LASAK.iD – Film dengan genre horror tentu identik sekali dengan banyaknya adegan yang mengundang rasa takut, deg-degan hingga merinding. Tak hanya dari tampilan hantu tetapi jump scare sebagai konsep utamanya yang wajib ada. Sekalipun dengan genre turunan atau genre pendamping, misalnya komedi.
Namun, apa jadinya jika sajian film horror yang dimaksudkan seharusnya seram justru menghadirkan tawa. Sajian yang dapat ditonton dari film berjudul Dead Talent Society dari sutradara John Hsu, yang juga menulis cerita filmnya bersama Tsai Kun-Lin. Ini diperkuat dengan tawa yang dihadirkan filmnya tak hanya di momen tertentu, tetapi hampir di sepanjang filmnya.
Ini berkaitan dengan sajian konsep cerita yang ditulis John Hsu dan Tsai Kun-Lin. Keduanya, menggambarkan bahwa dunia manusia dan dunia bawah tanah sebenarnya memiliki persamaan kehidupan di setiap jengkalnya, seperti makan, tidur hingga ada kehidupan yang menggambarkan dunia keartisan.
Tentu sebagai film horror yang berasal dari Taiwan atau daratan Cina, dunia bawah tanah tetap berpegang pada prinsip agama Buddha, Tao dan Konfusianisme. Di mana, ada kehidupan setelah kematian yang mirip dengan dunia semasa hidupnya. Dari sini, John Hsu dan Tsai Kun-Lin mengembangkan konsep tentang para roh-roh yang menakut-nakuti manusia di lokasi tertentu hingga menjadi angker.
Bukan hanya sebuah kesengajaan tetapi digambarkan sebagai sebuah reality show dari dunia bawah tanah. Gambaran industri hiburan dari dunia roh atau dunia bawah tanah. Lebih dari itu, mereka memiliki talk show dan awarding sendiri untuk hal tersebut. Konsep yang mengejutkan untuk sebuah gambaran dunia bawah tanah.
Untuk konsep nyeleneh atau gambaran tentang dunia bawah tanah sebenarnya sering digunakan banyak negara untuk industri filmnya, sebut salah satunya hollywood. Entah dari imajinasi liar penulisnya atau sama dengan film dari daratan Cina yang tetap mengambil konsep agamanya sebagai inspirasi.
Ide nyeleneh yang menghibur
Dead Talent Society memang menampilkan cerita yang tidak terduga dalam penggambaran dunia perhantuan. Tak selesai sampai disitu, selama ini penonton sudah terdistraksi bahwa film horror selalu menyuguhkan jump scare yang menegangkan juga menakutkan. Hal ini justru berbanding terbalik dengan film satu ini.
John Hsu sebagai sutradara sekaligus menulis ceritanya bersama Tsai Kun-Lin justru membawa tawa sepanjang film. Tak hanya sebuah reaksi kecil seperti senyum tetapi tawa terbahak-bahak. Bahkan respon yang diciptakan hanya dari gesture dan mimik sederhana yang dilakukan karakter sepanjang filmnya.
Terlepas dari kejutan dari komedi yang dihadirkan, yang cukup mencuri perhatian tentang ide ceritanya itu sendiri. Untuk film Dead Talent Society, beberapa nama hantu, kejadian dan tempat mungkin merupakan urban legend atau folklore asli negara Taiwan. Namun, pengemasan tentang alasan sebuah tempat menjadi angkerlah yang justru tidak terduga.
John Hsu dan Tsai Kun-Lin melakukannya dari sudut pandang seperti dunia manusia, dengan menggambarkan dunia bawah tanah atau dunianya para roh pun memiliki kehidupan yang hampir serupa. Namun, karena ini adalah dunia hantu tentu utamanya adalah menakut-nakuti manusia.
