LASAK.iD – Film maker atau pembuat film tentu menginginkan film yang diproduksinya diingat sepanjang waktu. Tak hanya karena para pemainnya yang mumpuni tetapi ada sesuatu dari filmnya yang membekas diingatan dan hati penikmat film. Tak sedikit film yang mampu melakukannya yang hadir dari semua genre.
Film berjudul Romeo + Juliet dan Titanic, hanya sebagian kecil dari genre drama yang cerita dan karakternya cukup membekas di penikmat film. Di tanah air yang bisa melakukannya salah satunya AADC? dengan karakternya Rangga dan Cinta. Untuk pecinta bollywood, tentu tidak bisa melewatkan duo ikon Shah Rukh Khan dan Kajol untuk hampir film yang melibatkan keduanya.
Genre lain juga melakukan hal yang sama, misalnya genre splatter yang merupakan sub-genre dari horor. Genre satu memiliki kemiripan dengan genre slasher yang juga sub-genre lainnya dari horor. Di mana, film dengan genre satu ini berfokus pada banyaknya adegan berdarah yang bisa dikatakan membuat merinding karena saking sadisnya adegan tersebut.
Bedanya, sub-genre splatter pada adegan berdarah melalui penggunaan efek khusus untuk menampilkan ketertarikan pada kerentanan tubuh manusia dan teatrikalitas mutilasinya. Sehingga adegan berdarah yang dihadirkan seakan nyata. Tak jarang membawa sedikit kecemasan bahkan mungkin paranoid di penikmat film.
Di antara banyak judul film yang mengusung genre splatter, franchise dari film berjudul Final Destination cukup membuat terngiang-ngiang di penikmat film. Film yang berasal dari speculative script karya Jeffrey Reddick memulai terornya pada awal 2000-an hingga 2011 dengan total 5 judul film.
Di tahun 2025, New Line Cinema kembali hadirkan franchise dari film berdarah Final Destination. Dengan mengusung judul Final Destination Bloodlines, filmnya kali ini mengungkap tabir rentetan kematian yang tidak wajar dari sejumlah orang selama kurun waktu 50 tahun ke belakang.
Usut punya usut, semua itu ternyata bermula dari peristiwa heroik yang dilakukan seorang wanita muda bernama Iris Campbell. Pada 50 tahun lalu atau tepatnya di tahun 1968, Iris muda menyelamatkan ratusan nyawa dari peristiwa runtuhnya sebuah tower Skyview dari penglihatan yang didapatkannya.
Ternyata yang dilakukan Iris membuat marah dari sesuatu yang disebut Kematian. Setelahnya, rentetan berita kematian yang tidak masuk akal terus terjadi. Para korban tidak lain merupakan pengunjung di tower Skyview yang selamat berkat Iris. Mirisnya, garis keturunan mereka pun menjadi bagian dari rantai Kematian.
Pola yang tercipta dalam rantai Kematian ternyata mengikuti urutan dari orang pertama hingga yang terakhir mati. Sesuai dengan penglihatan yang didapatkan oleh Iris. Dalam penglihatan tersebut Iris termasuk dari orang yang mati terakhir bersama seorang anak berkulit hitam.
Setelah bertahun-tahun lamanya, akhirnya Kematian mulai menghampiri Iris, urutan terakhir dari mereka yang mati di tower Skyview. Hal ini bermula dari seorang gadis bernama Stefani Reyes yang mendapatkan penglihatan yang mengerikan dari masa lalu tentang wanita bernama Iris dan seorang pria bernama Paul Campbell.
Stefani awalnya hanya mengira itu hanya sebatas mimpi buruk. Namun, yang membuatnya aneh, mimpi itu terus berulang selama beberapa bulan, yang kemudian menjadi tanda tanya besar untuknya. Meski Stefani menyadari bahwa wanita dalam mimpinya yang bernama Iris, tak lain merupakan neneknya sendiri.
