ReviewCinemaFilm

Review: Smile 2, Entitas dengan Senyuman yang Menakutkan Kembali dengan Terornya

454
×

Review: Smile 2, Entitas dengan Senyuman yang Menakutkan Kembali dengan Terornya

Share this article

Smile 2 kembali dengan teror entitas tak kasat mata yang mencari inang baru yang di film sekuel-nya dialami Skye Riley yang diperankan aktris Naomi Scott.

LASAK.iD – Pada 2022 lalu, penikmat film dunia telah merasakan teror dari entitas tak kasat mata yang muncul sebagai berbagai orang dengan tersenyum dalam film berjudul Smile. Teror dan kengerian yang kemudian berlanjut dalam film sekuel-nya yang dirilis Oktober 2024 ini dengan judul Smile 2.

Entitas tak kasat mata kembali melanjutkan terornya, yang kini dialami seorang super star bernama Skye Riley. Penyanyi yang kembali setelah hiatus selama satu tahun akibat trauma kecelakaan yang menyebabkan tewasnya sang kekasih, Paul Hudson.

Luka operasi yang masih meninggalkan rasa sakit yang membuat Skye Riley mengkonsumsi obat lain dari yang diresepkan dokter pribadinya. Obat yang termasuk obat terlarang memaksanya berhubungan kembali dengan Lewis Fregoli, temannya semasa SMA yang berbisnis barang haram tersebut.

Skye Riley yang membutuhkan obat itu terpaksa kembali menemui Lewis Fregoli di apartemennya, di malam sebelum ia memulai rangkaian konser turnya. Saat tiba di sana, Skye Riley sudah menunjukkan gelagat tidak baik-baik saja. Bahkan Lewis Fregoli tidak tahu yang dilakukannya satu menit yang lalu.

Saat menunggu itulah, Lewis Fregoli semakin menunjukkan keanehan yang membuat Skye Riley terkejut. Tak diduga, Lewis Fregoli melakukan hal mengerikan dengan memukulkan piringan berat ke wajahnya sendiri hingga membuatnya tewas. Namun, saat Lewis Fregoli melakukan dengan senyum lebar yang membuat Skye Riley ketakutan.

Skye Riley yang panik memilih pergi dan meninggal jasad Lewis Fregoli yang tergeletak bersimbah darah. Namun, setelahnya teror senyuman yang dilihatnya sesaat sebelum Lewis Fregoli tewas aneh terus menghantuinya. Skye Riley yang ingin kembali hidup normal dengan menata kembali kehidupan dan karirnya dari awal justru merasakan dirinya seperti orang tidak waras.

Skye Riley perlahan mulai kehilangan kesadaran antara kenyataan atau halusinasi karena hanya memiliki waktu satu minggu saja. Bahkan saat kemunculan seseorang bernama Morris yang mengatakan memiliki cara menghentikan teror dan kegilaan yang dialami, ternyata hanya bagian dari manipulatif dari entitas tersebut.

Saat puncak pikiran dan perasaannya dikuasai dengan ketakutan yang dibuat entitas tak kasat mata tersebut, Skye Riley pun berujung sama dengan Lewis dan delapan korban sebelum dirinya. Proses dan keadaan kematiannya pun sesuai dengan kehidupan terakhir yang masing-masing jalani.

Review

Smile 2 yang menjadi film sekuel secara garis besar masih menawarkan sensasi yang sama dengan film pertamanya di 2022 silam. Tentang entitas yang membuat inangnya menjadi implusif hingga akhirnya mengakhiri hidup dengan cara yang tidak masuk akal dan sadis.

Untuk sekuel-nya, Parker Finn yang kembali menulis cerita sekaligus sutradara filmnya mencoba meng-upgrade filmnya dari berbagai sisi. Tentu pada cerita dengan pengkarakteran yang dihadirkan melalui Skye Riley. Di mana, Parker Finn membentuk karakter Skye dengan konflik diri yang lebih kompleks.

Tak hanya terpaku pada satu layer tetapi konflik Skye Riley dibuat Parker Finn dengan beberapa lapisan layer, dengan pemicu utama trauma kecelakaan dari setahun kebelakang yang dialami Skye Riley. Namun, delusi dari trauma tersebut terpecah yang menyentuh layer kehidupan lainnya dari Skye Riley. Setelah raga, pikiran dan perasaan Skye mulai dikuasai oleh entitas tak kasat mata tersebut.

Adegan-adegan yang berkaitan dengan ini pun kembali dihadirkan Parker Finn dengan pola yang sama. Entitas memanupulatif Skye dengan orang terdekat yang muncul dengan senyuman yang menyeramkan. Adegannya pun tidak sekedar senyuman tetapi banyak digambarkan dengan mengeringan dan membuat merinding.

Salah satunya, adegan Skye Riley yang berada di ruangan rumah sakit setelah Skye ditemukan tergeletak pingsan di rumahnya. Shot berikutnya penikmat film dibuat terkejut dengan yang dilakukan Skye terhadap Ibunya. Ini pun tahap akhir setelah tubuh Skye sepenuhnya telah dikuasai oleh entitas.

Berkaitan dengan ini penikmat film seolah dituntut untuk lebih cermat untuk scene by scene filmnya. Keterkaitan satu sama lain tentu dan sebenarnya pun kuat, namun entitas seperti dalam film sebelumnya bahkan dalam filmnya pun dijelaskan oleh salah satu karakter. Perilaku korban dari entitas berjalan bertahap hingga akhirnya delusi yang dialami menjadi akut.

