ReviewCinemaFilm

Review: Novocaine, Jadi Superhero Karena Kelainan Genetik CIP

112
×

Review: Novocaine, Jadi Superhero Karena Kelainan Genetik CIP

Share this article

Novocaine dengan karakternya Nathan Caine seakan menjadi representatif baru dari sosok superhero yang hadir dari orang biasa.

LASAK.iD – Film dengan tema perampokan sebuah bank, kisah heroik karakter utama yang digambarkan sebagai orang yang ahli bela diri, senjata dan cerdas akan taktik cukup sering berseliweran di layar bioskop. Ada juga film aksi yang karakter utamanya tidak memiliki kemampuan bela diri tetapi bisa mengalahkan para villain filmnya karena keberuntungan.

Gabungan dari konsep keduanya, tentang perampokan bank dengan karakter utamanya tidak memiliki kemampuan bela diri apalagi pengetahuan tentang senjata api, juga ditemui di beberapa judul film. Konsep cerita yang berulang atau monoton akan menimbulkan rasa bosan jika tidak ada pembaharuan secara konsep. Entah pada karakter, flow ceritanya itu sendiri atau mungkin latar filmnya.

Ini yang coba dilakukan penulis Lars Jacobson untuk karya terbarunya berjudul Novocaine. Menilik judul filmnya, novocaine merupakan obat anestesi lokal yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri. Arti harfiah yang sepertinya digunakan penulis untuk membentuk karakter Nathan Caine.

Sosok pria polos yang tidak mengenal baik dunia luar karena hampir sepanjang hidup terkurung karena kelainan genetik yang dialaminya, yaitu congenital insensitivity to pain (CIP) atau singkatnya Nate tidak dapat merasakan nyeri fisik sejak lahir. Itu juga yang menjadi alasan Nathan Caine hanya memiliki satu teman dan itu pun yang ditemuinya melalui permainan game online bernama Roscoe.

Hanya bisa saling berbicara tanpa bisa bertatap muka secara langsung. Namun, dunia Nate perlahan berubah selama beberapa bulan terakhir. Sherry sosok pegawai baru di bank tempatnya bekerja, membuat sisi dewasa dari Nathan Caine mulai bergejolak. Di mana, ia mulai merasakan ketertarikan terhadap wanita.

Gayung bersambut, Sherry pun merespon dengan baik perasaan dari Nate. Hingga suatu hari, kejadian tak terduga terjadi di tempat keduanya bekerja. Sekelompok pria bersenjata merampok jutaan dollar dari brankas, bahkan dari kejadian itu menewaskan manajer bank. Nate yang saat itu menjabat sebagai asisten manajer, menjadi orang terakhir yang mengetahui kode brankas.

Pada awalnya Nate bersikeras untuk bungkam, namun Sherry, wanita yang dicintainya dijadikan alat pengancaman yang membuatnya memberikan kode brangkas. Sherry yang dijadikan sebagai sandera ternyata turut dibawa pergi oleh para perampok. Nate yang baru pertama kali merasakan jatuh cinta tidak ingin kehilangan wanitanya.

Bermodal nekat, Nate mengejar para perampok dengan mobil polisi yang terpaksa dicurinya bersamaan dengan senjata api milik salah dari polisi yang tertembak. Para perampok yang berada dalam dua mobil berbeda akhirnya memutuskan untuk untuk memisahkan diri. Nate yang menduga akhirnya berbelok kanan dan berharap mengejar mobil yang benar.

Saat mobil perampok tersebut merasa tersudut, Nate menyadari bahwa mengejar mobil yang salah. Ia ternyata hanya mendapati satu orang perampok. Kepalang tanggung dengan bermodalkan nekat, Nate pun akhirnya harus menghadapi perampok meski tidak memiliki kemampuan bela diri.

Nate cukup babak belur menghadapi perampok yang setelahnya diketahui bernama Ben. Nate yang sadar diri tidak akan menang jika menghadapinya dengan tangan kosong, dengan nekat mencelupkan tangannya ke minyak panas untuk mengambil senjata api yang sempat terlempar dan masuk ke wajan panas tersebut.

Nate yang mengidap kelainan genetik CIP tentu tidak merasakan sakit meski terlihat jelas tangannya seperti daging yang baru selesai digoreng. Nate yang terdesak dengan tidaksengaja berhasil menembakkan senjata apinya ke Ben yang mengarah tepat ke bagian kepala, yang seketika membuat perampok tersebut meninggal.