Tak hanya dirinya, mimpi tersebut pun mengganggu teman sekamarnya di asrama. Akhirnya, Iris memutuskan kembali ke kotanya untuk mencari tahu tentang mimpinya. Sesampainya dirumah, selain Marty Reyes yang merupakan Ayahnya, Paman Howard dan Bibi Brenda, adiknya Charlie dan ketiga sepupnya, Erik, Bobby dan Julia justru menyambutnya dengan dingin.
Tanpa basa-basi, Stefani segera mencari tahu tentang mimpinya. Ayahnya bungkam ketika ditanya tentang sosok Iris. Untuk itu, Stefani mencoba menggalinya lewat Paman Howard. Awalnya, hal yang sama Stefani dapatkan, namun setelah mengatakan detail mimpinya seketika ekspresi Paman dan Bibi berubah.
Setelahnya, Paman Howard memperingatkan Stefani untuk tidak berurusan dengan neneknya, yang menurutnya merupakan sosok Ibu yang tidak waras dan tidak bertanggung jawab. Stefani kemudian didukung Bibinya dengan memberikan alamat Iris. Dengan segera Stefani menuju alamat yang ada di surat tersebut.
Sesampainya di sana, betapa terkejutnya Stefani melihat pemandangan yang tidak biasa dari sebuah hunian. Terlalu banyak benda tajam yang berbahaya dan terkesan menyeramkan. Setelah berhasil bertemu dengan Nenek Iris, tanpa jeda Stefani segera menjelaskan maksudnya datang.
Nenek Iris cukup terkejut sekaligus menyadari bahwa Kematian sudah mulai mendatangi keturunannya. Nenek Iris pun menjelaskan dari mimpi yang dialami oleh cucunya, dengan mengatakan bahwa Kematian sudah datang. Stefani yang masih belum menerima keanehan yang dijelaskan Nenek Iris memutuskan untuk pergi.
Tak ingin keluarganya bernasib sama dengan para korban lainnya, Nenek Iris dengan nekat keluar dari kabinnya hanya untuk menyerahkan sebuah buku catatan yang telah dipelajarinya untuk Stefani bisa mengakali Kematian dan membuat keluarganya selamat. Keluarnya Iris dari kabin tentu membawa resiko besar, yang akhirnya membuatnya terbunuh.
Kejadian nyata akhirnya membuat Stefani percaya sepenuhnya dengan mimpinya yang merupakan sebuah penglihatan seperti Nenek Iris di masa lalu. Sayangnya, seperti juga dirinya diawal yang tidak mempercayai semua hal yang sebenarnya tidak masuk akal. Namun, sebuah kejadian yang menimpa Paman Howard membuat sebagian besar dari mereka mulai percaya.
Akhirnya, Kematian mulai mengincar keluarga Campbell dan Julia menjadi korban selanjutnya. Tubuh Julia harus remuk karena terhimpit ketika ia jatuh ke dalam mobil sampah yang hari itu menjadi jadwal di wilayah rumah mereka. Kejadian yang berurutan membuat mereka semakin yakin dengan segala hal yang ditakutkan Nenek Iris selama ini serta mimpi Stefani.
Mereka mencoab melihat kembali catatan Nenek Iris dan mendapat sebuah nama yang seakan penting, yaitu William “J. B.” Bludworth. Stefani bersama Ibunya, Darlene, Charlie, Bobby dan Erik segera menemui J. B.. Sayangnya, J. B. yang sudah merasa lelah pasrah jika Kematian kemudian menjemputnya.
Alasannya mengatakan hal tersebut karena J. B. merupakan anak kecil berkulit hitam yang 50 tahun lalu diselamatkan oleh Nenek Iris. J. B. menyadari rantai Kematian sudah mencapai di titik terakhir. Sehingga dia pasrah menerimanya dan meminta untuk keluarga Campbell pasrah akan takdir yang seharusnya terjadi.
