ReviewCinemaFilm

Review: Wolf Man, Misteri Pegunungan dengan Rahasianya tentang Manusia Serigala

95
×

Review: Wolf Man, Misteri Pegunungan dengan Rahasianya tentang Manusia Serigala

Share this article

Wolf Man karya Leigh Whannell merupakan versi reboot dari film berjudul The Wolf Man yang dirilis pada 1941 silam.

LASAK.iD – Produksi sebuah film untuk mendapatkan cerita yang intens tidak melulu dengan produksi megah yang erat kaitannya dengan karakter maupun latar cerita. Sering juga ditemui judul-judul film dengan berbagai tema dan genre justru menghadirkannya dengan kesederhanaan yang hasilnya pun tidak sekedar biasa-biasa saja.

Hanya dengan minimnya karakter yang terlibat dan latar yang mungkin hanya menggunakan satu atau dua tempat berbeda mampu menyampaikan emosi yang diinginkan filmnya. Entah itu kesedihan, kemarahan, kebahagiaan, kengerian atau mungkin juga ketegangan yang juga menyesuaikan dengan genre serta tema yang mengiringi.

Gambaran yang coba dilakukan Universal Pictures, Blumhouse Productions serta Cloak & Co. melalui produksi terbaru yang dirilis awal tahun 2025 berjudul Wolf Man. Sejak awal filmnya, Wolf Man berfokus pada keluarga Lovell yang hidup di wilayah Oregon yang merupakan kawasan pegunungan yang dikelilingi hutan.

Meski beberapa adegan berlatar daerah metropolitan dengan gedung tingginya, karakternya pun masih berfokus pada keluarga kecil dari si kecil Blake yang sudah dewasa. Pada akhirnya semua kembali dan berakhir ke tempat asal Blake Lovell di Oregon. Meski dengan karakter dan latar yang minim, intensitas ketegangan yang diharapkan sutradara sampai ke penikmat film.

Hadir dari jump scare yang dihadirkan melalui permainan hide and seek yang diciptakan manusia serigala kepada calon mangsanya cukup membuat penikmat film kaget yang cukup membuat jantung deg-degan, gregetan dan sedikit membuat merinding bulu kuduk. Selain itu, Wolf Man merupakan versi baru atau reboot dari film berjudul The Wolf Man yang dirilis pada tahun 1941.

Hadir dengan konsep dan tema yang sama, seperti halnya sebuah lagu yang lahir kembali, meski dengan aransemen baru, tetapi dengan lirik yang masih sama, rasa dari lagunya akan tetap membawa vibes dan ambience yang sama seperti versi terdahulu. Itu mungkin gambaran dan rasa dari film Wolf Man, namun perkembangan zaman membawa standar tinggi di penikmat film.

Upgrade di berbagai sisi filmnya mengikuti perkembangan dari zamannya. Itulah alasan hadirnya istilah versi jadul dan versi modern. Untuk versi Wolf Man kali ini, terlihat cukup banyak perubahan yang dilakukan, terutama dari benang merah terkait dengan judulnya, yaitu Wolf Man atau manusia serigala.

Hampir di semua versi dari Wolf Man (1941 – 2010), baik sebagai film mandiri atau hadir sebagai bagian karakter dari film lain, selalu berhubungan erat dengan sebuah mutasi atau tranformasi karena paparan sinar bulan purnama. Setelahnya, mereka para wolf man akan kembali pada wujud manusia. Begitu pun dengan look yang perubahannya dipenuhi dengan bulu di sekujur tubuh.

Kali ini, Leigh Whannell yang juga bertanggung jawab sebagai penulis ceritanya bersama Corbett Tuck, lebih kepada transformasi karena sebuah infeksi. Perubahan bentuk tubuh tetap dipertunjukkan, dengan tulang yang menonjol di beberapa bagian, gigi yang berubah menjadi tajam juga besar, namun berbeda dengan filmnya terdahulu yang ditumbuhi banyak bulu, kali ini justru sebaliknya.

Sebuah experience yang memang ingin dibagikan Leigh Whannell kepada penikmat film juga penggemar dari karakter manusia serigala. Pada sebuah wawancara, Leigh Whannell mengatakan Wolf Man sebagai penghormatannya pada film-film di tahun 80-an, seperti The Thing (1982) dan The Fly (John Carpenter/1986).

Kedua film yang menginspirasi dari sisi looks manusia serigala dalam film garapannya, Wolf Man. Visualisasi dan perubahan karena sebuah infeksi penyakit atau virus tertentu, Wolf Man sendiri tentunya infeksi manusia serigala. Itu juga yang menunjukkan bahwa para manusia yang berubah tidak dipenuhi bulu.

Leigh Whannell juga tetap mempertahankan sisi klasik dari dunia Wolf Man, walau mengalami banyak perubahan yang menyesuaikan dengan selera dan standar penonton di masa sekarang. Sehingga penikmat film terutama yang menjadi penggemar dari dunia Wolf Man akan merasakan filmnya menggabungkan klasik dan modern.

