NationalNews

YAICI dan Aisyiyah Gelar Seminar Nasional Bahas SKM dan Stunting

49
×

YAICI dan Aisyiyah Gelar Seminar Nasional Bahas SKM dan Stunting

Share this article

LASAK.iD – Masalah kesehatan di Indonesia diketahui yang tertinggi justru datang dari penyakit tidak menular. Penyakit seperti jantung, diabetes, cancer, TBC dan infeksi paru-paru lainnya. Penyakit tidak menular memang masih terus menghantui masyarakat Indonesia. Gaya hidup masyarakat saat ini bisa memicu penyakit tersebut.

Tak hanya itu, beberapa tahun belakangan isu kesehatan menyangkut gizi juga menjadi momok menakutkan lainnya di masyarakat. Kementerian Kesehatan sebagai lembaga tertinggi negara terus berupaya melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi ke semua lapisan masyarakat. Ikut peduli terhadap isu tersebut, YAICI dan Aisyiyah ikut berperan di dalam penanganan masalah kesehatan gizi.

Bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan pada Rabu (26/2) lalu, YAICI dan Aisyiyah menggelar Seminar Nasional bertajuk Peluang dan Tantangan Di Bidang Kesehatan Dalam Meraih Bonus Demografi 2045 yang bertempat di Senayan, Jakarta. Dari tema tersebut, masalah gizi dan stunting menjadi objek pembahasan utama dari para pembicara yang hadir.

Stunting di Indonesia masih dalam kategori mengkhawatirkan. Karena angka yang ditetapkan oleh WHO tidak boleh lebih dari 20%. Sedangkan Indonesia angka penderita stunting mencapai 27.67% pada 2019 lalu. Jika dihitung sejak 2015, penderita stunting di Indonesia sebenarnya mengalami penurunan. Sebelumnya angka penderita mencapai 30.8%, namun mengalami penurunan sebesar 3.13%. Sayangnya angka ini masih menempatkan Indonesia sebagai negara penderita stunting tertinggi di Asia Tenggara.

Tak berperan sendiri dalam menangani masalah stunting, Kementerian Kesehatan juga bekerjasama dengan banyak organisasi yang memang concern kepada kesehatan. Salah satunya kerjasama dengan Aisyiyah dan YAICI. Kedua menyempurnakan program GERMAS atau Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dari Kementerian Kesehatan melalui program keduanya.

YAICI yang sejak berdiri di tahun 2017 memang masih menjadi anak baru. Sejak berdiri, YAICI komitmen untuk menyuarakan terkait konsumsi SKM atau Susu Kental Manis yang tidak baik untuk anak dalam masa pertumbuhan. SKM yang di konsumsi dengan cara yang keliru bisa menjadi pemicu terjadinya stunting pada anak karena kandungan gula berlebih yang menghambat pertumbuhan anak.

Aisyiyah yang lebih senior jauh lebih dulu meluncurkan program berkaitan kesehatan, yang terbaru adalah GRASS atau Gerakan Aisyiyah Sehat. Program ini sebenarnya Aisyiyah tidak berjalan sendiri namun bekerjasama dengan YAICI. Hal yang menjadi highlight pun masih seputar stunting dan SKM.

Anggota DPR RI Komisi IX Dapil Jawa Barat VI, Intan Fitriana Fauzi, SH., LL.M mengapresiasi YAICI yang memegang peranan dalam mensosialisasikan mengenai SKM. Hal ini yang akhirnya mendorong BPOM membuat reguilasi menyangkut kemasan untuk masuk dalam kategori SKM. Saat ini yang terpenting edukasi ke masyarakat harus lebih di tingkatkan, bahwa kandungan gula yang tinggi pada SKM tidak untuk di konsumsi balita sebagai pengganti ASI.

Alhamdulillah ada YAICI yang melakjukan sosialisasi mengenai susu kental manis. Kemudian BPOM juga sudah jelas ada aturannya dalam kemasannya harus dicantumkan kategorinya adalah SKM. Saya rasa regulasi ada, kemudian yang diperlukan adalah edukasi dan sosialisasi ke masyarakat. Bahwa ini tidak untuk di konsumsi untuk balita dan ini sebagai pelengkap dari makanan. Sama seperti sirup dan lainnya, kandungan gula tinggi bukan sebagai penggantgi ASI“, ungkap Intan Fitriana Fauzi.

Selain Anggota DPR RI Komisi IX, Intan Fitriana Fauzi, SH., LL.M, turut hadir drg. Agus Suprapto, M.Kes Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Bidang Kesehatan yang lebih menekankan dalam mempersiapkan diri sejak dini khususnya calon orang tua untuk mencapai generasi emas 2045.

Pencapaian untuk generasi emas Indonesia 2045 sangatlah tidak mudah. Peranan dari semua pihak menjadi sangat penting. Tidak saling mengandalkan namun melalui kerjasama bisa mencapai hasil yang maksimal kedepannya.