Review: Godzilla x Kong: The New Empire, Saat Penguasa Dua Sisi Bumi Bersekutu

LASAK.iD – Sinematik monsterverse persembahan Legendary Pictures bersama Warner Bros. Pictures membawa kembali keseruan dari duo titan, Kong dan Godzilla dalam satu frame terbaru.

Film yang berjudul Godzilla x Kong: The New Empire membawa chapter terbaru dari duo titan penguasa dua sisi berbeda dari bumi. Godzilla, penguasa sekaligus penjaga dunia atas dan Kong, penjaga manusia juga penguasa hollow earth atau rongga bumi.

Kelanjutan dari monsterverse yang diciptakan Adam Wingard, yang kembali duduk di kursi penulis dan sutradara filmnya, lahir dari pertanyaan yang muncul dalam kepala saat dirinya masih memproduksi film terdahulu, Godzilla vs Kong.

“Setelah Anda melihat Godzilla dan Kong melakukan pertarungan paling pamungkas di ‘Godzilla vs. Kong’, apa selanjutnya? Dan jawaban yang jelas adalah: kerja sama. Aku ingat bahkan ketika kami sedang menyelesaikan film terakhir, itulah yang ada di benak saya. ‘Kemana tujuanmu setelah ini?’“, ungkap Adam Wingard.

Ide yang bahkan dikatakan Adam Wingard tidak mudah, menyatukan dua monster yang sangat teritorial menjadi sekutu. Inspirasi kemudian muncul dengan mengadaptasi cerita yang diciptakan dalam film berjudul They Live dari pembuat film favoritnya, John  Carpenter.

Saat dua protagonis yang saling berselisih dan tidak pernah akur menjalani hidup bersama dengan bekerja sama. Itulah yang kemudian diterapkan oleh Adam Wingard ke dalam karya terbarunya dari sinematik monsterverse Godzilla x Kong: The New Empire.

Visual effect yang kembali memukau

Sinematik monsterverse dari Godzilla dan Kong selalu memanjakan penikmat film dan penggemar dengan berbagai hal, terutama yang kaitannya dengan visual effect filmnya, yang dimulai dari Godzilla (2014) film pertama dari sinematik monsterverse Godzilla dan Kong.

Meski dengan kehadiran sutradara dan penulis yang berbeda di beberapa judul, Legendary Pictures dan Warner Bros. Pictures secara keseluruhan membawa vibes yang sama akan tampilan ketika berbicara akan visual effect.

Kini, untuk film kelima dari sinematik monsterverse Godzilla dan Kong, visual yang disajikan membuat mood kekaguman pun bertambah. Tak hanya dari sisi karakter Godzilla, Kong atau monster lainnya yang terlihat cukup reakistik.

Namun juga pada gambaran landscape dari hollow earth atau rongga bumi yang merupakan rumah bagi Kong. Lembah, pegunungan, hutan, bahkan siluet objek dalam hal ini adalah Kong yang terbentuk dari bias cahaya matahari pun terlihat layaknya di dunia nyata.

Adegan yang mewakili epik-nya visual effect yang disajikan filmnya, tergambar dari adegan ketika terjadinya pertempuran antara sisi villain (Skar King, Shimu) dengan Godzilla dan Kong. Bersiap untuk saling serang dibuat dalam mode slow motion pada awalnya, kemudian kembali normal dan battle pun terjadi.

Kemunculan kembali titan alfa Mothra

Penggemar dari sinematik monsterverse Godzilla dan Kong pastinya familiar dengan deretan titan atau monster, yang diketahui berjumlah 17 dengan klasifikasi masing-masing. Teratas disebut dengan titan alfa yang dihuni oleh King Kong, Godzilla, Ghidorah dan Mothra.

Selain Kong, titan alfa lainnya Ghidorah dan Mothra telah muncul dalam sinematik monsterverse dari Godzilla. Kini, bumi hanya menyisakan 3 titan alfa, karena Ghidorah sendiri telah dikalahkan oleh Godzilla di film keduanya Godzilla: King of the Monsters.

Menarik ketika dalam dunia monster atau titan pun memiliki sosok protagonis, yang seakan tidak suka kekerasan, namun melawan karena sebuah keterpaksaan. Ini yang tergambar dari sosok King of Monster Mothra.

Titan berbentuk kupu-kupu yang dalam filmnya ternyata menjadi yang tertinggi dari semua titan atau monster di bumi. Sejarah yang terukir dari peninggalan kuno dari suku Iwi di sebuah tempat tersembunyi penyeimbang hollow earth.

Mothra sepertinya memang sengaja dihadirkan dalam Godzilla x Kong: The New Empire, seperti dalam film Godzilla: King of the Monsters. Pada film tersebut, sosok titan yang bisa bersahabat dengan Godzilla hanya sosok Mothra.