Meski terlihat polos, pengalamannya bekerja di bank dan banyaknya buku yang dibacanya, beberapa pengetahuan dasar untuk menemukan seseorang dengan memanfaatkan petunjuk sekecil apapun. Bermodalkan petunjuk tato yang ada ditubuh Ben, dengan bantuan teman onlinenya Roscoe, akhirnya Nate bisa menemukan alamat studio tatonya.

Zeno awalnya yakin bahwa Nate memang benar teman dari Ben, namun saat Nate mulai menanyakan nama belakang dari Ben, pemilik studio mulai curiga dengan gelagat Nate. Tanpa ragu, Zeno bersiap dengan pisaunya, namun Nate lebih dulu bersiap dengan senjata api yang dimilikinya.

Nate yang hanya ingin mengetahui nama belakang dari Ben justru dijawab dengan pukulan yang membuatnya terpental kesana-kesini karena memang kalah dari segi ukuran badan. Nate yang bertubuh lebih kecil terlihat babak belur, karena kelainan genetiknya ia tidak merasakan sakit.

Sadar tidak akan menang, Nate akhirnya mengambil tindakan cerdas sekaligus nekat dengan memanfaakan pecahan kaca yang ada didekatnya. Tanpa ragu Nate menancapkan pecahan kaca di kedua tangannya yang digunakannya sebagai senjata. Pada akhirnya ia bisa melumpuhkan pembuat tato dengan tubuh besar dan berotot tersebut.

Nate pun mendapatkan sebuah nama, yaitu Ben Clark. Sekali lagi Nate meminta bantuan Roscoe untuk mencari alamat dari Ben Clark. Dengan alamat yang tertato di lengan tangannya, Nate bergegas menuju alamat yang dimaksud. Sesampainya di alamat yang dimaksud, Nate dengan segera mencari segala petunjuk yang bisa didapatkan dari dalam rumah tersebut.

Nate yang tidak tahu, ternyata Ben Clark telah memasang beberapa jebakan yang cukup ekstrim dirumahnya itu. Sejak awal masuk Nate sudah merasakan bola berjeruji besi yang menancap di punggung, panah yang menancap di kaki hingga akhirnya menggantung terbalik karena jebakan tali. Meski merasakan semua jebakan di rumah tersebut, Nate tetap menerimanya dengan santai tanpa rasa sakit.

Tak lama, kepanikan melanda Nate karena terlihat sosok pria lainnya masuk ke rumah tersebut. Diketahui bahwa itu adalah Andre, kakak dari perampok yang tewas tertembak bernama Ben. Menggunakan metode yang sama, kali ini Nate mengaku sebagai pencuri yang random memilih target rumah yang ingin dicurinya.

Andre yang melihat alamat rumah Ben yang tertato ditangan Nate tentu timbul rasa tidak percaya. Saat ingin menembak, Nate yang telah lama bekerja di bank dan menghadapi berbagai macam karakter konsumen, melakukan negosiasi untuk sekedar mengulur waktu hingga 10 menit. Ini dikarenakan sebelumnya, ia sempat menghubungi Roscoe untuk membantu untuk terlepas dari jebakan tali.

Akhirnya, Andre ingin membunuh Nate dengan cara berbeda, yaitu cara militer yang pernah didapatkannya. Dengan menyiksa korban melalui berbagai cara yang menyakitkan. Andre terus menyakiti Nate dengan berbagai metode, salah satunya dengan mencabut kuku-kuku dari jari jemari Nate.

Nate yang mencoba mengikuti permainan dari Andre mencoba berpura-pura merasakan sakit yang luar biasa. Sampai akhirnya kesabaran dari Andre berada dibatasnya karena mendengar kabar bahwa Ben, adiknya telah tewas tertembak oleh seseorang pria perawakan kurus dengan setelan rapi.

Tentu Andre menyadari bahwa orang yang dimaksudkan adalah Nate yang berada dihadapannya. Tanpa ragu, Andre segera menodongkan pistolnya ke arah Nate. Saat itu, bantuan datang, Roscoe memukul Andre cukup keras, namun ternyata tidak dapat melumpuhkannya.

Saat posisi Andre berada di antara kedua pahanya, Nate memiliki ide gila menggunakan busur yang tertancap di pahanya. Benar saja, seketika itu juga Andre tewas. Drama heroik dari Nate belum selesai, saat bergegas untuk mencari bengkel yang dijadikan markas, dari luar rumah terdengar sirene mobil polisi.

