Pemberian Makanan dengan Nutrisi yang tepat untuk anak untuk Menekan Angka Penyakit Tidak Menular
LASAK.iD – Mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah visi yang di dengungkan sejak era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, dalam rangka menjadi puncak dan titik balik semua cita-cita bangsa Indonesia. Pada 2045, Indonesia diproyeksikan menjadi salah satu dari 7 kekuatan ekonomi terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar 47000 dollar AS.
Untuk mencapai target tersebut, yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif untuk memimpin Indonesia di berbagai sektor, baik pemerintah, swasta, maupun militer. Oleh karena itu, aspek kesehatan pemuda calon penerus tersebut adalah hal utama yang harus disiapkan sejak hari ini. Pemenuhan gizi dan makanan yang tepat untuk anak adalah kunci sukses tercapainya Indonesia Emas 2045.
Dalam rangka Hari Gizi dan Makanan 2018, TP PKK Kota Tangerang melakukan edukasi dan sosialisasi tentang nutrisi yang tepat untuk anak dengan tema “Mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan Membudayakan GERMAS melalui Upaya Promotif dan Preventif Mencegah Meningkatnya Penyakit Degeneratif Khususnya Pada Anak,”.
Kegiatan yang dibuka oleh Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, S.H., M.H., M.kn ini juga sebagai langkah nyata elemen masyarakat dalam menekan persoalan malnutrisi dan gizi buruk di wilayah Tangerang.
Hadir dalam diskusi antara lain Hj. Tini Indrayani Benyamin, Katua TPP PKK Kota Tangerang Selatan, Prof. Dr. Dodik Briawan MCN, peneliti Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor, dan dr. Hj. Rr. Sulestiorini, Kepala Seksie Surveilans, Imunisasi dan Penanggulangan Krisis, Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan, bertempat di lantai 4 Balai Kota Tangerang Selatan, Kamis (18/1/2018).
Dihadapan 500 kader PKK, Airin mengingatkan pentingnya peran kader PKK sebagai perpanjangan tangan pemerintah untuk mensosialisasikan program-program pemerintah langsung kepada masyarakat, salah satunya adalah Tumpeng Gizi Seimbang.
“Kader PKK dapat membantu menjalankan program Tumpeng Gizi untuk mencukupi kebutuhan gizi anak. Ibu-ibu perlu diedukasi kembali tentang pentingnya asupan gizi pada anak. Jangan samapai anak-anak diasupi makanan yang tidak sehat atau mengandung banyak gula, garam dan lemak,” kata Airin mengingatkan.
Prof. Dr. Dodik Briawan MCN, pengajar dan peneliti Departemen Gizi Masyarakat, FEMA IPB menyampaikan kebiasaan yang salah terkait pola makan di masyarakat menjadi salah satu penyebab penyakit tidak menular (PTM) seperti obesitas, diabetes, jantung dan stroke. Berdasarkan data WHO, Indonesia menempati urutan ke 10 negara dengan penderita obesitas terbanyak.
“Banyak hal yang mempengaruhi kebiasaan makan masyarakat, tidak hanya alasan ekonomi lemah, tapi juga pemahaman masyarakat tentang apa yang baik dan tidak baik untuk anak. Disamping itu, masyarakat sekarang juga biasa dengan makanan yang praktis atau instan dan ditambah lagi dengan pengaruh iklan-iklan produk makanan dan minuman untuk anak yang mempengaruhi keputusan orang tua dalam memilih makanan,” jelas Dodik Briawan.
Lebih lanjut, Dodik menjelaskan tumpeng gizi seimbang adalah pedoman untuk pemenuhan gizi anak yang dapat dijadikan acuan segala lapisan masyarakat. Dengan pola yang diterapkan tumpeng gizi seimbang masyarakat dari ekonomi lemahpun dapat terhindar dari persoalan gizi buruk.
Yang perlu diwaspadai adalah bagaimana pemahaman masyarakat terhadap pola makan yang tepat serta persepsi – persepsi yang berkembang di masyarakat. “Di Kendari ada balita diberi minum susu kental manis karena ketidaktahuan orang tua, dan berakibat pada anak mengalami gizi buruk. Karena yang ada di persepsi orang tua adalah susu kental manis bernutrisi tinggi, kenyataannya yang tinggi adalah kandungan gulanya. Di Wamena baru-baru ini juga ditetapkan Kejadian luar biasa (KLB) gizi buruk karena sudah ada korban jiwa, namun hal ini juga dipengaruhi kondisi geografis sehingga yang dibutuhkan adalah bantuan pangan. Namun, disamping itu tetap diperlukan edukasi utuk masyarakat, jangan hanya sebatas bantuan pangan,” tutup Dodik Briawan, seraya mengingatkan SKM bukan minuman bernutri seperti digembor-gemborkan selama ini.
Penulis : Rasno Sobirin
Editor MZR