Stefani dan keluarga yang tersisa tidak ingin menyerah. Sebuah catatan menyebutkan dan diperkuat pernyataan J. B. bahwa Kematian bisa diakali dengan kematian namun resiko yang brutal menanti mereka jika bermain dengan Kematian. Betul saja, Erik yang tidak berpikir jernih ingi melakukannya kepada Bobby.
Sayangnya, Kematian jauh lebih kuat membuat keduanya mati dengan mengenaskan dan hanya tersisa IbuDarlene, Stefani dan Charlie. Sadar mereka tidak bisa hanya diam memutuskan untuk kembali ke kabin Iris, tempat yang melindunginya selama puluhan tahun. Saat bersiap menuju kabin, mobil mereka nyaris tertabrak sebuah truk besar yang membawa tumpukan kayu besar.
Ketiga melanjutkan hingga akhirnya tiba di kabin Iris. Namun, Stefani yang menyadari Kematian pun telah sampai di sana dengan segera menerobos gerbang besar. Kematian pun tidak tinggal diam, dengan membuat kabin meledak hanya karena sebuah percikan api yang disebabkan gerbang yang dipaksa untuk dibuka.
Darlene yang terluka parah masih bisa bangkit dan menyelamatkan anaknya Charlie. Di tempat lain, Stefani pun berjuang dengan hidupnya karena terjebak di kursi supir. Bersamaan dengan itu tubuhnya terendam dalam air yang membuat tubuhnya tenggelam dan kesulitan bernafas.
Di luar, Charlie harus melihat Ibunya mati dengan mengenaskan dan segera menyelamatkan kakaknya. Saat sedang berusaha, Stefani sudah kehilangan kesadaran. Charlie ternyata berhasil menarik keluar dan menyelamatkan kakaknya itu. Merasa berhasil mengakali Kematian dengan mengira saat itu Stefani kembali dari kematian justru terbantahkan oleh seorang dokter.
Dokter tersebut menyebutkan bahwa Stefani bukan mengalami kematian tetapi hanya pingsan saja. Dengan wajah kaget, Stefani melihat sekeliling dan menyadari tanda dari Kematian kembali lagi kepada keduanya. Betul saja, sebuah kereta yang keluar dari jalur mengejar keduanya.
Pada akhirnya, keduanya pun harus mati dengan mengenaskan, bukan karena tertabrak kereta tetapi potongan kayu besar yang diangkut kereta tersebut. Ternyata oh ternyata, penyebab kereta keluar dari jalurnya karena sebuah koin yang sebelumnya ada di buku catatan Iris yang terjatuh di sekitar rumah sakit.
Saat itu, koin tersebut ditemukan seorang Nenek untuk kemudian disimpannya. Naas koin itu terjatuh dari dompet sang nenek yang membuatnya bergulir dan terhimpit di antara rel kereta yang membuat kereta akhirnya kehilangan jalur. Kebetulan yang tidak disangka, kereta tersebut berada di dekat pemukiman rumah dari Stefani dan Charlie.
Vibes yang sama
Bicara tentang franchise dari film Final Destination memang selalu membuat merinding bulu kuduk penikmat film. Bagaimana tidak, deretan adegan berdarah tersaji dengan sangat sadis, mulai dari karakter yang terjepit, terpanggang, terpotong-potong, tergilas, tertimpah hingga tertabrak.
Kelima filmnya masih membawa vibes line yang sama, meski setiap filmnya menyajikan adegan berdarah dengan cara yang berbeda. Bahkan rasa deg-degan dan kaget ketika memasuki adegan berdarahnya pun masih sama, yang memiliki timing yang tidak tertebak. Seakan penulis dan sutradara tahu persis kapan penikmat film akan menutup dan membuka matanya.
Alasannya, karena sering kali penikmat film merasa kecolongan. Saat adegan berdarah terlihat akan tersaji yang berbarengan dengan munculnya perasaan deg-degan juga rasa ngeri. Sebagian penikmat film pun biasanya akan menutup mata untuk mengurasi rasa ngeri dan kaget.
