Review: Blink Twice, Tema Feminis hingga Plot Twist yang Menarik

LASAK.iD – Zoë Kravitz dikenal publik dunia sebagai aktris juga penyanyi asal amerika. Puluhan judul telah dibintangi Zoë Kravitz, peran terakhir yang dilakoni sebagai Selina Kyle atau Catwoman dalam film The Batman. Setelahnya, aktris 35 tahun tersebut belum terlihat kembali membintangi film, hanya muncul untuk end credits dalam Furiosa: A Mad Max Saga (2024).

Kemunculannya Zoë Kravitz terbaru justru sebagai orang dibalik layar sebagai sutradara dari film terbaru dari Amazon MGM Studios berjudul Blink Twice. Tak hanya itu, Zoë Kravitz pun menjadi bagian dari penulis cerita bahkan produser bersama Channing Tatum, aktor pemeran dari filmnya.

Zoë Kravitz yang seringnya berperan dalam film ber-genre action hingga thriller, sepertinya membawa pengaruh untuk debutnya sebagai sutradara sekaligus penulis cerita filmnya. Film berjudul Blink Twice sendiri mengusung genre psychological thriller dengan menggandeng Naomi Ackie dan Channing Tatum, sebagai karakter utama filmnya.

Terinspirasi film favorit hingga pengalaman pribadi

Zoë Kravitz dalam pernyataannya mengambil banyak inspirasi untuk debut filmnya sebagai orang di belakang layar. Tak hanya terinspirasi dari beberapa judul film yang menjadi favoritnya tetapi juga kehidupannya sejak kecil hingga dewasa yang dialaminya, terutama menyangkut perempuan dan kekuasaan.

Pengalaman yang kemudian berani untuk Zoë Kravitz tuliskan dalam skema skenario bersama dengan E.T. Feigenbaum. Tak heran, filmnya cukup banyak kemiripan secara konsep maupun beberapa hal lainnya dengan film yang sudah dirilis sebelumnya. Hal yang tidak juga ditepis bahkan diiyakan oleh Zoë Kravitz.

Ceritanya sendiri ternyata sudah ditulis Zoë Kravitz sejak 2017 silam. Namun, cukup banyaknya kendala ditemui selama proses yang membuat filmnya baru memulai syuting di pertengahan 2022 tepatnya di bulan Juni dan tayang kemudian secara resmi di Agustus 2024. Secara general, film ini mengeksplorasi tema kekerasan seksual, dinamika kekuasaan dan pengalaman kompleks korban pelecehan seksual dari sudut pandang pengalaman dari sang penulis.

Petunjuk sejak awal dan petunjuk bayangan

Sebuah film yang biasanya mengkonsepkan kejutan melalui plot twist yang juga menyesuaikan dengan genre filmnya seperti juga Blink Twice, biasanya akan menyamarkan petunjuk, entah itu petunjuk besar maupun petunjuk kecil. Sehingga yang tertangkap penikmat film hal tersebut hanya sekedar bagian cerita saja.

Blink Twice melakukannya secara berbeda dengan secara terang-terangan memperlihatkan sejak awal filmnya. Ini berkaitan dengan bunga yang dimunculkan dalam filmnya, yang kemudian dijadikan sebuah parfum yang digunakan mereka yang ikut dalam liburan di pulau pribadi Slater King.

Pengambilan sudut kamera yang berfokus pada penggunaan parfum tersebut dan tersebarnya bunga di setiap sudut pulau yang akhirnya membuat penikmat film sudah menebak bunga dan parfum sebagai salah satu plot twist filmnya. Hal yang cukup berbeda tetapi juga cerdas ketika ini ternyata hanya sebagai plot twist bayangan atau petunjuk bayangan dari yang utamanya.

Satu sama lain tentu berkaitan erat tetapi secara penghubung ada yang memiliki konektivitas yang lebih dekat (seperti bagan silsilah). Untuk bunga yang digunakan ternyata berhubungan erat dengan petunjuk yang hadir dari seorang nenek pelayan bernama Badass Maid dari istana Slater King yang sejak awal terlihat membunuh banyak ular berbisa di pulau tersebut.

