LASAK.iD – Industri film negeri ginseng, Korea Selatan mulai mencuri perhatian global sejak awal 2000-an melalui berbagai ajang festival film. Seiring zaman, industri film Korea Selatan terus mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Tak hanya dari segi cerita tetapi juga teknologi yang digunakan untuk setiap produksi filmnya terutama untuk beberapa genre.
Kini, industri film Korea Selatan menjadi yang cukup diperhitungkan dan mampu bersaing dengan negara di Asia, seperti Tiongkok, Hong Kong dan Jepang, bahkan Thailand dan Indonesia yang ternyata industri perfilmannya lebih dulu berkembang. Apalagi film berjudul Parasite yang mampu menembus ajang bergengsi seperti academy award (oscar).
Secara otomatis menjadi pemicu mata global melihat lebih jauh pada industri film dari Korea Selatan. Selain gelombang k-wave terutama serial televisi dan musik (k-pop) yang secara tidak langsung memberikan pengaruhnya karena lebih dulu dikenal secara global.
Dewasa ini, industri film Korea Selatan semakin menunjukkan sisi menarik terutama pengembangan pada genre lainnya diluar genre drama yang menjadi unggulan. Di antaranya, hadir dari genre action-superhero, secara produksi baik pada film maupun serial televisi memang belum banyak judul dirilis.
Pada serial televisi, yang sempat jadi pembicaraan penikmat k-drama dengan judul Moving dan Twelve yang baru akan tayang pada Agustus 2025 mendatang. Pada produksi film, sebenarnya pada 2021 lalu judul ini sempat mencuri perhatian dan ditunggu perilisannya. Namun, karena sebuah skandal dari salah satu pemainnya membuat film berjudul Hi-Five menunda penayangan hingga akhirnya resmi dirilis di Juni 2025.
Hi-Five sendiri bercerita tentang sosok misterius pendonor organ yang ternyata menyimpan kekuatan besar dalam dirinya. Hampir setiap organ vitalnya didonorkan secara random kepada siapa saja yang dirasa cocok. Diketahui total ada 6 orang yang cocok untuk menerima donor, mulai dari jantung, paru, mata, ginjal, hati hingga pankreas.
Mengejutkannya, para penerima donor justru sembuh dengan cepat bahkan sembuh secara total. Lebih dari itu, mereka mulai menyadari memiliki kekuatan yang besar melebihi orang normal. Park Ji-sung yang berspekulasi akan ada musuh besar ketika para pahlawan super mulai bermunculan.
Itulah kenapa, ia mengumpulkan para pahlawan super setelah melihat video viral dari Park Wan-seo yang bisa berlari sangat cepat dan melompat tinggi melebihi deretan gedung. Entah sebuah kebetulan atau memang takdir, akhirnya satu per satu dari mereka pun berkumpul.
Anggota terakhir bertemu karena kejadian sebuah ledakan dari sebuah bangunan megah yang ternyata menjadi tempat sebuah sekte yang dipimpin seseorang bernama Seo Young-chun yang mengaku sebagai dewa baru. Momen yang akhirnya menyatukan kelima kekuatan. Namun, yang tidak mereka sadari bahwa semakin dekatnya mereka dengan orang yang memiliki kekuatan yang sama tetapi dengan tujuan yang tidak baik.
Benar saja, Seo Young-chun yang menyadari kekuatannya sekaligus kekuatan lainnya, mulai melakukan rencana jahat untuk menangkap kelompok daei Park Wan-seo cs. Huh Yak-sun yang merupakan pekerja di sekte miliknya menjadi sasaran pertama. Berhasil melakukan operasi transplantasi hati, secara mengejutkan mengubah Seo Young-chun menjadi muda kembali.
Kekuatannya pun semakin besar, perubahan yang membuat putri dan orang disekitarnya terkejut. Perubahan yang membuatnya dipuja pengikutnya. Tak puas dengan kekuatan yang dimiliki saat ini, Seo Young-chun ternyata ingin memiliki kekuatan lebih besar. Tanpa diduga, selain Park Wan-seo, empat orang lainnya berhasil ditangkap dan siap menjalani operasi transplantasi.
Hwang Ki-dong sempat mengalaminya namun baru pada salah satu matanya. Dari sisa kekuatan yang dimiliki ia mengirim pesan kepada Park Wan-seo dan berhasil menemukan keberadaan mereka yang dibantu sang Ayah, Park Jong-min. Sadar hanya dirinya yang memiliki kekuatan yang seimbang, baku hantam pun tak terhindarkan.
Kekuatan yang seimbang membuat Seo Young-chun melakukan berbagai cara licik, ia sempat merasa senang karena hampir membunuh mereka satu per satu. Namun, hal itu sirna ketika Kim Sun-nyeo yang memiliki kekuatan untuk menyalurkan dan menyatukan kekuatan kelimanya berhasil menempatkan kekuatan pada Park Wan-seo dan akhirnya berhasil membuat kekuatan Seo Young-chun hilang untuk kembali ke usianya yang asli.
Mereka berlima pun berhasil menyelamatkan para pengikut sekte yang nyaris menjadi korban dari rencana licik Seo Young-chun. Pada akhirnya mereka menjadi kelompok pahlawan super yang diberi nama Hi-Five. Mereka menggunakan kekuatan untuk membantu sesama, seperti menyembuhkan orang sakit dan lainnya.
