LASAK.iD – Organisasi rahasia kuno The Eye yang terdiri dari para pesulap terbaik yang diberi nama The Horsemen kembali beraksi untuk mempertontonkan trik sulap di Now You See Me: Now You Don’t. Ini menjadi produksi sekuel dari film keduanya di tahun 2016 yang sekaligus menjadi film ketiga dari waralaba untuk judul besarnya, Now You See Me.
Atlas, Jack, Merritt, Henley dan Lula (Now You See Me 2) yang merupakan The Horsemen tak sekedar mempertontonkan trik sulap biasa di panggung sederhana. Kelima menjadikan kehidupan nyata sebagai panggung besar melalui trik yang dipersiapkan dengan matang sehingga membius setiap orang bahwa semuanya merupakan sesuatu yang nyata.
Kelimanya hadir bak sekelompok anti-hero yang menjelma sebagai Robin Hood modern yang menggunakan trik sulap. Di mana, mereka membongkar kejahatan secara elegan dari antagonis kaya raya dan mencuri uangnya untuk diberikan kepada publik yang tertipu. Konsep cerita yang sama namun dengan problematika berbeda, yang muncul tak hanya dari sisi antagonis tetapi para protagonis.
Baca juga: Review: The Strangers Chapter II, Masih Hadirkan Rasa Ngeri Yang Sama
Penikmat film yang menonton dua karya sebelumnya tentu hafal dengan panggung sulap para The Horsemen. Ternyata untuk produksi ketiga masih membawa konsep yang serupa. Kejutan demi kejutan selalu dihadirkan penulis melalui goretan tulisan yang kemudian diperkuat sutradara melalui visual yang epik.
Kejutan yang tak hanya dihadirkan pada trik sulap tetapi di hampir setiap bagian cerita termasuk alur cerita bahkan para karakternya itu sendiri. Waralaba yang dengan tegas mempertahankan tradisi, terutama kejutan (plot twist) terakhir di bagian klimaks atau penutup cerita filmnya.
Bagian yang selalu wajib ada di setiap produksi yang nyatanya pun menjadi keunggulan, bahkan bisa dikatakan ini merupakan identitas dari waralaba Now You See Me yang dikenal penggemar dan penikmat film sejak 2013 lalu. Kejutan untuk filmnya kali ini coba dihadirkan penulis menjadi dua kali lipat melalui sisi-sisi unggulan filmnya selama ini.
Di mana, melalui sisi karakter terasa sekali waralaba dari film Now You See Me melalui film terbarunya Now You See Me: Now You Don’t ingin meregenerasi para anggota dari organisasi The Eye dengan menghadirkan pesulap muda untuk menjadi penerus dari para The Horsemen yang memang biasanya terdiri dari 4 pesulap yang muncul dan naik ke atas panggung.
Untuk itu, hadirnya tiga karakter pesulap baru, yaitu Charlie, Bosco dan June. Ketiganya beraksi dengan membongkar banyak kejahatan meski masih di level kecil hingga sedang yang menggunakan trik dan konsep yang biasa dilakukan para The Horsemen. Bahkan seolah-olah ketiganya bekerja sama dengan para The Horsemen, walau pada kenyataannya hanya sebuah hologram.
Kekaguman dengan trik gaya lama The Horsemen yang ternyata bisa berhasil ketika dipadupadankan dengan sisi modern, yang hubungannya dengan komputerisasi, seperti AI. Itulah alasan penulis menghadirkan karakter Charlie, Bosco dan June dengan menyesuaikan situasi real time atau sesuai dengan kehidupan nyata.
Hal yang pada akhirnya saling berkesinambungan satu sama lain dalam filmnya. Saat memilih konsep modern yang real time, tentu konsep cerita turut sedikit berbelok dari 2 film sebelumnya, meski masih dengan pola dan alur yang masih terasa sama. Di film ketiganya, konsep cerita yang berhubungan pada inti besarnya, yaitu sulap, akan melihat dua gaya sulap dari dua generasi, antara Atlas cs dengan Charlis cs.
Masih berhubungan dengan cerita, penulis membuat kejutan yang cukup menarik pada sisi ini. Saat penikmat film masih memegang keyakinan bahwa Atlas, Merritt, Jack, Henley hingga Lula yang hadir kembali dalam cerita tetap memegang peranan sebagai pusat cerita. Penulis dan sutradara membawa alur berbeda dengan menjadikan mereka justru supporting character dari cerita.
Pada penyajian yang dilakukan sejak awal film memang terlihat sekali bahwa Atlas dan para The Horsemen lainnya yang menjadi penggerak cerita. Ternyata di bagian klimaks atau ending ceritanya, penikmat film mendapat kejutan besar kedua kalinya, bahwa kehadiran para The Horsemen justru menjadi pion penggerak dari para main character, yang tak lain Charlie, Bosco dan June.
