LASAK.iD – Bicara film horor produksi Indonesia, film maker tanah air masih kental dalam menawarkan ketakutan dari hantu atau setan yang menjadi tokoh antagonis utamanya. Di mana, filmnya cenderung lebih mengusung pada genre horror supranatural. Padahal, genre horor-nya sendiri memiliki cukup banyak genre turunan (sub-genre).
Beberapa sub-genre di antaranya bahkan tak melulu menempatkan hantu sebagai biang kerok konflik ceritanya. Tak bisa menampik Indonesia sendiri masih nyaman di ranah film horror supranatural dengan jump scare yang mengagetkan dan menakutkan. Hanya segelintir film maker atau rumah produksi yang bermain di ranah berbeda.
Seperti yang dilakukan rumah produksi Palari Film untuk filmnya berjudul Tebusan Dosa. Film dari sutradara Yosep Anggi Noen yang juga menulis cerita filmnya bersama Alim Sudio mengusung sub-genre horror mystery. Tentang seorang ibu bernama Wening yang mengalami beragam kejadian aneh dalam kehidupannya.
Baca juga: Putri Marino Bersama Edwin dari Film Tebusan Dosa Berbagi Pengalaman sebagai Pemain dan Sutradara
Puncaknya saat Wening harus kehilangan ibu dan anaknya secara bersama akibat kecelakaan yang mereka alami sepulang dari rumah Tuan Tetsuya. Uti Yah, sang ibu meninggal ditempat namun putrinya yang bernama Nirmala diyakini meninggal dan hanyut di sungai akibat tidak bisa berenang. Wening sebagai ibu memiliki intuisi yang kuat bahwa anaknya masih hidup.
Semenjak kejadian itu, Wening justru mengalami banyak kejadian di luar nalar. Wening yang merasa bersalah kepada mantan suami dan Uti Yah dihantui oleh arwah keduanya. Rentetan teror yang justru membuat Wening menemukan banyak kebenaran atas semuanya dan tentu keberadaan dari sang putri, Nirmala.
Semuanya berakar dari seorang warga Jepang berkedok ilmuwan yang ternyata memiliki gangguan psikologis yang membuatnya terobsesi kepada Nirmala. Menurutnya, wajah Nirmala sangat mirip dengan putrinya yang bernama Miyako. Kedok yang terbongkar berkat bantuan dari mantan atlet renang yang memilih mengajar di daerah pedesaan.
Review
Tebusan Dosa memang menjadi pembeda di tengah film horor tanah air yang lebih menjual jump scare atau ketakutan di penikmat film. Kehadiran hantu atau setan dalam filmnya bukan menjadi sebuah keutamaan atau yang dijual oleh Yosep Anggi Noen sebagai sutradara dan Alim Sudio sebagai penulis.
Hantu atau setan bukan sebagai yang utamanya ditonjolkan, bukan juga yang menakuti untuk mencelakai tetapi memberi petunjuk untuk karakter utama menemukan jawaban atas konflik karakternya. Ambience untuk membawa rasa takut tetap ada namun lebih minim dari biasanya film horor.
Tebusan Dosa sesuai dengan genre yang diusungnya, yaitu horror-mystery menjadikannya sebagai film mikir. Penikmat film tak semata-mata disuguhkan cerita seperti biasanya dari perkenalan, konflik dan penyelesaian (ending). Di antara itu, penulis menciptakan sebuah plot hole untuk penikmat film turut menebak terutama kaitannya akan ujung dari cerita atau pemicu konflik sebenarnya.
Film dengan konflik yang tak sekedar tercipta karena sebab-akibat tetapi memiliki sisi kejutan yang menjadi bagian dari plot twist ceritanya. Terutama hubungannya antara arwah Wicak (mantan suami), Uti Yah (ibu), Tetsuya dengan sikap dan perhatiannya yang tidak biasa kepada keluarga Wening dan keberadaan dari Tirta yang diperankan Putri Marino.
Dikatakan sebagai film mikir dengan sajian secara sinematografi yang juga cukup berbeda membawa rasa kemasan yang ditawarkan filmnya lebih kepada sajian yang diperuntukan untuk sebuah festival. Bukan tidak pas tayang di bioskop, namun sajian plot ceritanya yang mencoba untuk tampil lebih kompleksitas tidak sepenuhnya favorit tontonan penikmat film tanah air.