Review
Korea Selatan seperti juga negara tetangganya Jepang, Tiongkok dan Hong Kong yang memiliki kekhasan dalam produksi filmnya. Terutama dalam menciptakan suasana komedi dalam filmnya dan selalu berhasil untuk mengocok perut penikmat film. Sisipan drama yang muncul sebagai bagian dari konfliknya pub bukan sekedar pemanis cerita tetapi menjadi bagian penting dari ceritanya.
Tak jarang mampu membuat berkaca-kaca karena pesannya sampai ke hati penikmat film. Walau terkadang durasinya tak sepanjang dari unsur utama filmnya, yaitu pada aksi, komedi dan superhero. Keempat genre dalam filmnya terasa saling mengisi untuk memperkuat satu sama lain tanpa harus tumpang tindih untuk salah satunya menonjol.
Pada konsep cerita yang berkaitan dengan superhero, hampir selama satu dekade, Korea Selatan selalu menghadirkan tema bahkan konsep yang sebenarnya cukup mainstream tetapi para pembuat meng-upgrade sehingga memberi kesan itu merupakan tema dan konsep baru tetapi dengan tetap mempertahankan kekentalan yang khas dari negeri ginseng.
Untuk pecinta showbiz asia sebenarnya untuk konsep yang out of box sudah tidak terkejut, karena industri film seperti di negara Jepang, Tiongkok hingga Thailand sangat sering bahkan hampir melakukan di setiap produksi. Tak hanya pada serial televisi tetapi juga film bahkan produksi lainnya di industri hiburan masing-masing.
Ide yang digunakan untuk cerita filmnya juga cukup menarik karena mengambil sebuah mitos yang marak beredar di publik dunia bahwa penerima donor akan membawa sifat dan kepribadian dari pendonor. Itulah alasan anggota Hi-Five atau Hi-5 memiliki kekuatan dari pemilik organ sebelumnya. Meski asal-usul dari pendonor tidak terjabarkan secara mendetail.
Hal dari filmnya yang juga patut disorot adalah chemistry dari para pemainnya. Film maker asal Korea Selatan terutama pada sutradara memang patut mendapat apresiasi karena memiliki cara tersendiri untuk bisa menyatukan aktor atau aktris senior dengan para juniornya. Tak sekedar akting dalam menyampaikan dialog dan emosi yang harus dibangun dari hal itu.
Tetapi hampir terjadi di banyak produksi yang mempertemukan senior dan junior dalam satu produksi dan satu frame. Hampir selalu berhasil menghadirkan chemistry yang tidak dibuat-buat karena terasa sangat natural. Inilah yang terlihat dari kelima karakter utama filmnya yang datang dengan usia beragam dari yang paling dewasa berumur 50 tahun (saat proses syuting) dan termuda 16 tahun (saat proses syuting).
Chemistry yang saling membantu satu sama lain menemukan titik untuk sebuah momen harus terlihat lucu, marah maupun sedih. Chemistry dan arahan sutradara ini juga yang membuat film asal Korea Selatan satu ini berhasil untuk membuat membuat tertawa dengan kekonyolan dan keabsurdan para pemain untuk karakter yang dimainkan. Bahkan hal ini berlaku untuk deretan aktor seniornya.
Sedangkan, pada keseluruhan hasil filmnya, terutama adegan aksi untuk menunjukkan kekuatan super masing-masing yang sebenarnya cukup teknikal. Apalagi adegan baku hantam di seperempat jelang filmnya selesai. Adegan fight yang cukup intens, di mana secara menyeluruh merupakan adegan yang sangat teknikal.
Jika melihatnya dengan seksama, hampir keseluruhan adegan fight atau adegan yang memperlihatkan kekuatan super dari para karakter me-recall kembali dengan beberapa judul film aksi asal Hong Kong – Tiongkok. Kebanyakan yang datang dari film yang dibintangi aktor kawakan Tiongkok, Stephen Chow untuk judul Kung Fu Hustle (2004) dan Shaolin Soccer (2001).
Terlihat dari timing dan teknikal (special dan visual effect) ketika lari, memukul, menangkis dan jatuh. Bukan juga mengatakan filmnya mencontek, namun secara tampilan visual untuk adegan-adegan tersebut cukup me-recall dari kedua judul film asal Hong Kong – Tiongkok tersebut. Ada juga yang mengingatkan pada bagian film X-Men untuk karakter tertentu.
Produksi yang menarik dengan tema, konsep hingga akting yang saling mengisi satu sama lain. Hasil yang maksimal pada filmnya melupakan sejenak bahwa ada skandal yang meliputi filmnya di beberapa tahun lalu. Ini pun dibuktikan dengan filmnya yang mencapai box office dengan jutaan penonton di negara asalnya Korea Selatan.
Production company: Annapurna Film
Distributor: Next Entertainment World
Cast: Lee Jae-in (Park Wan-seo), Ahn Jae-hong (Park Ji-sung), Ra Mi-ran (Kim Sun-nyeo), Kim Hee-won (Huh Yak-sun), Yoo Ah-in (Hwang Ki-dong), Oh Jung-se (Park Jong-min), Park Jin-young (Seo Young-chun), Shin Goo (older Seo Young-chun), Jin Hee-kyung (Seo Choon-hwa), etc
Director: Kang Hyeong-cheol
Screenplay: Kang Hyeong-cheol
Producers: An Hee-jin, Anna Lee
Duration: 1 hours 59 minutes