Review: Sonic the Hedgehog 3, Munculnya Dark Side dari Karakter Sonic the Hedgehog

LASAK.iD – Antropomorfik landak biru bernama Sonic hadir kembali dalam rilisan film terbarunya. Film trilogi berjudul Sonic the Hedgehog 3 yang menjadi bagian dari Sonic the Hedgehog Film Series membawa keseruan dalam petualangan dan aksi dari Sonic pada level berikutnya.

Film series yang didasarkan pada karakter permainan video SEGA, Sonic the Hedgehog, tentu membawa plot dan karakter filmnya merujuk dengan yang tersaji dalam video game maupun media lain (komik dan TV series). Kesuksesan video game Sonic sejak kemunculan di tahun 1991 membuat banyak kreator untuk mengalih wahanakan ke berbagai media lainnya.

Sebut saja, perilisan dalam media bacaan berupa komik, album yang berisi soundtrack dari video game hingga berbagai seri untuk animasi yang masih dilakukan hingga 2023 lalu. Untuk kemudian dialih wahanakan menjadi live-action tentu akan ada penyesuaian kembali terutama dari karakter (look) dan plot cerita.

Baca juga: Review: Sonic The Hedgehog 2, Next Level Petualangan Si Landak Biru

Melihat dari banyaknya karakter dan juga cerita panjang yang sudah terbentuk sejak kemunculan Sonic pertama kali di tahun 1991. Untuk live-action mencoba merangkumnya dengan tetap menonjolkan sisi dan berbagai hal yang menjadi ciri khas dari franchise dari video game Sonic.

Itulah di film pertamanya, Patrick Casey, Josh Miller dan John Whittington menjadikan Sonic the Hedgehog (2020) sebagai sebuah film perkenalan untuk penikmat film secara umum, terutama pada anak-anak. Masih pada konflik ringan yang dihadirkan dua karakter yang menjadi ikon dari video game.

Sonic-nya itu sendiri dan musuh abadinya yang merupakan ilmuwan cerdas juga terkesan gila bernama Dr. Julian Ivo Robotnik atau juga dikenal sebagai Dr. Eggman. Keduanya pun secara latar belakang masih diceritakan secara sederhana dan cukup singkat, namun cukup mewakili untuk bisa dipahami penikmat film.

Selain karakter, beberapa hal pun turut dimunculkan, seperti Guardian Units of Nations (GUN) yang merupakan organisasi keamanan internasional di jagat Sonic the Hedgehog. Tentu yang tidak boleh ketinggalan untuk dimunculkan adalah benda kecil berwarna emas berbentuk cincin.

Berbeda dengan ahli wahana lainnya, dalam live-action, cincin emas (gold ring) lebih diperuntukan sebagai gerbang menuju ke suatu tempat yang diinginkan si pengguna, seperti pintu kemana saja yang dimiliki Doraemon. Gold ring ini pun terlihat sejak film pertamanya hanya dimiliki oleh klan tertentu seperti Sonic.

Secara menyeluruh, universe dari Sonic the Hedgehog telah menciptakan dunia yang luas dan cerita yang panjang. Tentu ketika dialih wahanakan dalam media apapun akan terjadi hal yang sama. Tak cukup hanya bisa diceritakan dalam 1, 2 atau 3 judul saja. Ini akan menjadi sebuah series yang cukup banyak dan panjang dengan segala kemungkinan sebagai spin-off, prekuel, reboot dan lainnya.

Untuk live-action sendiri, Paramount Pictures, Sega Sammy Group dan beberapa rumah produksi lainnya telah mengumumkan film keempatnya berbarengan dengan persiapan perilisan dari film Sonic the Hedgehog 3 (2024). Produksi terencana dengan menayangkan setiap filmnya dalam interval waktu dua tahun.

