LASAK.iD – Cerita pada sebuah film bisa mengadaptasi dari berbagai sumber, ada yang dibuat berdasarkan imajinasi penulisnya yang lahir sebagai cerita fiksi. Ada juga yang mengutip kejadian di dunia nyata, entah dari masa lalu atau masa sekarang yang kemudian menjadikannya sebagai cerita nyata.
Penulis pun banyak yang mencoba keduanya dalam satu cerita yang ditulisnya. Publik mengenalnya dengan istilah docu-fiction (documenter fiction), ada juga yang menyebutnya dengan drama documenter. Di mana, unsur-unsur dokumenter (realitas yang ada) dengan elemen fiksi untuk memperkuat narasi atau menyampaikan pesan.
Penulis dari akhir abad ke-20, Robert J. Flaherty dan Jean Rouch disebut sebagai pionir untuk tulisan genre docu-fiction atau drama documenter. Setelahnya, memasuki era modern, penulis skenario yang dikenal lewat karya docu-fiction adalah Jack Fincher (ayah David Fincher).
Kini, era yang disebut dengan revolusi industri 4.0 (bertransisi menuju Era Society 5.0) memang jarang ditemui penulis skenario yang berfokus pada genre docu-fiction atau drama documenter. Namun, diketahui beberapa nama melahirkan karya dengan genre docu-fiction atau drama documenter.
Paling terbaru datang dari penulis Ehren Kruger, untuk film berjudul F1. Ehren Kruger menuliskan ceritanya bersama Joseph Kosinski yang juga sutradara filmnya. F1 mungkin lebih condong kepada genre sport drama, namun menonton keseluruhan filmnya, cukup membawa aspek untuk disebut juga sebagai genre drama documenter.
Hal ini tidak terlepas dari komposisi drama dan dokumenter yang tersajikan sepanjang 156 menit. Ehren Kruger dan Joseph Kosinski menjaga sekali keseimbangan akan keduanya. Ini dilakukan untuk menjaga esensi dari filmnya yang memang berfokus pada vibes dan ambience akan Formula One atau F1.
Meski begitu, drama yang dihadirkan pun dibuat se-relate mungkin dengan lingkungan F1, yang disajikan secara fiktif pada penokohan, namun fakta secara profesional profesi. Terutama yang dibawa melalui tokoh Sonny Hayes (Brad Pitt), digambarkan sebagai pembalap veteran yang kembali ke lintasan aspal setelah 30 tahun, atas permintaan rekannya di masa lalu Ruben Cervantes (Javier Bardem).
Sosok yang menjadi bagian penting dari kepemilikan tim bernama APXGP. Sonny Hayes yang masih diselimuti trauma pasca kecelakaan hebat yang membuatnya mundur dari balapan, namun naluri sebagai pembalap sejati masih tersimpan baik. Keyakinan yang dibawa Ruben bahwa Sonny mampu membangun kembali tim tidak hanya pada papan klasemen tetapi kepercayaan sebagai tim.
Melalui karakter Sonny, penikmat film juga diperlihatkan dibalik layar dari tim F1, terutama dari sudut pandang tim yang diambang kebangkrutan bahkan degradasi klasemen. Tentang gambaran hubungan antara sesama pembalap, pembalap dengan pemilik pabrikan, pembalap dengan crew, pembalap dengan media, pembalap dengan penggemar, pembalap dengan sponsor dan pembalap dengan kehidupan pribadinya yang biasanya menyangkut skandal, asmara, rumah tangga dan hal banyak lainnya.
Meski sebuah karakter fiksi, Sonny Hayes sebenarnya digambarkan dengan profesi yang memang ada di kehidupan nyata. Terlepas dari dirinya yang seorang pembalap, karakter Sonny juga menunjukkan bahwa ada profesi sebagai pembalap pengganti. Bahkan Sonny juga diperlihatkan sebagai seseorang yang bertugas melakukan tes atau uji coba terhadap sebuah mobil balap untuk mendapatkan gambaran evaluasi. Selain ada sisi arogansi yang ditunjukkan karakter yang diperankan aktor Brad Pitt tersebut.