Juga petunjuk-petunjuk lain yang dimunculkan sejak awal, seperti karakter Vic yang selalu memotret setiap momen mereka di pulau tersebut, ucapan ‘red rabbit‘ yang selalu diulang oleh Badass Maid kepada Frida, paper bag berwarna merah, kuku yang kotor hingga mata yang terlihat cekung dan memiliki lingkaran hitam.

Plot twist dari film Blink Twist yang membuat penikmat film akan berekspresi kaget, berkata ‘wow’ atau juga menggelengkan kepala karena dipikirkan cukup detail. Bahkan hanya sebuah hal kecil yang ternyata sebuah hal besar pada akhirnya.

Tema feminis yang tersamarkan

Film dengan sutradara perempuan seringnya memang akan mengangkat tema feminis, ditambah posisinya sebagai penulis utama cerita untuk filmnya. Segala sudut pandang akan berpusat dari seorang wanita sebagai perwakilan akan sebuah konflik besar yang secara umum dialami wanita.

Hal sama dilakukan oleh Zoë Kravitz untuk debut filmnya sebagai sutradara sekaligus penulis. Woman power sangat dirasakan, tetapi sebenarnya ada momen jelas yang menyamarkan tema besarnya tersebut yang dimulai sejak awal hingga pertengahan filmnya. Memang karakter Frida menjadi fokus kamera sepanjang film yang mengindikasikan sebagai karakter utama.

Ini dikarenakan ada pengecohan dari karakter utama prianya, Slater King yang diperankan oleh Channing Tatum. Selain karakter Frida itu sendiri, karakter Slater King yang terus menjadi fokus utama, dengan penikmat film sudah mengunci Slater King sebagai antagonis tunggal.

Kenyataannya, sebagai bagian dari plot twist filmnya, justru semua karakter pria selain Lucas memainkan peran antagonis . Gesture dan mimik yang tidak terlihat pada awalnya. Sehingga Blink Twice sebagai film feminis dengan mengedepankan woman power dirasakan sekali mungkin mulai pertengahan hingga akhir filmnya.

Debut yang epik

Blink Twice menjadi debut epik untuk Zoë Kravitz dan menjanjikan untuk dinantikan film berikutnya dari sang aktris. Pengalaman dari banyaknya film yang dimainkan dengan tema yang juga sama membuat gambaran jelas untuknya akan membuat dan membawa Blink Twice menjadi tontonan yang seperti apa dan pastinya berbeda.

Hanya beberapa hal yang mungkin menjadi catatan, salah satunya tentang kesamaan secara sajian konsep dengan rilisan film terdahulu. Selain itu, terkait film-film selanjutnya dari Zoë Kravitz, melalui Blink Twice mungkin karakteristiknya sebagai sutradara dan penulis sudah terbentuk sebagai ciri khas. Namun, semoga juga tidak menjadi sesuatu hal monoton di masa depan.

Tentunya menunggu film dari Zoë Kravitz dengan genre lain yang lebih effort seperti action atau melankolis seperti drama romace. Terlebih, kehadiran Zoë Kravitz menambah deretan sutradara wanita di dunia yang memang hanya berada di angka 10 persen saja.

Production company: Amazon MGM Studios, Free Association, this is important, Bold Choices Production
Distributor: Warner Bros. Pictures
Cast: Naomi Ackie (Frida), Channing Tatum (Slater King), Christian Slater (Vic), Simon Rex (Cody), Adria Arjona (Sarah), Liz Caribel (Camilla), Trew Mullen (Heather), Kyle MacLachlan (Rich), Haley Joel Osment (Tom), Geena Davis (Stacy), Alia Shawkat (Jess), Levon Hawke (Lucas), Chris Costa (Stan), María Elena Olivares (Badass Maid), etc
Director: Zoë Kravitz
Screenwriter: Zoë Kravitz, E.T. Feigenbaum
Producers: Bruce Cohen, p.g.a., Tiffany Persons, p.g.a., Garret Levitz, p.g.a., Zoë Kravitz, Channing Tatum
Duration: 1 hours 42 minutes