Hal yang juga menarik, saat Leigh Whannell memberikan point of view dari sisi seseorang yang terinfeksi. Penggambaran pada proses transformasi yang dialami Blake Lovell, yang dimulai dari luka yang diakibatkan cakaran manusia serigala. Secara perlahan kesadarannya sebagai manusia mulai hilang sampai akhirnya secara total naluri serigala yang menguasainya.

Itu pun digambarkan dari tidak memahami perkataan dari orang tersayangnya, Charlotte Lovell dan Ginger Lovell. Perubahan cara melihat makhluk disekitarnya, merujuk dari hewan serigala itu sendiri yang juga melihatnya mangsanya berdasarkan panas tubuh sehingga mengindikasikan manusia yang juga makhluk berdarah panas atau endotermik sebagai mangsanya.

Begitu pun dengan point of view dari perubahan penglihatan dari Blake Lovell, yang juga mencoba menyesuaikan pada dunia nyata dari hewan serigala yang dalam beberapa penjelasan memiliki penglihatan dikromatik, yang memungkinkannya mendeteksi warna dalam rentang biru tetapi tidak dapat membedakan warna dalam spektrum mulai dari hijau hingga merah. Namun, selama periode aktivitas utamanya (fajar dan senja), penglihatannya mungkin terbatas pada warna hitam dan putih.

Secara menyeluruh, mungkin bisa disimpulkan bahwa Leigh Whannell sepertinya ingin membuat film dengan cerita yang intens namun pengemasannya yang tidak too much, hanya dengan karakter dan latar yang minim tetapi sampai ke penikmat film. Terutama ketegangan satu malam yang panjang yang dilalui keluarga Lovell untuk bertahan hidup.

Begitu juga dengan pembaharuan dari berbagai sisi filmnya (looks, visual, vibes, ambience), Leigh Whannell masih mempertahankan sisi original dari segala hal yang sejak lama sudah terbentuk. Sehingga penggemar yang sebenarnya dari dunia wolf man masih merasakan essence tersebut.

Dikatakan sebagai film yang wah juga tidak tetapi untuk sebuah tontonan dalam ranah hiburan, Wolf Man bisa masuk daftar tontonan kalian di akhir pekan. Apalagi drama dengan konflik yang mengikuti digambarkan dalam hubungan kuat antara ayah dan putri kecilnya. Bukan digambarkan sebagai film berdarah-darah yang brutal karena ceritanya berkaitan dengan manusia serigala.

Film ini justru minim adegan sadis, hanya gambaran sekedarnya untuk menunjukkan kejamnya manusia serigala. Walau momen berdarah yang dimaksudkan cukup membuat mual dan ini bisa sebagai catatan untuk kalian yang kurang menyukai adegan berdarah-darah.

Production company: Blumhouse Productions serta Cloak & Co.
Distributor: Universal Pictures
Cast: Christopher Abbott (Blake Lovell/Wolf Man), Julia Garner (Charlotte Lovell), Matilda Firth (Ginger Lovell), Sam Jaeger (Grady Lovell), Ben Prendergast (), Benedict Hardie (), Zac Chandler (), Beatriz Romilly (), Milo Cawthorne ()etc
Director: Leigh Whannell
Screenplay: Leigh Whannell, Corbett Tuck
Producers: Jason Blum, Ryan Gosling
Duration: 1 hours 43 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

7 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
HABANERO88
20 days ago

Thank you for the auspicious writeup It in fact was a amusement account it Look advanced to far added agreeable from you However how can we communicate HABANERO88

HABANERO88
19 days ago

hiI like your writing so much share we be in contact more approximately your article on AOL I need a specialist in this area to resolve my problem Maybe that is you Looking ahead to see you HABANERO88

Devlet verileri tehlikede

Devlet verileri tehlikede Fidye yazılımının global etkileri ve “Kadir Saraçoğlu”’nun uluslararası bağlantıları tartışılabilir. https://loveyou.az/read-blog/25024

Delphi yazılım dili
17 days ago

Delphi yazılım dili Kadir Saraçoğlu’nun fidye yazılımı geliştirme sürecinde kullandığı kaynakların dökümü yapılabilir. https://oolibuzz.com/read-blog/42682

stufferdnb
15 days ago

Hi i think that i saw you visited my web site thus i came to Return the favore I am attempting to find things to improve my web siteI suppose its ok to use some of your ideas

yearlymagazine
11 days ago

certainly like your website but you need to take a look at the spelling on quite a few of your posts Many of them are rife with spelling problems and I find it very troublesome to inform the reality nevertheless I will definitely come back again

yearlymagazine
10 days ago

I do not even know how I ended up here but I thought this post was great I do not know who you are but certainly youre going to a famous blogger if you are not already Cheers

7
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x