Sekali lagi, Nate mendapat bantuan dari temannya Roscoe untuk mengalihkan perhatian dari polisi. Hal itu berhasil, sayangnya Roscoe harus tertangkap karena kendaraan yang digunakannya kalah cepat dari mobil polisi. Saat tertangkap, Roscoe memberikan keterangan yang sebenarnya tentang apa yang terjadi.

Akhirnya, Roscoe bersama petugas kepolisian, Mincy dan Coltraine bergegas menuju lokasi yang dituju oleh Nate. Di sisi lain, Nate yang telah sampai di bengkel milik Clark bersaudara dengan berani menodongkan senjata apinya ke arah perampok. Tanpa diduga, sebuah kenyataan didapatkan oleh Nate.

Wanita yang dicintainya ternyata adik dari pemimpin perampok bank tempatnya bekerja yang bernama Simon. Saat melihat Nate yang masih terkejut dan teralihkan, Simon mengambil kesempatan untuk menyerang. Lagi dan lagi, Nate babak belur dihajar oleh Simon bahkan kepalanya nyaris ambyar karena nyaris tertindih mobil.

Nate sekali lagi berhasil diselamatkan, kali ini oleh dua petugas kepolisian, Mincy dan Coltraine yang sampai dilokasi tepat waktu. Dengan segera Nate dibawa ke dalam ambulance untuk mendapatkan pertolongan. Simon yang tertembak di bagian perut ternyata masih bisa bangkit dan membalas tembakan yang membuat petugas Coltraine akhirnya tewas.

Simon kemudian melarikan diri dengan ambulance yang terparkir di depan bengkel. Saat berusaha kabur, Simon menyadari bahwa Nate berada dalam mobil ambulance yang sama. Simon mencoba kembali untuk membunuh Nate, namun belum berhasil. Nate justru berbalik menyerang dengan memanfaatkan alat medis berupa defibrillator jenis AED (automated external defibrillator) ke tubuhnya sendiri.

Memanfaatkan aliran kejut listrik ditubuhnya, Nate menggunakan tangan lainnya untuk disentuhkan ke tubuh Simon. Secara otomatis aliran listrik akan mengalir kepada keduanya, yang tak lama membuat mobil ambulance tersebut terguling di area dermaga. Simon yang tersulut emosi sejak awal terus menyerang Nate hingga tidak berdaya.

Bahkan, Simon nyaris membuat lengan dari Nate terputus. Meski tidak merasakan sakit, namun tubuh Nate tetap bereaksi ketika kehilangan banyak darah. Di tengah ketidakberdayaan, Sherry datang untuk membantu. Sherry yang seorang wanita tentu kalah secara fisik, hingga membuatnya terpojok dan nyaris kehilangan nyawa.

Di sisa tenaganya, Nate mencoba meraih obat yang biasa digunakannya dari tas medis yang terlempar keluar dari ambulance. Obat yang ternyata mampu memicu adrenaline dalam tubuh Nate, sehingga mampu bangkit kembali. Dengan pergelangan tangan yang hampir putus dan kondisi yang melemah, Nate menggunakan cara lain untuk menolong Sherry.

Ia memanfaatkan tulang lengannya yang menonjol untuk melumpuhkan Simon. Setelahnya, Nate terbangun dari koma berkepanjangan dan mendapati sekujur tubuhnya sudah terbalut gips. Setahun berlalu, akhirnya semua kembali seperti sedia kala bahkan lebih baik lagi untuk semua orang terutama untuk dirinya.

Pertemanannya dengan Roscoe menjadi semakin akrab, bahkan hubungannya dengan Sherry terus berlanjut meski untuk beberapa bulan keduanya terpisahkan jeruji besi. Di mana Sherry harus mempertanggung jawabkan perbuatannya atas peristiwa perampokan bank di tempatnya bekerja.

Review

Novocaine yang ceritanya ditulis Lars Jacobson terlihat hadir dengan premis sederhana, dengan konsep dan tema cerita yang cukup sering dijumpai penikmat film. Cerita yang kaitannya dengan perampokan bank, aksi penyelamatan, adegan berdarah, baku hantam juga baku tembak antara karakter protagonis dan antagonis.

Sesuatu yang juga cukup wajar ditemui sebagai film bergenre action seperti film Novocaine. Kesederhanaan yang juga terlihat dari produksi, secara keseluruhan filmnya dibuat tidak yang terlalu “wah”. Secara sinematografi, baik itu warna film atau komposisi sudut kamera dilakukan biasanya sebuah film aksi, tidak ada yang istimewa.