Untuk berikan sajian tontonan berbeda tentu patut diberikan apresiasi dan di sisi lain ini hal bagus untuk memberikan kesegaran dan pilihan tontonan lainnya. Namun, menilik penikmat film tanah air masih nyaman dengan zona horor yang menjual jump scare. Meski begitu, apresiasi besar pada akting dua aktris yang bermain, yaitu Happy Salma dan Putri Marino.
Kembali ke cerita filmnya, plot twist yang menjadi bagian ceritanya benar-benar menjadi kejutan, terutama yang berkaitan dengan Tetsuya dan Ragus. Menarik ketika penulis membuat hal samar pada karakter Tetsuya, menempatkan pemikiran penikmat film ambigu tentang karakter satu ini sebagai protagonis atau justru sebaliknya adalah antagonis.
Untuk karakter Ragus yang cukup menjadi kejutan dari cerita filmnya. Sejak awal karakter yang dibangun Ragus sekedar pemanis atau penyokong karakter Tirta yang diperankan Putri Marino. Namun, jelang akhirnya filmnya, karakter satu ini justru memberi kejutan dan cukup tidak terduga.
Bicara dari sisi akting, kombinasi antara Happy Salma dan Putri Marino menjadi perpaduan combo untuk filmnya. Keduanya, dikenal sebagai aktris yang selalu total dalam setiap peran yang dimainkan. Bisa dikatakan keduanya bak bunglon dalam dunia seni peran, yang tahu harus berbuat apa dengan peran yang dimainkan.
Putri Marino misalnya, sebelum Tebusan Dosa resmi diumumkan dirilis pada 17 Oktober mendatang, karya lainnya dari sang aktris telah lebih dulu tayang di salah satu OTT dengan judul Kabut Berduri. Putri Marino tampil epik untuk perannya sebagai seorang detektif yang ditugaskan menyelidiki kasus pembunuhan berantai di perbatasan Indonesia-Malaysia.
Di sini, Putri Marino tampil dengan gaya boyish dan rambut pixy keriting, bahkan ia rela memotong rambutnya hingga pendek sebagai tuntutan akan perannya sebagai polisi di film tersebut. Sedangkan dalam film Tebusan Dosa, Putri Marino berhasil menggambarkan sosok wanita muda berusia 20-an tahun.
Ekspresif, body language dan koreo saat adegan fight dengan Tetsuya di bagian klimaks filmnya, meski digambarkan peran Tirta tidak memiliki keahlian bela diri. Ini menunjukkan kualitas Putri Marino sebagai aktris serba bisa.
Lawan mainnya, yang juga senior dalam seni peran, Happy Salma telah banyak malang melintang di dunia seni peran yang memerankan berbagai karakter, tak hanya film tetapi juga panggung teater.
Production company: Palari Films, Showbox Entertainment
Distributor: Legacy Pictures
Cast: Happy Salma (Wening), Putri Marino (Tirta), Shogen (Tetsuya), Bhisma Mulia (Ragus), Laksmi Notokusumo (Uti Yah), Keiko Ananta (Nirmala), Haru Sandra (Wicak), Eduward Manalu (Suleiman), Bambang Gundhul (Mbah Gowa), etc
Director: Yosep Anggi Noen
Screenwriter: Yosep Anggi Noen, Alim Sudio
Producers: Meiske Taurisia, Muhammad Zaidy
Duration: 1 hours 56 minutes
Üsküdar tesisat sorunları çözümü Üsküdar’da en güvenilir su kaçağı tespit hizmeti aldım. Çok memnun kaldım. https://friichat.com/read-blog/39931
Lois Sasson Pretty! This has been a really wonderful post. Many thanks for providing these details.
FinTechZoomUs Great information shared.. really enjoyed reading this post thank you author for sharing this post .. appreciated
FinTech ZoomUs I really like reading through a post that can make men and women think. Also, thank you for allowing me to comment!
I just could not leave your web site before suggesting that I really enjoyed the standard information a person supply to your visitors Is gonna be again steadily in order to check up on new posts
Noodlemagazine There is definately a lot to find out about this subject. I like all the points you made