Berkaitan dengan perencanaan universe Sonic the Hedgehog, hal yang menjadi wajib tak hanya berkaitan bagaimana penulis meramu cerita yang menarik tetapi juga sebuah petunjuk kecil. Kebiasaan yang menjadi wajib sering disebut sebagai  post-credit scene, potongan kecil sebuah adegan tetapi selalu berhasil membuat kehebohan penikmat film juga penggemar dari universe (game, animasi dan komik) sebelumnya.

Post-credit scene di film pertamanya memperlihatkan secuil adegan yang memunculkan karakter rubah berekor dua berwarna kuning bernama Miles Prower. Betul saja, karakter yang dikenal sebagai Tails merupakan sahabat dari Sonic. Kehadiran Tails untuk membantu Sonic untuk menjadi pahlawan.

Di sisi lain yang berhubungan dengan plot cerita, Sonic the Hedgehog 2 memiliki benang merah yang berhubungan dengan Master Emerald. Batu zamrud yang terdiri dari tujuh permata dengan kekuatan mistis, yang mampu mengubah pikiran menjadi kekuatan, melengkungkan waktu dan ruang dengan teknik yang disebut Kontrol Kekacauan.

Kekuatan yang sejak lama diincar oleh Eggman demi melancarkan rencananya menguasai bumi dan mengalahkan musuh abadinya, Sonic. Itulah dihadirkannya Knuckles the Echidna, landak antropomorfik berwarna merah yang diketahui sosok terakhir dari klan Echidna yang mendiami pulau Angel Island untuk menjaga permata besar Master Emerald.

Knuckles the Echidna yang merasa Sonic bersekongkol dengan Longclaw (owl) untuk menggunakan kekuatan Master Emerald untuk hal yang tidak baik. Keyakinan yang membuatnya terjebak dalam kerja sama yang salah bersama Eggman. Sehingga membantu ilmuwan gila tersebut menemukan Master Emerald.

Knuckles yang menyadari pengkhianatan dan tujuan Eggman kemudian beralih menjadi kawan dari Sonic dan Tails, dan membuat klan baru di Bumi setelah pertempuran besar yang memusnahkan banyak klan dari mereka. Ikatan persahabatan dan kekeluargaan dari ketiganya bersama Tom and Maddie Wachowski berlanjut untuk film ketiganya, Sonic the Hedgehog 3.

Sonic the Hedgehog 3, seperti juga film keduanya yang mengungkap tabir dari post-credit scene di film pertamanya. Untuk kali ini, Shadow the Hedgehog atau Black Arms merupakan saingan atau dark version dari Sonic. Sosok yang memiliki kemampuan yang sama dengan Sonic, dari kecepatan dan keterampilannya. Namun, perbedaan besar untuk sifat keduanya.

Shadow the Hedgehog ternyata sudah lebih dulu berada di bumi melalui sebuah meteor. Memiliki kekuatan yang besar, Guardian Units of Nations (GUN) dengan cepat menyegel Shadow di sebuah laboratorium rahasia. Para ilmuwan memiliki ide untuk memanfaatkan kekuatan yang dimilikinya Shadow.

Melalui Professor Gerald Robotnik atau kakek dari Dr. Ivo Robotnik, terciptalah sebuah senjata rahasia yang bisa menghancurkan apapun dalam jangkauan hingga 40.000 km atau hampir menyentuh setiap bagian bumi. Namun, sebuah peristiwa yang menghilangkan nyawa Maria Robotnik telah mengubah segalanya.

Di hati keduanya hanya ada amarah dan dendam untuk menghancurkan markas besar Guardian Units of Nations (GUN) yang berada di London. Sonic bersama teman-temannya yang disebut sebagai Tim Sonic mencoba mencegah hal tersebut, meskipun GUN mungkin bersalah dalam insiden 50 tahun lalu.

Apalagi kakek dan cucu yang terpisah lama bergabung menjadi 1 tim, yaitu Eggman dan Professor Gerald. Keduanya ilmuwan cerdas namun memiliki sisi gelap yang tidak bisa dianggap remeh. Ditambah dengan adanya Shadow yang ternyata menjadi kunci dari senjata rahasia yang diciptakan oleh Professor Gerald.

