LASAK.iD – Akhirnya film yang ditunggu sejak 2018, Alita: Battle Angel resmi tayang di bioskop 5 Februari 2019. Sejak sneak peeknya di tahun 2018, film ini menawarkan efek virtual yang berbeda dari kebanyakan film yang menggunakan teknologi sejenis. Selain keberhasilan secara teknologi, Rosa Salazar yang memerankan karakter utama, Alita melalui teknologi motion-capture sangat berhasil membawa penonton ke sensasi baru di awal tahun 2019.
Pengembangan secara kekinian dilakukan oleh tim produksi karena manga ini lahir di awal 90-an yang sedikit “jadul” untuk penonton milenial saat ini. Hal itu terbukti dengan dimanjakan mata penonton dengan tampilan set yang dibuat sangat mirip dengan dunia nyata, meskipun durasi untuk film Alita: Battle Angel bisa dikatakan terbilang panjang.

Menariknya, film ini bisa membuat penonton tidak memalingkan pandangan dari layar meskipun sekedar mengambil popcorn yang jatuh. Unsur kebosanan tersebut seakan sudah dihilangkan oleh tim produksi, karena film Alita: Battle Angel sudah dipersiapkan sejak 2003 silam. Mengalami penundaan karena teknologi saat itu belum secanggih saat ini dan juga fokus teralihkan untuk memproduksi film sci-fi lain, Avatar.
Jika berbicara adegan yang berkesan bagi penonton, sepertinya penonton akan menjawab sepanjang film cukup berkesan. Namun, menurut penilaian tim Lasak.id, salah satu yang paling berkesan adalah scene dimana Alita baru saja tergabung dengan kelompok yang berada di Iron City bernama Hunter Warrior.
Alita yang membutuhkan bantuan dari kelompok tersebut untuk memburu dan mengalahkan Gewiskha, cyborg raksasa salah satu dari kaki tangan dari Nova yang diperankan oleh Jackie Earle Haley. Untuk itu, Alita mendatangi sebuah bar yang digunakan oleh Hunter Warrior berkumpul. Alita meminta para hunter warrior untuk bergabung. Sayangnya, karena Gewiskha tidak memiliki nilai imbalan sehingga Hunter Warrior lainnya menolak, terutama Zapan, Hunter Warrior terkenal dan berpengalaman yang memiliki pedang kuat bernama Damascus Blade (pedang yang digenggam Alita dalam poster resminya).
Demi mendapatkan bantuan dari sesama Hunter Warrior, Alita menantang semuanya untuk bertarung dengan taruhan jika dirinya menang semua Hunter Warrior harus membantunya mengalahkan Gewiskha. Tak pelak pertarungan pun tidak terhindarkan, yang sebelumnya hanya menyerang Alita berakhir pertarungan warrior satu sama lainnya.
Saat itu Dr. Ido yang menciptakan kembali Alita hadir dan mencoba menghentikan hingga nyaris terkena pukulan dari Hunter Warrior yang berkelahi. Menariknya, larangan Dr. Ido sama sekali tidak digubris hingga ia berteriak “tidak akan ada reparasi gratis”, yang secara serentak membuat semuanya berhenti. Hal itu dikarenakan Dr. Ido satu-satunya dokter atau ahli dalam memperbaiki dan menciptakan cyborg, seperti kebanyakan anggota Hunter Warrior.
Adegan lainnya saat penyatuan kembali tubuh asli yang memang di program khusus untuk cyborg semacam Alita. Teknologi tinggi yang pernah dibuat dan diciptakan oleh RPM (Republik Persatuan Mars).
Kelemahan Alita: Battle Angel
Jika berbicara tentang efek virtual film ini patut diacungkan jempol, namun jika menilik dari segi cerita, apalagi yang diadaptasi dari sebuah cerita yang sudah ada biasanya terbatasi oleh pakem cerita aslinya yang tidak bisa sembarangan merubahnya terlalu drastis. Terlebih jika cerita aslinya sudah memiliki fansnya tersendiri.

Hal ini sepertinya menjadi sedikit kesulitan dari 3 orang yang memiliki peran penting dalam produksi film Alita: Battle Angel yaitu James Cameron, Robert Rodriguez dan Laeta Kalogridis yang memang sedikit terbatasi dengan pakem cerita manga yang sudah ada. Penyebabnya adalah sejak tahun lalu simpang siur tentang Alita akan dibuat dalam bentuk trilogi. Sedangkan karya asli dari kreator Yukito Kishiro memiliki 9 seri judul cerita (kalian bisa mengaksesnya di link berikut https://kodanshacomics.com/series/battle-angel-alita/ atau bisa download di link https://archive.org/details/manga_BattleAngelAlita-v01/page/n5).
Sehingga di sepanjang film banyak penjelasan terkait Alita masih sangat ambigu dan minim. Hanya secara garis besar saja diceritakan siapa Alita yang sebenarnya, padahal sosok Alita merupakan karakter utama. Dan pertanyaan-pertanyaan lain seperti, apa itu RPM (Republik Persatuan Mars), sosok Nova yang beberapa kali dimunculkan namun masih ambigu siapa dirinya hingga kota Salem yang mengapung di atas Iron City.
Mungkin hal tersebut memang sengaja dilakukan untuk membuat penasaran penonton dan penggemar dari film tersebut, bahwa Alita: Battle Angel benar adanya akan dibuat menjadi trilogi. Hal lainnya sebenarnya juga tidak berpengaruh jauh terhadap film, hanya saja set Iron City yang menjadi tempat tinggal dari Alita dan Dr. Ido terlalu mirip dengan film produksi lainnya dari 20th Century Fox, Maze Runner serta dari film Divergent.
Sebuah film sekalipun dibuat dengan persiapan yang cukup lama selalu ada yang “tertinggal” atau kurang. Namun film dengan persiapan yang panjang juga memberikan banyak waktu untuk bisa membuat yang lebih baik tanpa terkejar oleh waktu untuk tayang.
Untuk Alita: Battle Angel termasuk film yang sangat direkomendasikan oleh tim Lasak.id. Terlebih superhero yang berfokus pada sosok wanita itu sangat jarang. So, Alita: Battle Angel ini menjadi pilihan wajib untuk ditonton. Seperti yang dikatakan sebelumnya film ini menggunakan motion-picture yang ternyata sangat epik dan keren.
(Sarah)