LASAK.iD – Social startup yang fokus menyuarakan perubahan, campaign.com kembali dengan program barunya social fair day. Ini merupakan acara virtual yang berkolaborasi dengan institusi pendidikan di Indonesia untuk mengenalkan beragam isu sosial kepada anak muda. Isu sosial yang di angkat pun yang memang terjadi masyarakat seputar pendidikan, lingkungan, kesehatan dan kesetaraan.
Kali ini kelompok besar yang di gandeng bernama milenials. Dikatakan oleh Ahmad Aziz – Community Engagement Officer Campaign.com anak muda memiliki potensi membawa dampak sosial yang besar di lingkungan. Sebagai awal, institusi pendidikan yang di sasar pada tingkat sekolah menengah (SMA) dan universitas atau perguruan tinggi.
“Potensi anak muda ini yang sangat besar. Apalagi sekarang demografi anak muda atau milenials yang sudah masuk di genk Z memiliki porsi yang besar di negara kita. Jadi kita juga melihat potensi yang dibawa anak muda ini. Dan kita juga melihat di aplikasi campaign #ForChange banyak komunitas-komunitas yang di pimpin oleh anak muda ini juga ingin melakukan perubahan. Jadi kampanye-kampanye ini juga di inisiasi oleh anak muda“, ungkap Ahmad Aziz.
Program ini perdana dilaksanakan pada 1-2 Oktober 2020 lalu. Institusi pendidikan yang pertama merasakannya adalah Sekolah SMA Budi Cendekia Islamic School yang berada di Kota Depok. Beragam kegiatan dilakukan untuk membangkitkan empati juga kepekaan terhadap isu sosial. Tak hanya itu, siswa juga dilatih untuk berani speak up melalui sesi talkshow. Mereka bisa dengan leluasa untuk bertanya kepada komunitas-komunitas yang dilibatkan.
“Social Fair Day yang berlangsung di sekolah kami selama dua hari memberikan penyegaran bagi siswa/siswi. Mereka jadi lebih mengenal beragam isu sosial seperti toleransi terhadap para narapidana, melawan kekerasan seksual di lingkungan sehari-hari, pentingnya menjaga kelestarian pangan lokal, dan lain sebagainya. Representatif komunitas terkait juga dilibatkan, sehingga siswa dapat berdiskusi langsung dengan mereka. Saat ini siswa/siswi kami juga telah mengikuti beragam aksi sesuai dengan ketertarikan mereka masing-masing“, ungkap Jayus Riyadi selaku Kepala Sekolah.
Selain itu, social fair day di rasa sebagai solusi lain untuk siswa SMA Budi Cendekia Islamic School yang selama pandemi diharuskan belajar dari rumah secara daring. Apalagi banyak poin pembelajaran membutuhkan penyesuaian khusus, misalnya untuk program ekstrakurikuler.
Selain itu, sebagai kepala sekolah yang juga pendidik, Jayus melihat setiap individu harus memiliki kecerdasaan beragam. Tak hanya terbatas pada akademik tetapi juga kecerdasaan sosial.
“Kondisi pendidikan tidak boleh hanya cerdas saja secara akademik. Pasti dia juga harus cerdas sosial. Dan salah satu cara untuk meningkatkan kecerdasan secara sosial ikut program seperti ini. Alhamdullilah dari campaign tak hanya menjangkau regional tetapi berlaku untuk seluruh nusantara“, jelasnya.
Kemiripan social fair day dengan program community service dari SMA Budi Cendekia Islamic School menjadi alasan keikutsertaan sekolah tersebut. Program yang mewajibkan para siswanya untuk melakukan kegiatan sosial. Diantaranya dengan mendatangi masjid, kelurahan, panti jompo hingga rumah yatim.
“Sebenarnya dari kami sendiri untuk kegiatan sosial itu ada namanya community service. Jadi setiap siswa itu diharuskan melakukan kegiatan sosial. Biasanya mereka ke masjid atau kelurahan atau panti jompo atau yatim untuk ngajar dan bantu-bantu“, tegasnya.
Secara keseluruhan social fair day melibatkan lebih dari 850 komunitas. Untuk setiap acara akan ada sekitar 8 komunitas yang terlibat untuk berbagai pengalaman terkait isu sosial. Materi yang disampaikan pun menyesuaikan antara siswa SMA maupun bagi mahasiswa.
Untuk selanjutnya program social fair day akan mengunjungi Universitas Binus Jakarta, yang akan melibatkan ratusan mahasiswa. Acara ini akan dilakukan pada 15 Oktober 2020 mendatang. Untuk bisa ikut dalam program social fair day bisa mengunjungi website resmi mereka http://www.campaign.com/Socialfairday atau Instagram @campaign_id.
