedar film yang akan menjual jump scare saja, tetapi ada hal lain yang ingin lebih ditunjukkan tentang exorcist katolik.

Meski begitu, film dengan genre utamanya adalah horor, penikmat film tetap ingin mendapatkan sensasi seperti kebanyakan film horor, walau mungkin hal tersebut dibuat tidak se-intens yang biasanya.

Hal ini sepertinya sedikit banyak dipengaruhi teknis filmnya. Jika ingin mengkomparasikan dari beberapa film horor yang disutradarai oleh Bobby Prasetyo sebelumnya, secara teknis baik dari make-up character, gesture hingga body language para pemain saat berakting. Kuasa Gelap kurang membuat penikmat film menjadi merinding disko karena bulu kuduk berdiri atau rasa deg-degan yang berlebih.

Make-up character untuk karakter Kayla misalnya, terutama saat dirinya dikendalikan sepenuhnya oleh iblis. Terlihat masih kurang kuat pada pengaplikasian yang dimaksud, masih sekedar wajah yang pucat pasih. Secara special effect dan visual effect masih belum sepenuhnya maksimal untuk memberikan kesan seram. Ini berlaku untuk karakter iblis yang menyerupai nun atau suster.

Hal lain tentang gesture ketika Romo Rendra dan Romo Thomas mencoba melakukan proses exorcist kepada Kayla. Secara langkah atau tahapan mungkin tidak bisa terbantahkan mengingat para pemeran melihat dan belajar langsung dengan ahlinya. Tetapi untuk gesture dan body language sebagai kebutuhan hiburan dalam hal ini film justru melihatnya tidak luwes tapi bukan juga kaku.

Adegannya tentu terbagi akan beberapa angle camera, berkaitan dengan ini durasi yang digunakan terlalu lama. Mungkin seharusnya jauh lebih padat untuk durasi. Pengaruh dari film serupa asal hollywood yang sudah lebih dulu dirilis, tak dipungkiri sedikit banyak mempengaruhi sudut pandang penikmat film ketika menonton Kuasa Gelap.

Begitu pun ketika menempatkan perubahan suara pada karakter Kayla yang sudah sepenuhnya dikendalikan iblis. Untuk memainkan emosi penonton dengan kengerian memang berhasil dilakukan, mungkin hanya penempatan dan lagi-lagi durasinya. Saat Kayla bersuara seram dan sebenarnya sudah membuat merinding dan takut justru buyar karena secara editing dengan cepat suaranya kembali yang asli.

Tidak menilai lebih mana lebih bagus atau yang lainnya tidak bagus. Seringnya, kembali kepada selera dan sudut pandang dari masing-masing penonton. Kuasa Gelap pun memiliki premis yang menarik dan sesuatu yang fresh di jajaran film horor tanah air.

Hanya ada bagian tertentu dari premis ceritanya yang ternyata menjadi sebuah plot hole. Ada hal berkaitan cerita melalui beberapa karakter yang tidak terjelaskan dalam adegan filmnya. Seakan menjadi sebuah kesengajaan untuk penikmat film berspekulasi bahwa Kuasa Gelap akan menjadi sebuah universe.

Dugaan kuat melalui karakter Romo Rendra yang diperankan Lukman Sardi, yang membuat misteri akan cerita di masa lalunya. Mungkin juga hadir dari karakter Cilla (Freya JKT48) yang digambarkan meninggal gantung diri tanpa adegan penjelasan.

Akhirnya pun secara eksekusi yang sedikit kurang membuat puas dan kurang greget karena sejak awal Kuasa Gelap diumumkan penikmat film memiliki ekspektasi yang besar. Jadi, untuk penikmat film mungkin akan memiliki sudut pandangnya tersendiri setelah menonton filmnya yang tayang 3 Oktober 2024 mendatang.

Production company: Paragon Pictures, Ideosource Entertainment, Nuon, Anami Films, Netzme, KMIF, Legacy Pictures.
Distributor: Paragon Pictures, Ideosource Entertainment
CastJerome Kurnia (Pastor Thomas), Lukman Sardi (Pastor Rendra), Astrid Tiar (Maya), Lea Ciarachel (Kayla), Freya JKT48 (Cilla), Joshua Pandelaki (Pastor Robby), Erdin Werdrayana (Denis), Delia Husein (Nurse Indah), Viki Mairitrova (Demon Zababel), etc
Director: Bobby Presetyo
Screenwriter: Andri Cahyadi, Robert Ronny, Vera Varidia
Producers: Robert Ronny
Duration1 hours 50 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
situs toto
10 days ago

Great Article bro, monperatoto login daftar sekarang

sharedlicense
9 days ago

Its like you read my mind You appear to know so much about this like you wrote the book in it or something I think that you can do with a few pics to drive the message home a little bit but other than that this is fantastic blog A great read Ill certainly be back

ahdhddj
7 days ago

spoiler anjing

jacktoto
7 days ago

selamat datang di situs slot online, slot online daftar

En iyi takipçi sitesi

En iyi takipçi sitesi Google SEO, dijital pazarlama stratejimizde büyük bir fark yarattı. http://royalelektrik.com/esenyurt-elektrikci/

free temp mail
6 days ago

I’m often to blogging and i really appreciate your content. The article has actually peaks my interest. I’m going to bookmark your web site and maintain checking for brand spanking new information.

6
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x