Penemuan Serangga Baru oleh Remaja Gen Z NTT Membanggakan, Nama Spesies Terinspirasi dari Pahlawan Nasional

NTT, Lasak.id – Davis Marthin Damaledo, seorang remaja dari Nusa Tenggara Timur (NTT), tanpa sengaja menemukan spesies serangga baru yang kini tercatat dalam publikasi ilmiah. Keberhasilannya membawa nama Nesiophasma sobesonbaii menjadi sorotan, sebuah prestasi yang membanggakan.

Pada Maret 2021, saat masih duduk di bangku SMA, Davis kembali menyibukkan diri dengan hobinya mengumpulkan serangga. Petualangannya membawanya ke Desa Oemasi, Kupang, di mana ia menemukan serangga yang tidak diketahuinya sebelumnya.

Setelah dua tahun, nama Davis muncul sebagai salah satu penulis dalam publikasi ilmiah yang mengidentifikasi spesies baru tersebut. Awalnya tidak tahu jenis serangga yang ditemuinya, Davis berkolaborasi dengan rekan penghobi serangga, Garda Bagus Damastra, untuk mengidentifikasinya.

“Para penghobi serangga tak hanya ikut tenar karena namanya diabadikan dalam spesies serangga baru temuan mereka. Mereka turut terlibat dalam penulisan publikasi ilmiah spesies serangga baru”, ujar Davis dilansir dari Betahita.

Berkat bantuan peneliti serangga asal Kanada, Frank H. Hennemann, serangga tersebut dikenal sebagai Nesiophasma sobesonbaii. Publikasi yang berjudul ‘Nesiophasma sobesonbaii n. sp. – a new giant stick insect from the island of Timor, Indonesia (Insecta: Phasmatodea)’ terbit pada Maret 2023.

Baca Juga : Bioskop Online Tayangkan Film Anak Untuk Rayakan Hari Anak Nasional

Spesies baru ini, dinamai dari pahlawan nasional asal NTT, Sobe Sonbai III, ditemukan menjadi serangga endemik Pulau Timor. Persebarannya melibatkan Desa Oemasi, tempat Davis menemukannya, dan Distrik Lautem, Malahara Mainina, Timor Leste.

Keterlibatan Davis dalam penelitian ini tidak hanya membuka matanya terhadap keanekaragaman hayati di sekitarnya, terutama serangga, tetapi juga mengukir prestasi yang membanggakan. Menariknya, tiga peneliti dari luar, Hennemann, Royce T. Cumming, dan Stéphane Le Tirant, ikut berkontribusi dalam penelitian ini.

Bukan hanya Davis, Garda Bagus Damastra juga memiliki pengalaman dalam penemuan spesies baru. Sebelumnya, ia terlibat dalam penulisan publikasi yang mengidentifikasi serangga daun bernama Phyllium gardabagusi, hasil temuannya di Jawa Timur.

Selain itu, penghobi serangga lainnya, seperti Edy Bhaskara, turut menciptakan jejak dalam dunia ilmiah dengan menemukan serangga baru bernama Pulchriphyllium bhaskarai di Kalimantan Selatan.

Peran penghobi serangga dalam penelitian ini semakin diakui karena mereka memiliki ketekunan dan jejaring informasi yang berharga. Namun, fakta bahwa sebagian besar spesies serangga di Indonesia belum teridentifikasi dan terdokumentasi memberikan tantangan tersendiri.

Berdasarkan data dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) Red List dan Departemen Geografi dan Lingkungan di Universitas Hawaii di Mānoa, AS, terungkap bahwa Indonesia memiliki peran kunci dalam keanekaragaman hayati dunia, khususnya dalam jumlah spesies serangga.

Dalam situasi ini, keterlibatan penghobi serangga dianggap sangat penting dalam mendukung identifikasi dan dokumentasi spesies baru. Kontribusi mereka dalam penulisan publikasi menjadi langkah penting untuk mengakui kerja keras mereka dalam penemuan-penemuan ilmiah yang menarik perhatian dunia.