Penulis membuatnya sebagai sebuah kompetisi antar hantu untuk menjadi legenda, seperti Catherine sebagai hantu kamar hotel, Jessica sebagai hantu yang muncul karena menonton video, ada juga hantu gunung, hantu hutan terlarang dan berbagai tempat angker lainnya. Penggambaran dunia manusia dari sudut pandang dunia bawah atau dunia roh.
Bahkan ada acara talkshow hingga awarding untuk itu seperti kompetisi di dunia manusia. Penggambaran secara hiburan tentang roh-roh yang terancam hilang karena keluarga, kerabat dan orang terdekatnya di dunia mulai melupakan secara perlahan. Bahkan adegan-adegan yang menakutkan dari pintu terbuka, terbang, kayang dan gerakan menyeramkan lainnya pun dibuat seperti di dunia manusia.
Misalnya, pada karakter Catherine yang dikenal dengan hantu penunggu kamar hotel. Di banyak adegan, Catherine melakukan pose kayang dan bergerak cepat seperti hewan melata, identitasnya dalam menakut-nakuti manusia. Saat penonton filmnya berpikir bahwa itu wajar sebagai sosok hantu, namun dibalik itu ada proses menyakitkan dilalui oleh Catherine.
Digambarkan seperti manusia yang ternyata harus latihan rutin dengan ahlinya. Ide yang tidak terpikirkan sebelumnya untuk film horror. Namun, hasilnya pun cukup memuaskan untuk bisa tertawa hingga membuat perut sakit karena tidak banyak jeda untuk berhenti tertawa.
Itulah kenapa disebut dengan ide nyeleneh tetapi juga masuk akal. Untuk jelasnya bisa nonton langsung film Dead Talent Society di bioskop. Film yang rekomendasi dan melihat film horror dengan cara dan sajian yang berbeda.
Drama yang mencuri perhatian
Dead Talent Society memang lebih menekankan pada genre horror comedy, namun sebuah cerita tetap memiliki akar yang kemudian menjadi konflik filmnya. Untuk menciptakan alur yang jelas juga kemenarikan lain dari ceritanya di penikmat film. Konflik yang biasanya menjadi sisi drama meski filmnya berbeda genre.
Konflik atau drama ini untuk genre tertentu mungkin untuk sebagian penikmat film hanya untuk menjaga ritme cerita dan sebagiannya lagi mampu mencuri perhatian karena memiliki sisi menariknya tersendiri yang mungkin puzzle kecil dari puzzle ceritanya yang lebih luas.
Namun, untuk Dead Talent Society sendiri hal ini cukup menarik dan mencuri perhatian. Konflik yang membuat drama jengkel untuk salah satu karakter, drama yang membuat senyum hingga drama yang membuat kesedihan. Untuk membuat rasa jengkel datang dari drama antara Catherine dan Jessica.
Mantan guru dan murid ini kemudian bersaing untuk menjadi urband legend yang terus ada untuk menakuti manusia. Jessica yang kemudian membuat urband legend sendiri menganggap remeh mantan gurunya tersebut bahkan menghina dengan cara halus. Untuk drama yang membuat senyum-senyum hadir dari para karakter pendukung filmnya, sebut saja Makoto, Camilla, Kouji dan lainnya.
Untuk karakter utama lainnya, The Rookie atau Cho Hsiao-lei digambarkan sebagai sosok yang tidak memiliki bakat dan banyak berguna untuk orang lain di kehidupannya sebelum dan sesudah mati. Bahkan Cho Hsiao-lei memiliki waktu selama 30 hari sebelum akhirnya hilang untuk selamanya.
Dalam kepercayaan agama Buddha, saat barang-barang milik seseorang yang telah mati lalu dibuang oleh keluarga atau orang terdekat membuat arwah di dunia bawah tanah akan turut hilang selamanya. Perjuangan yang sebenarnya membuat tertawa selama proses Cho Hsiao-lei untuk menciptakan urban legend untuknya.