Sebuah momen akhirnya menyadarkan Eggman juga Shadow, bahwa yang diingin oleh Professor Gerald bukanlah keadilan tetapi kehancuran Bumi. Eggman yang antagonis selama ini hanya ingin menguasai Bumi tetapi tidak ingin menghancurkannya. Shadow pun sadar bahwa kehancuran Bumi bukanlah yang diinginkan mendiang Maria.

Akhirnya Eggman, Shadow dan Tim Sonic bekerja sama untuk menghancurkan karya dari Professor Gerald. Dengan susah payah hingga mengorbankan diri, kerja sama mereka mampu membuat Bumi selamat dari kehancuran dan kembali damai. Namun, hal ini tidak berlaku untuk Sonic yang masih terus mendapati kemunculan satu per satu mereka yang menganggap Sonic sebagai rival.

Post-credit scene sebagai secuil petunjuk untuk film berikutnya yang kali ini menghadirkan Shadow the Hedgehog. Karakter satu ini menjadi yang cukup populer di kalangan gamer dan jurnalis game karena dinilai sebagai karakter dari video game Sonic the Hedgehog yang paling kuat.

Shadow the Hedgehog yang diciptakan Takashi Lizuka dan Shiro Maekawa dihadirkan sebagai antagonis atau antihero, bahkan disebut-sebut sebagai kebalikan dari karakter Sonic the Hedgehog atau versi jahat dari Sonic. Namun, karakter yang digambarkan sebagai antropomorfik landak hitam ada kalanya menjadi sosok yang membantu Sonic.

Baca juga: Maskot Gim Konsol Sega, Sonic the Hedgehog Hadir Dalam Live-Action

Kemunculan Shadow the Hedgehog untuk Sonic the Hedgehog, seperti juga karakter Sonic digambarkan cukup identik secara look dan warna. Hal lain yang juga identik dengan Shadow the Hedgehog seperti dalam video game adalah penggunaan kendaraan dan senjata api.

Untuk menyempurnakan keautentikan Shadow the Hedgehog versi live-action, pemilihan sosok pengisi suara yang tepat untuk karakternya pun turut berperan penting. Seperti halnya pada karater Knuckles the Echidna yang digambarkan sebagai karakter yang manly, Jeff Fowler sebagai sutradara melakukan yang tepat dengan memilih aktor Idris Elba.

Kali ini, untuk mengisi suara dari Shadow the Hedgehog, aktor yang dipilih pada sosok Keanu Reeves. Memiliki karakteristik suara dan penekanan yang khas meski sedikit diubah secara mastering-nya, Keanu Reeves melengkapi karakter dari Shadow. Idris Elba dan Keanu Reeves memiliki suara yang berat khas pria menjadi pas untuk mengisi suara dari kedua karakter tersebut.

Bicara juga sosok yang pas untuk karakter dalam universe Sonic, tak lain adalah Jim Carrey. Aktor yang ahli dalam membangun atmosfer ganda dalam setiap perannya. Dr. Eggman yang merupakan karakter antagonis, bukan ditampilkan “serius”, justru Jim Carrey menampilkan Dr. Eggman yang cukup mengundang banyak tawa.

Karakter Eggman disajikan sang aktor dengan kekhasannya seperti di banyak film yang dibintanginya. Tak pernah serius, gesture dan mimik yang absurd yang selalu membuat tertawa. Apalagi di Sonic the Hedgehog 3, penikmat film mendapatkan double kill, karena tidak hanya memerankan Dr. Eggman tetapi juga Professor Gerald Robotnik, yang tak lain adalah sosok kakeknya.

Sonic the Hedgehog 3 yang sejak awal dikatakan berada di level berikutnya memang cukup terlihat jelas dibanyak sisi filmnya. Kehadiran satu per satu karakter yang tak hanya protagonis tetapi juga antagonis meningkatkan kompleksitas pada konflik cerita filmnya. Tak hanya melibatkan antara karakter tetapi lebih global-nya, yaitu Bumi.