Seringnya, saat sudah bersiap-siap dengan adegan berdarah justru tidak segera tersaji. Namun, sesaat penikmat film membuka mata, itulah momen yang ditunggu tersajikan. Waktu yang tepat mampu menciptakan keterkejutan di penikmat film yang sontak menjerit dengan cukup keras.
Sisi dari efek kejut inilah yang selalu ingin diciptakan penulis dan sutradara. Sekaligus menjadi poin plus filmnya karena hampir selalu berhasil. Sebuah branding dari film seri Final Destination sejak perilisan pertamanya yang akhirnya menjadi momen yang selalu ditunggu penggemar.
Sensasi dan adrenaline yang bisa dirasakan kembali penggemar setelah 14 tahun. Sejak perilisan terakhir dari film seri Final Destination tepat di tahun 2011 silam. Film terbaru yang diberi judul Final Destination Bloodlines merupakan seri film ke-6 dari franchise Final Destination produksi New Line Cinema yang dirilis Mei 2025.
Meski lebih dari 14 tahun lalu dan hadir kembali dengan penulis dan sutradara yang berbeda, namun vibes yang sama masih terasa untuk perilisan terbaru filmnya. Jon Watts, Guy Busick dan Lori Evans Taylor pengembang ide awal, plot dan karakter dalam cerita, sekaligus yang menulis naskah filmnya (excl Jon Watts) bersama sutradara Zach Lipovsky dan Adam Stein cukup berhasil melakukannya kembali.
Rangkuman semua film
Final Destination Bloodlines sesuai dengan judulnya membawa penikmat film ke tabir jawaban dari serangkaian peristiwa tak masuk akal yang menimpa Alex Browning, Clear Rivers, Kimberly Corman, Wendy Christensen, Nick O’Bannen dan Sam Lawton dalam film Final Destination 1 – 5.
Titik akhir yang menjawab semua rasa penasaran penikmat film selama 25 tahun melalui seorang gadis bernama Stefani Reyes. Saat dirinya dihantui sebuah mimpi yang sama tentang neneknya di masa lalu yang berulang selama beberapa bulan. Mimpi yang membuka fakta dari semua rentetan peristiwa yang ternyata bermula dari sang nenek pada 50 tahun lalu.
Kematian yang akhirnya mengejar keluarga Campbell sebagai urutan terakhir. Tentu mereka bersiap dengan kematian dengan cara yang tidak terduga dan cukup mengenaskan. Iris yang menjadi cikal bakal semuanya, mati dengan cara yang hampir serupa dari penglihatannya di masa lalu.
Sedangkan keturunannya mulai dari kedua anaknya dan cucu-cucunya pun merasakan hal yang sama, namun dengan cara yang berbeda. Menariknya, selain Iris sebagai hulu yang sudah diketahui bagaimana ia akan mati, pada anak dan cucunya justru mengingatkan dengan proses kematian dari orang-orang sebelum mereka.
Seolah Final Destination Bloodlines membawa semua cara kematian dari film sebelumnya ke dalam satu film yang seolah menjadi film pamungkas. Mengingat hanya tersisa dua orang terakhir dari urutan kematian 50 tahun lalu. Kematian yang dialami keluarga Campbell membawa vibes yang benar-benar mirip, cukup mirip hingga kombinasi dari film sebelumnya.
Meski kematian bisa dengan cara apa saja. Untuk Final Destination Bloodlines, penikmat film kembali melihat kematian yang hubungannya dengan mesin pemotong rumput, alat kesehatan, air, tiang, kereta hingga potongan kayu besar. Sebenarnya, seperti biasanya dari franchise Final Destination yang juga telah memberikan petunjuk untuk setiap kematiannya.
Lagi-lagi, meski telah ada petunjuk, selalu ada pertanyaan yang muncul tentang bagaimana dan kapan itu terjadi. Itulah yang membuat waralaba berdarah satu ini menjadi menarik.