Itu yang sepertinya menjadi alasan kuat sosok Mothra kembali dihadirkan di antara Godzilla dan Kong. Betul saja, melalui Jia (Kaylee Hottle), Mothra kembali muncul dan menjadi penengah dari persekutuan antara Godzilla dan Kong.

Evolusi tidak terduga

Godzilla x Kong: The New Empire yang disebutkan menjadi 2.0 dari film sebelumnya memang terlihat. Tak hanya sesuai dengan judulnya membangun kerajaan baru yang ternyata dari persekutuan keduanya, namun ada hal lain yang menarik dari kedua karakter monster tersebut.

Kedua titan atau monster ini ternyata berevolusi dengan caranya masing-masing. Bahkan hal ini terlihat jauh sebelum film dirilis secara resmi di bioskop.

Pada Godzilla, ternyata evolusi terjadi dengan dirinya menjadi lebih kuat yang ditandai dengan perubahan warna pada bagian sisik tajam di punggung, yang sebelumnya berwarna biru kini berubah menjadi merah muda.

Untuk rivalnya, Kong cukup berbeda dari kebanyakan titan atau monster lainnya. Jika kebanyakan titan atau monster memiliki senjata yang muncul secara alami dari dalam tubuhnya, tidak dengan Kong. Secara keseluruhan, Kong mengandalkan kecerdikan dan kekuatan dalam bertarung.

Itulah alasan tangan sebelah kanan dari Kong menggunakan robot bantuan dari manusia telah menjadi temannya. Sebuah prototipe yang sengaja diciptakan oleh Monarch untuk situasi tidak terduga seperti yang terjadi pada Kong di Godzilla x Kong: The New Empire. Evolusi yang dialami oleh keduanya seolah melihat transformer versi titan atau monster.

Membuka tabir akan titan, hollow earth dan suku Iwi

Godzilla x Kong: The New Empire sebagai bagian dari sinematik monsterverse tentu secara otomatis menjadi potongan puzzle lainnya. Hal ini berkaitan dengan sejarah yang akan titan, hollow earth dan suku Iwi yang saling berkaitan selama berabad-abad.

Ini tergambarkan melalui beberapa adegan dalam filmnya, terutama ketika Dr. Ilene Andrews (Rebecca Hall), Bernie Hayes (Brian Tyree Henry), Trapper (Dan Stevens) dan Jia menemukan peradaban manusia yang tak lain adalah suku Iwi yang tersisa yang ternyata selama ini tinggal di sebuah sisi dari hollow earth.

Mereka ditunjukkan sebuah artefak kuno peninggalan dari suku Iwi, yang sudah meramalkan akan para titan. Termasuk titan tertinggi adalah Mothra, yang juga menjadi jalan untuk bersekutunya Godzilla dan Kong untuk mengalahkan Skar King dan Shimu.

Munculnya titan kuat

Pada setiap film dari sinematik monsterverse selalu dimunculkan berbagai titan baru yang digambarkan tersebar di seluruh penjuru dunia. Namun, sepanjang film series atau hingga film keempat dominasi sebagai titan alfa masih dipegang oleh Godzilla di bumi permukaan dan Kong di hollow earth.

Keduanya, belum menemukan titan dengan kekuatan sepadan atau bahkan lebih sepanjang film series-nya atau hingga film keempatnya.

Baru di film kelimanya, Godzilla x Kong: The New Empire, baik Godzilla maupun Kong akhirnya menemukan lawan yang cukup sepadan.

Di sini, terlihat jelas titan tandingan dari keduanya seolah mengisyaratkan cerminan dari keduanya. Godzilla yang digambarkan sebagai mahkluk purba mendapatkan lawan sosok Shimo yang memiliki kekuatan membekukan semua benda menjadi es.

Begitu pun dengan Kong yang mendapatkan lawan bernama Skar King, sosok orang utan dengan dendam dan ambisi besar untuk naik ke permukaan dan menjadikan kaumnya sebagai mahkluk paling dominan. Hal yang sebenarnya sudah diramalkan oleh Suku Iwi melalui artefak yang mereka ukir di tembok.

Tak heran, Adam Wingard mengatakan Godzilla x Kong: The New Empire merupakan 2.0 dari Godzilla vs Kong yang dirilis pada 2021 lalu.

Tak hanya musuh yang semakin kuat tetapi perubahan atau evolusi dari Godzilla dan Kong itu sendiri dari kekuatan dan kerja sama keduanya.

Production company: Legendary Pictures
Distributor: Warner Bros. Pictures
Cast: Rebecca Hall (Dr. Ilene Andrews), Brian Tyree Henry (Bernie Hayes), Dan Stevens (Trappers), Kaylee Hottle (Jia), Alex Frens’ (Mikael), Fala Chen (Iwi Queen), etc
Director: Adam Wingard
Screenwriter: Terry Rossio, Adam Wingard, Simon Barrett
Producers: Mary Parent, Alex Garcia, Eric McLeod, Thomas Tull, Brian Rogers
Duration: 1 hours 55 minutes