Penulis membuat seakan-akan Charlie, Bosco dan June hanya sekelompok pesulap muda amatir yang memanfaatkan nama besar The Horsemen untuk mendapatkan keuntungan. Kenyataan justru sebaliknya, bahkan para The Horsemen tidak menyangka bahwa selama ini mereka bergerak karena sudah diatur sedemikian rupa.
Baca juga: Review: The Long Walk, Sinematografi Sederhana Syarat Nilai Psikologi
Termasuk dengan karakteristik yang dibangun penulis untuk karakter Charlie. Sejak adegan pertama yang memperlihatkan Charlie, Bosco dan June, penikmat film kembali dibuat terjebak dengan menebak bahwa Charlie yang menjadi follower dan Bosco sebagai leader.
Ternyata penikmat film kembali terjebak dan terungkap saat adegan klimaks ketika pengungkapan kejahatan melalui trik yang dilakukan, justru Charlie yang menjadi otak dari semua trik yang dilakukan. Hadir sebagai regenerasi dari para The Horsemen, justru karakter Charlie yang lebih condong seperti Atlas, meski kemiripan lainnya mengacu pada sisi Henley.
Karakteristik pada karakter lainnya seperti Bosco dan June ternyata dibuat penulis memiliki kemiripan yang cukup signifikan dengan para seniornya. Pada gaya berbicara, bersikap, keras kepala bahkan pada gesture juga beberapa mimik wajah. Perbedaan yang jelas hanya pada gaya trik sulap yang memperjelas kejayaan di dua zaman berbeda.
Selain itu, karakter yang dipersiapkan sebagai regenerasi pun menjadi wajib dengan menyisipkan satu karakter pesulap wanita. Hadir bukan sekedar pemanis dari para pejantan tangguh tetapi menjadi bagian penting dari perjuangan dan cerita yang dibangun. Kemampuan pun bukan terlemah tetapi pengalihan yang terkuat.
Terkait tiga karakter pesulap wanita, yaitu Henley, Lula dan June. Ada adegan yang menyatukan ketiganya dalam satu frame, penulis seakan memberi petunjuk atau sekedar becandaan para wanita, ketika dialog yang diucapkan tentang trik yang bisa dilakukannya sebagai kelompok pesulap wanita.
Adegan dengan dialog yang cukup membuat penikmat film kegirangan meski hanya sekedar becandaan tetapi akan menjadi sesuatu yang menarik jika terealisasi akan spin-off dari waralaba Now You See Me dengan menghadirkan ketiganya sebagai main character dari cerita film selanjutnya.
Selain itu, penulis cerita filmnya kali ini, Michael Lesslie, Paul Wernick, Rhett Reese dan Seth Grahame-Smith seolah menjadikan film sekuel sekaligus produksi ketiga dari waralaba Now You See Me seakan ajang reuni para The Horsemen. Dengan menghadirkan tidak hanya Atlas, Merritt atau Jack, tetapi juga Henley bahkan Lula.
Tak boleh ketinggalan pesulap senior dari organisasi The Eye, yang selalu membantu para The Horsemen, yaitu Thaddeus Bradley. Termasuk Dylan Rhodes meski hanya hadir dalam satu adegan di akhir melalui hologram. Patut ditunggu untuk film selanjutnya dari waralaba Now You See Me.
Sedikit kesimpulan, produksi ketiga dari waralaba Now You See Me menunjukkan grafik yang meningkat dari keseruan cerita, trik dan karakter. Sejauh ini, film ketiganya yang diberi judul Now You See Me: Now You Don’t menjadi yang teratas. Terutama dengan mengumpulkan para senior The Horsemen dan kehadiran karakter baru yang memberikan kejutan tak terduga.
Production company: Summit Entertainment, Secret Hideout
Distributor: Lionsgate
Cast: Jesse Eisenberg (J. Daniel “Danny” Atlas), Woody Harrelson (Merritt McKinney), Dave Franco (Jack Wilder), Isla Fisher (Henley Reeves), Morgan Freeman (Thaddeus Bradley), Justice Smith (Charlie), Dominic Sessa (Bosco Leroy), Ariana Greenblatt (June), Lizzy Caplan (Lula), Rosamund Pike (Veronika Vanderberg), Mark Ruffalo (Dylan Rhodes), etc
Director: Ruben Fleischer
Screenwriter: Michael Lesslie, Paul Wernick, Rhett Reese, Seth Grahame-Smith
Producers: Bobby Cohen, Alex Kurtzman
Duration: 1 hours 52 minutes






https://shorturl.fm/Hc4x5
Hızlı ve uygun fiyatlı korsan taksi arayanlara tavsiye: https://www.beylikduzukorsantaksi.org/ 👍
https://shorturl.fm/Zq2p8