LASAK.iD – Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) semakin fokus memfasilitasi banyak sub-sektor yang ada di Indonesia. Ada sekitar 16 sub-sektor yang tercatat menjadi target Bekraf, 6 diantaranya adalah prioritas termasuk sub sektor film. Bahkan Bekraf tercatat rajin mengikutkan beberapa sub-sektor ke ajang internasional.
Dalam ajang yang setiap tahun diadakan di Berlin, Jerman pada bulan Februari tersebut, Aruna dan Lidahnya film karya sutradara Edwin akan bersaing dengan film dari berbagai negara di dunia, khususnyan untuk program Culinary Cinema. Ajangnya sendiri akan berlangsung mulai tanggal 7 hingga 17 Februari 2019 mendatang. Bekraf menjadi jembatan dan fasilitator untuk film Aruna dan Lidahnya dalam ajang tersebut.

Mengawali ajang tersebut di tanah air, Bekraf pun menyelenggarakan screening Aruna dan Lidahnya bersama media di Jakarta Theater. Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjuntak yang hadir pada saat itu mengakui bahwa sebelumnya ia maupun Bekraf tidak mengetahui adanya kategori khusus untuk kuliner semacam ini.
Selain menjadi sub-sektor prioritas, melalui film Aruna dan Lidahnya Bekraf berkeyakinan dapat memperkenalkan Indonesia dari sisi lain selain pariwisata yaitu dari keragaman kuliner yang dimiliki dari timur hingga barat Indonesia. Selain itu dengan cara seperti ini dapat membuka pintu lainnya untuk investor bisa bekerja sama dengan Indonesia.
Selain itu, setelah 13 tahun program Culinary Cinema ini ada, Indonesia belum pernah sekalipun mengikuti ajang tersebut. Terlebih film yang menjadikan kuliner sebagai fokus, karya sineas tanah air bisa dikatakan tidak pernah ada. Hingga di September 2018 film Aruna dan Lidahnya yang memang fokus kepada kulinernya muncul diantara film bergenre drama, komedi maupun horor. Bekraf mengambil langkah cepat dengan menggandeng Palari Films sebagai rumah produksi dari Aruna dan Lidahnya.
Pada kesempatan yang sama, produser Meiske Taurisia mengatakan ia dan tim produksi lainnya dari Parali Films tidak ingin melepas kesempatan saat film produksi miliknya terpilih menjadi salah satu film yang masuk dalam program Culinary Cinema di ajang Festival Film Internasional Berlinale 2019. Alasan lainnya selain mendapatkan dukungan dari Bekraf yang mewakili pemerintah. Ajang Festival Film Internasional Berlinale 2019 berada pada peringkat ke-3 sebagai penghargaan prestisius dan bergengsi di dunia dibawah Venice dan Cannes Film Festival.

Laksmi Pamuntjak selaku penulis dari novelnya juga merasa bahagia bahwa kepercayaan yang diberikannya secara penuh kepada Edwin ternyata berhasil. Dirinya merasa bahagia bahwa film ini menjadi gerbang untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia melalui kuliner di ajang semacam Festival Film Internasional Berlinale.
Selain film panjang Aruna dan Lidahnya yang masuk dalam ajang Festival Film Internasional Berlinale 2019. Film lainnya berjudul Autobiography karya produser Yulia Evina Bhara dan sutradara Makbul Mubarak, masuk dalam Berlinale Talents Project Market, yang merupakan program dari Berlinale Co-Production Market di European Film Market (EFM) 2019, salah satu ajang pasar film terbesar di Eropa.
(Sarah)