Sehingga kehidupan Sonny sebelum akhirnya menjadi bagian dari APXGP masih membawa rasa yang saling berkesinambungan atau tidak membuat kesan terlalu melenceng jika digambarkan dengan karakter berbeda. Begitu pun kehadirannya di tim APXGP yang sebenarnya sebagai pembalap kedua timnya. Biasanya selalu diposisikan sebagai penyokong pembalap utama untuk membantunya mendapatkan peringkat.
Begitu pun dengan karakter utama lainnya, Joshua Pearce (Damson Idris) yang digambarkan sebagai pembalap muda potensial di masa depan, yang memiliki sisi arogan, jago dan besar kepala karena pujian. Akhirnya, membuat Joshua mendapatkan momen terbawahnya ketika mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Ini pun gambaran yang memang ada di kehidupan nyata dalam lingkungan olahraga.
Gambaran yang terasa nyata pun hadir dari jajaran karakter pendukung, yang berdiri sebagai staff dan crew meski sebagian besarnya pun hadir dari para aktor dan aktris. Bicara karakter, ada sisi menarik yang ditampilkan penulis Ehren Kruger dan Joseph Kosinski. F1 memang identik dengan olahraga pria bahkan untuk segala elemen yang terlibat.
Namun, kedua penulisnya menempatkan sudut pandang perempuan pada cerita filmnya. Pada sebuah wawancara untuk filmnya, ini sebagai bentuk dedikasi kepada para wanita yang telah mencapai posisi yang berpengaruh dalam tim F1. Itulah gambaran yang diperlihatkan pada karakter Kate McKenna (Kerry Condon) sebagai Direktur Teknis Tim APXGP dan karakter Jodie (Callie Cooke) sebagai mekanik untuk bagian ban.
Itu dari sudut karakter untuk menggambarkan sisi yang bisa terlihat secara umum oleh publik. Sedangkan dari sisi tim secara keseluruhan, film ini menjadi yang paling berhasil membuat F1 benar-benar ada dalam sebuah film. Joseph Kosinski sebagai sutradara membangun secara nyata sebuah tim fiktif bernama APXGP, untuk menjadi bagian dari lingkungan asli F1.
Pada banyak kesempatan, Joseph Kosinski dengan gamblang mengatakan setiap detail dari mobil dengan segala suku cadangnya, ruangan dan teknologi canggih pada sebuah tim F1 dihadirkan secara nyata. Bahkan, motorhome dari tim fiktif APXGP mendapat kesempatan membangun garasinya tepat di antara Scuderia Ferrari dan Mercedes untuk pengambilan gambar selama di Pit Silverstone, Inggris.
Joseph Kosinski melakukannya secara total, termasuk wajah asli dari F1, dari ambience sorak-sorai penonton, crew, pembalap hingga podium bukan sekedar template yang dibangun dalam studio tetapi keaslian yang sebenarnya. Di mana, Joseph Kosinski mengambil gambar adegan disela momen seri race dari F1.
Begitu pun dengan lintasan balap, baik yang digunakan sebagai pengambilan gambar untuk filmnya atau footage sebagai kebutuhan dari filmnya, mulai dari Sirkuit Silverstone (Inggris), Sirkuit Las Vegas Strip (Amerika Serikat), Sirkuit Yas Marina (Abu Dhabi, Uni Emirat Arab), Sirkuit Spa-Francorchamps (Belgia), Autodromo Nazionale di Monza (Italia) dan Sirkuit Suzuka (Jepang).
Tak lengkap jika tidak menghadirkan pembalap yang juga wajah penting F1. Meski muncul secara singkat, Lewis Hamilton dan Max Verstappen, Charles Leclerc dan Carlos Sainz, Lando Norris dan Oscar Piastri dan Pierre Gasly serta Fernando Alonso dan Yuki Tsunoda sudah memberikan rasa yang sampai ke penikmat film.
Tak hanya dari deretan pembalap, Joseph Kosinski juga memunculkan CEO F1, Stefano Domenicali, kepala tim seperti Christian Horner (Red Bull) dan Toto Wolf (Mercedes), tokoh F1 seperti penyiar David Croft (Crofty) dan Martin Brundle, analis termasuk Will Buxton dan masih banyak wajah lainnya.