Beberapa bagian yang cukup menarik dalam pengambilan gambar ketika adegan fight di dalam studio tato. Di antaranya, saat Nathan Caine mencoba menancapkan pecahan kaca ketangannya dan setelahnya mencoba memukul Zeno (pemilik studio tato). Sudut kamera untuk adegan ini cukup menarik, walau ditambah efek slow motion saat proses editing untuk menambah sisi dramatis.

Di sisi lain, Dan Berk and Robert Olsen sebagai sutradara merepresentasikan ceritanya menjadi alur yang cukup menyenangkan, terutama dari akting yang dihadirkan aktor Jack Quaid sebagai Nathan Caine. Sang aktor berhasil menghadirkan sisi polos dan innocent yang terkemas dari sosok pria dewasa.

Ini juga yang sepertinya menjadi pertimbangan untuk menghadirkan aktor Jack Quaid dengan perawakan tubuh kurus dan tinggi. Dibanding membuat dan memilih aktor dengan perawakan tegap dan berotot besar, bukan berarti Jack Quaid tidak berotot namun tidak dengan volume yang besar.

Begitu pun dalam membangun alur cerita yang sebenarnya bukan identik dengan naskah komedi. Secara gesture dan mimik sebenarnya pun biasa saja tetapi karakteristik dari karakter Nathan Caine yang memiliki kelainan genetik CIP atau tidak dapat merasakan nyeri fisik sejak lahir menjadi poin penting dari hal tersebut untuk akhirnya membuat tertawa.

Selain itu, beberapa film aksi yang identik dengan karakter utama, terutama untuk pria yang memiliki gesture tubuh yang tegap, berotot, ahli bela diri atau persenjataan memang menarik ketika melakoni adegan baku hantam atau baku tembak. Terluka karena tusukan, pukulan atau tertembak menjadi pemandangan yang biasa.

Ada rasa linu dan kengerian tersendiri, tetapi sedikit film ketika mencoba menghadirkan rasa itu benar-benar sampai ke penonton. Bahkan tidak henti berekspresi dengan suara atau mimik wajah. Film Novocaine dengan segala karakteristiknya (cerita dan karakter) mampu memberikan sensasi itu.

Padahal yang dialami karakter utamanya, Nathan Caine pun sering terlihat di berbagai film bergenre action. Lagi dan lagi, karakternya yang memiliki kelainan genetik dan berekspresi dan terlihat biasa saja inilah yang justru menimbulkan rasa linu yang berlebih ke penikmat film yang melihatnya.

Tak hanya satu atau dua adegan, tetapi hampir keseluruhan adegan cidera yang didapatkan karakter Nathan Caine sejak awal hingga akhir film. Penulis dan sutradara berhasil memanfaatkan sisi lain dari cerita untuk membuat filmnya menarik. Mungkin jika dilakukan dengan karakter yang seperti biasanya akan menjadi film yang flat.

Hal lain yang membuat filmnya memiliki poin menarik dengan kehadiran dari aktor Jacob Batalon yang memainkan karakter Roscoe. Seruan dari penikmat film bukan terkesan karena karakter yang dimainkan, tetapi bukan juga karakter yang biasa saja di filmnya. Melainkan dari sisi sang aktor itu sendiri yang seperti telah meninggalkan kesan baik sejak perannya di salah satu film superhero.

Tak heran, meski screen time tidak banyak dan adegan lain hanya diperdengarkan suaranya saja tetapi menjadi karakter yang cukup memberikan pengaruh dan memperkuat dari karakter utamanya, Nathan Caine. Ada poin plus-minus dari film Novocaine, tetapi menjadi sesuatu yang fresh untuk film action comedy dan sosok hero batu dari karakteristik karakter utamanya.

Production company: Infrared Pictures, Safehouse Pictures, Circle of Confusion
Distributor: Paramount Pictures
Cast: Jack Quaid (Nathan Caine), Amber Midthunder (Sherry), Ray Nicholson (Simon), Jacob Batalon (Roscoe), Betty Gabriel (Mincy), Matt Walsh (Coltraine), Conrad Kemp (Andre), Evan Hengst (Ben), Craig Jackson (Nigel), Lou Beatty Jr. (Earl), Garth Collins (Zeno), Tristan de Beer (Asshole), etc
Director: Dan Berk, Robert Olsen
Screenplay: Lars Jacobson
Producers: Joby Harold, Tory Tunnell, Drew Simon, Julian Rosenberg
Duration: 1 hours 50 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x