Ini Penjelasan Ahli Tentang Arif Rifai Tinggal di Istana Nadoan dan Masuk Portal Gaib Phasmalith di Laut Parangtritis

LASAK.iD – Pantai dan laut menjadi satu dari banyaknya destinasi wisata favorit untuk menghabiskan waktu liburan. Indonesia sendiri yang dikenal sebagai negara kepulauan diapit perairan besar, seperti samudera atau skala lebih kecil, yaitu lautan. Tak heran, dari Barat hingga Timur Indonesia banyak kawasan pantai dan laut yang terkenal bahkan hingga di mata dunia.

Namun, di sisi lain banyak cerita yang lahir dari kawasan perairan yang ada di Indonesia. Secara turun temurun, cerita dari kawasan seperti laut pantai selatan selalu menjadi perbincangan yang tak lekang waktu sampai saat ini. Seiring waktu, cerita-cerita legenda tersebut menjadi sebuah urban legend atau sebuah mitos, yang juga erat kaitannya dengan dunia mistis.

Setiap tahun, selalu bermunculan cerita dari masyarakat yang mengaku mengalami hal serupa seperti cerita yang beredar dari zaman dahulu. Seperti yang dialami oleh seorang wisatawan lokal bernama Arif Rifai (29), yang kabarnya hilang terseret ombak di pantai Parangtritis, Bantul, Yogyakarta.

Hilang selama 12 jam, Arif mengaku bertemu sosok ratu cantik dengan istana megah Nadoan dan masuk ke portal gaib Phasmalith. Warga sekitar menemukan Arif dengan kondisi kritis terombang ambing sejauh 1,2 kilometer lepas pantai Parangtritis, pada Minggu sore (17/5).

“Wajahnya pucat, kita langsung bawa ke RSUD, tapi masih setengah sadar ngomong ke kita aku abdi Kadita“, kata Eman salah seorang warga yang menolong Arif.

Kondisi Arif sudah pulih sepenuhnya saat ditemui satu pekan setelah kejadian di kediamanya di Wilayah Mertoyudan, Kabupaten Magelang. Arif mencerita soal kisahnya saat terseret ombak dan mendapat pertolongan, lalu masuk ke portal gaib Phasmalith.

“Seingetku pas renang aga jauh. aku dihantam air (ombak) aku melihat ada batu hijau terang aku pegang batunya“, tutur arif.

Pria 2 anak itu melanjutkan cerita, bahwa dirinya diselamatkan perempuan cantik yang menaiki kereta kuda dan diminta tinggal di istana.

“Abis itu ada kereta kuda samper aku, ada tempat duduk mewah (kencana), sama laki-laki pake prisai aku diminta masuk“, ungkapnya.

Saat hilang, Arif mengatakan sudah tinggal berminggu-minggu di istana Nadoan dan menjadi abdi untuk Ratu Kadita.

“Aku dibawa dan tinggal di Istananya megah, ada tiang-tiang pilar, tangga nya bagus, kursinya hijau emas, namanya Istana Nadoan. Disitu aku abdi untuk kanjeng tugasku cuci kaki ratu tiap malam“, tegas Arif.

Arif menggambarkan sosok kadita sebagai Ratu dengan ribuan pengabdi, Kadita dengan hiasan tahta yang mewah.

“Naik tangga dulu kalau mau ke tempat kanjeng, dia duduk di kursi emas, pakai baju hijau aga biru, rambutnya panjang pakai mahkota, aku ga mau liat wajahnya tapi cantik, aku cuci tiap malam pakai air kendari sama kembang“, tegasnya lagi.

Nadinaimi seorang ahli Metafisika lulusan dari Universitas Tsinghua, Beijing,Tiongkok saat dihubungi di Jakarta, memaparkan pada dasar Teoritikal Phasmalith yang kerap disebut Arif saat kritis adalah bayang-bayang dunia dan alam lain.

“Lapisan realitas tersembunyi yang terbentang melingkari semesta tempat ini adalah rumah bagi roh-roh kita sebutnya Phasmalith. Ini sisipan yang menyelinap di antara makhluk-makhluk, atau bisa ditemui di mimpi, atau saat kondisi kritis seperti korban ombak di Parangtritis. Sedang di pantai selatan kuat dengan kisah-kisah urban, seperti hantu, iblis, monster, dan hal-hal menyeramkan lainnya“, jelas Nadinaimi.

Naimi yang juga menerbitkan jurnal ilmiah mengenai sejarah kisah Mitologi Jawa, menambahkan, Nadoan saling berhubungan dengan kisah Prabu Siliwangi dan Mitos lepas pantai selatan yang dikenal masyarakat Jawa sebagai Nyi Roro Kidul,

“Nadoan juga adalah sosok dibalik Nyi Roro Kidul, Nadoan wujud peri air adalah pemimpin pasukan air pantai selatan“, tambahnya.

Naimi menyatakan, bahwa sebenarnya bukan Ratu kadita tapi Kandita yang dimaksud oleh Arif.

“Mungkin yang dimaksud korban yang terseret ombak, Putri Kandita menyerahkan tubuhnya ke laut. Nadoan membantunya dan memindahkan jiwa Putri Kandita ke alam gaib bersama leluhurnya. Nadoan diberikan mandat menggunakan tubuh Putri Kandita dan kemudian dikenal dengan nama Ratu Pantai Selatan“, tegasnya.