Hal yang membawa keseruan untuk menjadi tontonan yang menarik. Bahkan terlihat jelas sekali peningkatan yang signifikan pada beberapa hal yang berkaitan dengan visual film terutama yang melibatkan karakter Sonic dan kawan-kawannya, adegan baku hantam dan visual untuk hal yang berhubungan dengan mesin atau robot. Termasuk visualisasi yang menjadi bagian dari latar (tempat) filmnya.

Paling disorot memang pada adegan baku hantam dibanding film sebelumnya, Sonic the Hedgehog 3 terlihat jauh lebih menarik. Hal yang juga didukung skenario yang ceritanya dibuat lebih kompleks. Pada sisi karakter yang sudah ada sebelumnya pun memiliki peran yang tidak sekedar ada atau pemanis di cerita tetapi membawa peran yang lebih sehingga bukan kehadiran yang sia-sia

Hal yang memang seharusnya dilakukan penulis dan sutradara agar level dari setiap filmnya terus meningkat dan tidak terjebak dengan visualisasi film pertamanya yang cukup mendapat respon positif. Sonic yang telah menjadi pusat perhatian dan kekuatan yang meningkat tentu menjadi sasaran empuk untuk para antagonis lainnya. Hal yang juga wajar dilakukan pada film yang memiliki sebuah universe.

Melihat sajian dari Sonic the Hedgehog 3, tentu kelanjutan dari universe Sonic menjadi yang ditunggu penikmat film dan penggemar, yang rencananya akan tayang pada 2027 mendatang. Untuk petunjuk awal, yang dihadirkan kembali melalui post-credit scene, menampilkan dua karakter yang juga cukup populer dalam seri video game.

Pertama, penikmat film diperlihatkan pasukan Metal Sonic, robot yang menyerupai karakter Sonic yang diciptakan oleh Eggman. Kemunculan dari Metal Sonic, memunculkan spekulasi bahwa Eggman memang masih hidup, seperti kucing yang memiliki banyak nyawa.

Walau Agent Stone, asisten dari Eggman masih hidup dan memiliki semua akses dari properti dan karya dari sang doktor. Entah kejutan seperti apalagi yang akan dihadirkan untuk film quadrilogy nanti di 2027. Karakter lain yang juga dihadirkan adalah landak merah muda bernama Amy Rose, yang dalam franchise video game dikenal sebagai kekasih dari Sonic.

Kemunculan dari Metal Sonic dan Amy Rose secara bersamaan memang menjadi masuk akal. Menilik dari cerita yang dibuat untuk video game, komik maupun Tv series, Amy Rose diceritakan diculik oleh Metal Sonic milik Eggman. Sonic sebagai karakter utama datang sebagai pahlawan untuk menyelamatkan Amy.

Production company: Paramount Pictures, SEGA Sammy Group, Original Film, Marza Animation Planet, Blur Studio Production
Distributor: Paramount Pictures
Cast: Ben Schwartz (Sonic The Hedgehog), Colleen O’Shaughnessey (Miles “Tails” Prower), Idris Elba (Knuckles the Echidna), Keanu Reeves (Shadow The Hedgehog), Jim Carrey (Dr. Robotnik), Lee Majdoub (Agent Stone), James Marsden (Thomas Wachowski), Tika Sumpter (Maddie Wachowski), Adam Pally (Wade Whipple), Natasha Rothwell (Rachel), Shemar Moore (Randall), Krysten Ritter (Director Rockwell), Alyla Browne (Maria Robotnik), Tom Butler (Commander Walters), etc
Director: Jeff Fowler
Screenplay: Pat Casey, Josh Miller, John Whittington
Producers: Neal H. Moritz, Toby Ascher, Toru Nakahara, Hitoshi Okuno
Duration: 1 hours 50 minutes