Bagian ini ternyata dilakukan Parker Finn pada akhirnya sebagai plot twist filmnya. Seperti juga kebanyakan film serupa bagian ini dihadirkan jelang filmnya berakhir, sebagai sebuah kejutan untuk penikmat film. Ini alasan filmnya menuntut penikmat filmnya harus cermat karena cukup tidak terduga. Untuk jelasnya bisa datang ke bioskop dan membeli tiketnya lalu menonton filmnya.

Berkaitan dengan harus cermat, kurang lebihnya dipengaruhi dengan banyaknya adegan yang membuat irama jantung turun naik karena jump scare filmnya. Seperti juga film pertamanya, Parker Finn dalam menciptakan ketakutan dilakukan seperti roller coaster, yang bermain dengan momen dan tempo.

Misalnya, salah satu adegan ketika Skye Riley berada di apartemennya. Saat mulai mengalami gejala awal sebagai inang entitas tersebut. Wujud orang yang dikenal mulai muncul dan menghantui. Penikmat film sadar adegannya merupakan jump scare filmnya. Di sini, Parker sebagai sutradara mencoba melakukannya dengan memainkan momen dan tempo.

Sesaat ada, sesaat kemudian tidak yang menurut penikmat film sudah selesai, ternyata sesaat kemudian dengan cepat kembali yang sontak membuat teriak penikmat film. Hal ini didukung dengan sinematografi filmnya, tak hanya secara camera angle tetapi pencahayaan black and white dalam setiap adegannya. Ditambah dengan scoring yang mendukung pastinya membuat terkejut.

Namun, ketika ingin menilai filmnya dengan plus minusnya, Smile 2 dengan kompleksitas yang diberikan tentu sebuah sajian yang bisa dinikmati. Menilik beberapa bagian filmnya seperti durasi terasa cukup panjang. Berkaitan ini yang sebenarnya dan mungkin untuk bisa membuat adegan filmnya lebih padat yang seharusnya juga tidak mempengaruhi esensi dari yang diinginkan.

Membuat sajian dari layer berlapis konflik (delusi) dari karakter Skye Riley yang seolah menuntut kita untuk cermat sebenarnya sedikit membuat pusing. Saat penikmat film harus menilai dengan caranya sendiri antara kenyataan atau delusi dari karakter Skye Riley. Hal ini berkesinambungan antara semua adegan dengan adegan terakhir filmnya yang memperlihatkan Skye Riley berada di venue konser.

Ini seakan memperlihatkan sebuah obsesi besar dari Parker Finn untuk melebihi ekspektasi penikmat film dari film pertamanya. Hal seperti ini wajar namun terkadang ada hal yang tidak dilihat dengan seksama oleh penulis atau sutradara yang berkaitan dengan penikmat filmnya itu sendiri.

Untuk juga mengetahui secara detail akan asal muasal entitas ini pun belum sepenuhnya terjawab di film sekuel-nya, yang masih memperlihatkan bahwa entitas memang ada. Penikmat film sepertinya harus menunggu film berikutnya yang mungkin bisa berlanjut untuk tahu history dari entitas tersebut.

Smile 2 sebenarnya bukan film dengan hasil buruk tapi ada rasa yang kurang memuaskan. Kembali lagi, tergantung bagaimana penikmat film dalam menyukai sebuah tontonan. Yang menjadi penggemar film pertamanya dan menunggu sekali film sekuel-nya tentu akan baik-baik saja saat menonton. Apalagi akting dari Naomi Scott sebagai Skye Riley yang epik di film Smile 2.

Notes, filmnya banyak adegan berdarah yang mungkin untuk sebagian penikmat filmnya tidak nyaman, jadi harus antisipasi untuk ini ketika menontonnya.

Production company: Temple Hill Entertainment, Bad Feeling
Distributor: Paramount Pictures
Cast: Naomi Scott (Skye Riley), Rosemarie DeWitt (Elizabeth Riley), Kyle Gallner (Joel), Lukas Gage (Lewis Fregoli), Miles Gutierrez-Riley (Joshua), Peter Jacobson (Morris), Raúl Castillo (Darius), Dylan Gelula (Gemma), Ray Nicholson (Paul Hudson), Drew Barrymore (Drew Barrymore), etc
Director: Parker Finn
Screenwriter: Parker Finn
Producers: Marty Bowen, Wyck Godfrey, Isaac Klausner, Robert Salerno, Parker Finn
Duration2 hours 7 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

6 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
exploreuaeonline
5 months ago

Hey there You have done a fantastic job I will certainly digg it and personally recommend to my friends Im confident theyll be benefited from this site

Mangaclash
5 months ago

Mangaclash I like the efforts you have put in this, regards for all the great content.

Newtoki
4 months ago

Newtoki very informative articles or reviews at this time.

britishiptv
4 months ago

you are in reality a good webmaster The website loading velocity is amazing It sort of feels that youre doing any distinctive trick Also The contents are masterwork you have done a fantastic job in this topic

winwavelotto
4 months ago

helloI like your writing very so much proportion we keep up a correspondence extra approximately your post on AOL I need an expert in this space to unravel my problem May be that is you Taking a look forward to see you

iptvuk
4 months ago

I loved as much as youll receive carried out right here The sketch is attractive your authored material stylish nonetheless you command get bought an nervousness over that you wish be delivering the following unwell unquestionably come more formerly again as exactly the same nearly a lot often inside case you shield this hike

6
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x