Tetapi ada adegan yang lebih fokus kepada drama atau konflik tentangnya cukup membuat empati di penikmat film. Membuat sejenak melupakan kelucuan yang sebelumnya, untuk lebih menikmati drama atau konflik dari karakter Cho Hsiao-lei . Hal sama untuk karakter Catherine, mentor dari Cho Hsiao-lei yang ternyata menyimpan banyak misteri di masa lalu.
Tampilan film yang membawa nostalgia
Industri film di setiap negara memang memiliki ciri identik yang mampu ditebak oleh mereka yang benar-benar penikmat dan penggemar film. Tak hanya dari gaya bercerita tetapi tampilan dari filmnya yang biasanya terkait dengan sinematografi. Tak hanya pada satu genre tertentu tetapi hampir keseluruhan.
Untuk film dari daratan Cina termasuk Taiwan cukup memiliki identitas yang kental, terutama dalam tampilan filmnya yang identik dengan warna yang cenderung lebih dark atau tungsten (di sebagian besar produksi). Bahkan secara komposisi gambar yang terkesan kualitas video-nya adalah 144p atau 240p.
Hal ini memang lebih terlihat pada film dengan set waktu mundur ke era 90-an dan 2000-an. Namun, konsep yang masih sering digunakan di sejumlah judul film dengan latar di masa sekarang, meski saat ini kualitas video sudah mencapai 10k. Tak hanya secara framing, cara sutradara men-direct pemain scene by scene, lalu bermain dengan gesture dan mimik sangat mencirikan hingga saat ini.
Bahkan dari sajian komedinya daratan Cina memang punya khasnya sendiri yang kental. Hal itu, terlihat pada produksi film terbaru Taiwan berjudul Dead Talent Society. Film yang membawa nostalgia untuk sebagian besar penikmat film tanah air yang mungkin tumbuh dengan film atau drama series asal daratan Cina terutama Taiwan.
Walaupun untuk Taiwan sendiri yang lebih populer di tanah air pada produksi drama series, terutama untuk mereka yang besar di era 90-an dan 2000-an. Sebut saja, drama berjudul Putri Huan Zhu (1998), Meteor Garden (2001), MVP Lover (2002) dan banyak judul lainnya.
Production company: Activators Co., Ltd. in association with Sony Pictures International Productions
Distributor: Sony Pictures
Cast: Chen Bolin (Makoto), Sandrine Pinna (Catherine), Gingle Wang (The Rookie/ Cho Hsiao-lei), Eleven Yao (Jessica), Bai Bai (Camilla), Soso Tseng (Kouji), Da-her Lin (Non-Believer), Lung Lung (Lola), Daniel Chen (Ken), Huang Di-yang (Chairghost of the Dead Talents Society), Na Wei-hsun (Rookie’s father), etc
Director: John Hsu
Screenwriter: John Hsu, Tsai Kun-Lin
Producers: Marc Toberoff, Dede Gardner, Jeremy Kleiner, Tommy Harper, Tim Burton
Duration: 1 hours 50 minutes
Simply Sseven Pretty! This has been a really wonderful post. Many thanks for providing these details.
I have been surfing online more than 3 hours today yet I never found any interesting article like yours It is pretty worth enough for me In my opinion if all web owners and bloggers made good content as you did the web will be much more useful than ever before
My brother suggested I might like this blog He was totally right This post actually made my day You can not imagine simply how much time I had spent for this info Thanks
Just wish to say your article is as surprising The clearness in your post is just cool and i could assume youre an expert on this subject Fine with your permission allow me to grab your RSS feed to keep updated with forthcoming post Thanks a million and please keep up the enjoyable work
What i do not realize is in fact how you are no longer actually much more wellfavored than you might be right now Youre very intelligent You recognize thus considerably in relation to this topic made me in my view believe it from numerous numerous angles Its like men and women are not fascinated until it is one thing to do with Lady gaga Your own stuffs excellent All the time handle it up
Thank you I have just been searching for information approximately this topic for a while and yours is the best I have found out so far However what in regards to the bottom line Are you certain concerning the supply
Pink Withney I just like the helpful information you provide in your articles