Kemungkinan film berlanjut
Final Destination Bloodlines berfokus pada sosok Iris yang di masa lalu menyelamatkan ratusan nyawa, meski akhirnya Kematian pun menjemputnya kembali bersama dengan keturunannya. Meski begitu, plot twist-nya di film ini terungkap sosok sebenarnya dari William “J. B.” Bludworth yang muncul di setiap film dari waralaba Final Destination.
Tenyata J. B. yang selalu muncul dengan tidak terduga dan kesan mistis serta misterius ternyata memiliki alasan kuat, karena dirinya pun berada dalam urutan kematian. Namun, ia tahu bahwa setiap orang memiliki urutan dan waktunya tersendiri. Hal ini karena dirinya merupakan bagian dari orang-orang yang berada di Skytower.
Hanya saja, J. B. yang tahu akan waktu kematiannya tidak diperlihatkan dalam film proses kematiannya sebagai orang terakhir. Ia lagi-lagi hanya muncul dalam satu scene dengan penjelasannya akan Kematian. Adegan yang selalu menjadi ikonik dalam waralaba Final Destination.
Hal ini menjadi tanda tanya di penggemar dan penikmat film bahwa filmnya akan berlanjut atau benar-benar tamat. Meski pemeran dari karakter J. B., yaitu aktor Tony Todd sudah tiada. Tetap saja masih muncul sebuah pertanyaan, kemana dan bagaimana nasib sebenarnya dari karakter J. B..
Selain itu, mencoba untuk menilik kembali film terbarunya, Final Destination Bloodlines dengan kelima film sebelumnya. Ada keterkaitan yang belum sepenuhnya terjawab. Melihat kembali Final Destination Bloodlines yang menjadi cikal bakal dengan Bloodlines sebagai sub-judul, harusnya ada ratusan kematian terjadi.
Namun, dari kelima film sebelumnya masih terhitung dalam jumlah puluhan orang saja. Meski petunjuk besar akan hal tersebut seperti terjawab dengan kemunculan buku catatan milik Iris. Hanya saja, penikmat film yang tahu karakteristik produksi hollywood tahu bahwa akan selalu ada kejutan.
Terkadang penulis dan sutradara sudah menyisipkan petunjuk kecil yang kadang tidak disadari penikmat film. Tanpa harus dengan membuat potongan dalam bentuk post-credits scene.
Production company: New Line Cinema, Practical Pictures, Freshman Year, Fireside Films Production
Distributor: Warner Bros. Pictures
Cast: Kaitlyn Santa Juana (Stefani Reyes), Teo Briones (Charlie Reyes), Richard Harmon (Erik Campbell), Owen Patrick Joyner (Bobby Campbell), Anna Lore (Julia Campbell), Rya Kihlstedt (Darlene Campbell), Brec Bassinger (Young Iris Campbell), Tony Todd (William “J. B.” Bludworth), etc
Director: Adam Stein, Zach Lipovsky
Screenplay: Guy Busick, Lori Evans Taylor
Producers: Craig Perry, Sheila Hanahan Taylor, Jon Watts, Dianne McGunigle, Toby Emmerich
Duration: 1 hours 50 minutes
very informative articles or reviews at this time.
Great insights! This really gave me a new perspective. Thanks for sharing.
Good partner program https://shorturl.fm/m8ueY
Good partner program https://shorturl.fm/N6nl1
Very good https://shorturl.fm/TbTre
Awesome https://shorturl.fm/oYjg5
https://shorturl.fm/6539m
https://shorturl.fm/5JO3e
https://shorturl.fm/m8ueY
https://shorturl.fm/6539m
https://shorturl.fm/YvSxU
https://shorturl.fm/bODKa
https://shorturl.fm/oYjg5
https://shorturl.fm/JtG9d
https://shorturl.fm/I3T8M
https://shorturl.fm/YZRz9
https://shorturl.fm/Xect5