Tak heran sejak pertama kali F1® The Movie diperkenalkan ke publik, sutradara Joseph Kosinski dengan percaya diri menyebut film yang dibuatnya kali ini sangat detail dan autentik. Hal ini yang menjadi alasan penikmat film yang memang penggemar sejati balapan F1 atau sekedar mengetahui melalui pemberitaan atau media sosial merasakan keaslian atmosfer seperti aslinya.
F1® The Movie mungkin satu di antara banyak film yang mengambil vibes olahraga, pada saat menontonnya membuat merinding sekujur tubuh karena vibes dan ambience yang terasa nyata. Bahkan detail seperti mobil keamanan yang muncul karena adanya serpihan body mobil atau kerikil.
Hal ini, dalam dunia balap F1 sebagai strategi untuk mempertahankan posisi atau justru menaikan posisi. Juga momen masuk pit untuk mengganti ban atau justru sekedar pengalihan untuk mengubah posisi saat race. Aturan-aturan yang biasanya sekedar terlihat ketika menonton F1, di F1® The Movie diperjelas melalui adegan dan dialog.
Hal yang disebutkan sebelumnya diperkuat dengan sinematografi filmnya, utamanya momen balapan. Penggunaan kamera yang bisa menangkap gambar 360 derajat saat posisi mobil melaju kencang memperkuat vibes dan ambience yang sampai ke penikmat film. Baik momen yang ditangkap dari point of view kamera di mobilnya maupun kamera yang ditempatkan dititik tertentu di area balapan.
Sensasi seperti menonton balapan aslinya, yang membedakan pada kualitas sajian. Pada balapan merupakan sajian real time sedangkan filmnya menjadi sajian yang lebih sinematik. Tak boleh juga terlewatkan, musik yang tersaji sebagai music scoring filmnya memperkuat rasa yang sampai ke penikmat film.
Begitu pun dengan deretan original soundtrack yang dinyanyikan nama-nama besar di industri musik. Salah satunya hadir dari ROSÉ, yang dikenal sebagai salah satu anggota grup vokal Blackpink asal Korea Selatan. ROSÉ dipercayakan menyanyikan lagu berjudul Messy.
F1® The Movie karya sutradara Joseph Kosinski masuk dalam jajaran film terbaik yang mengangkat dunia olahraga balap mobil kursi tunggal tersebut. Terutama dengan keautentikan yang diberikan yang mencakup setiap elemen dari F1. Melihat film serupa biasanya pun lebih condong pada satu topik, yang kebanyakan mengambil sudut pandang tokoh.
Hal lain yang menjadi wajah dari F1 tetap diperlihatkan tetapi tidak menjadi tajuk utama sajian ceritanya. Sedangkan F1® The Movie mencoba menyajikan detail tetapi mencoba tidak bertele-tele. Ini yang menjadi sisi keunggulan F1® The Movie dibandingkan film dengan tema dan konsep serupa.
Production company: Apple Original Films, Monolith Pictures, Jerry Bruckheimer, Plan B Entertainment, Dawn Apollo Films Production, Joseph Kosinski Film
Distributor: Warner Bros. Pictures
Cast: Brad Pitt (Sonny Hayes), Damson Idris (Joshua Pearce), Kerry Condon (Kate McKenna), Javier Bardem (Ruben Cervantes), Tobias Menzies (Peter Banning), Kim Bodnia (Kaspar), Sarah Niles (Bernadette), Timm Sharp (FBI), Jemaine Clement (Alton Appleton), etc
Director: Joseph Kosinski
Screenplay: Ehren Kruger, Joseph Kosinski
Producers: Jerry Bruckheimer, Dede Gardner, Jeremy Kleiner, Lewis Hamilton, Joseph Kosinski, Brad Pitt, Chad Oman
Duration: 2 hours, 36 minutes
Situs Scam Ancaman Indonesia, BOKEP SANGE SITUS SCAM
I’m leaving feeling much more informed.
Join our affiliate program and start earning commissions today—sign up now! https://shorturl.fm/zOYg2
Earn recurring commissions with each referral—enroll today! https://shorturl.fm/Jx64J
Start earning passive income—become our affiliate partner! https://shorturl.fm/buVG2
Start earning passive income—join our affiliate network today! https://shorturl.fm/XmyDf