LASAK.iD – Seorang aktor sebagai pelaku seni peran dituntut untuk bisa melakoni berbagai peran. Baik untuk perannya sebagai protagonis atau sebaliknya sebagai antagonis. Termasuk untuk peran-peran yang mungkin bukan zona nyaman dari para aktor. Cukup banyak aktor maupun aktris dunia bahkan di dalam negeri yang berhasil melakukannya.
Hal yang sama terlihat dalam film terbaru berjudul First Ride. Film produksi negeri ginseng ini mempertemukan empat aktor kenamaan mereka, sebut saja Kang Ha-neul, Kim Young-kwang, Cha Eun-woo, Kang Young-seok serta aktris Han Sun-hwa. Kelimanya telah banyak membintangi berbagai judul drama series maupun film layar lebar.
Kelimanya telah mencicipi berbagai peran, bahkan tak jarang perubahan mood dan karakteristik peran dari produksi satu ke produksi berikutnya bisa sangat bertolak belakang. Kali ini, kelimanya dipertemukan dalam satu produksi film bergenre drama comedy berjudul First Ride.
Sesuai dengan judulnya, First Ride dari penulis dan sutradara Nam Dae-joong, membawa kisah tentang persahabatan Tae-jung, Do-jin, Yeon-min dan Geum-bok pada sebuah perjalanan pertama kalinya sejak kebersamaan keempatnya dari anak-anak. Dibandingkan berpergian di dalam negeri, keempatnya memutuskan untuk ke luar Korea Selatan tepatnya ke negara Thailand.
Rencana kepergiaan keempatnya ke Thailand lebih tepatnya sebagai obsesi salah satu dari mereka, Yeon-min yang sangat mengidolakan seorang DJ terkenal bernama DJ South. Kebetulannya, DJ South yang memiliki darah Thailand dari sang ibu selalu menyempatkan untuk tampil setiap tahun di S2O Songkran Music Festival.
Awalnya, rencana keempatnya tidak mendapat persetujuan dari orang tua masing-masing. Selain masih remaja, mereka harus melakukan perjalanan ke luar negeri tanpa pendampingan dari mereka. Akting yang meyakinkan dari keempatnya berhasil meluluhkan hati para orang tua yang beralasan sebagai kado atas kelulusan, menjadi perjalanan pertama mereka dan perpisahan kepada Yeon-min yang akan melanjutkan kehidupannya di luar negeri.
Mereka pun berangkat menggunakan bus menuju bandara. Di tempat peristirahatan, Geum-bok yang bermasalah dengan perutnya membutuhkan waktu lebih lama di toilet. Hal ternyata membuat keempatnya tertinggal oleh bus yang mereka tumpangi sebelumnya. Pada akhirnya, keempatnya hanya bisa pasrah dan menjadwalkan kembali untuk perjalanan pertama mereka.
Adegan kemudian berpindah ke-10 tahun kemudian, saat masing-masing memiliki kehidupan dewasa. Tae-jung yang dikenal dengan kepintarannya menjadi juru bicara seorang petinggi partai bernama Nam Joong-dae. Sedangkan Geum-bok yang memiliki Ibu yang menjadi seorang biksuni dipaksa untuk turut mengabdi kepada kuil.
Untuk Do-jin, ia akhirnya bisa keluar dari rumah sakit jiwa setelah berjibaku dengan dirinya selama hampir se-dekade karena sebuah trauma berat yang dialaminya. Momen berkumpulnya kembali mereka ditambah dengan kehadiran cegil yang sangat menyukai Tae-jung sejak kecil bernama Ok-shim, dimanfaatkan untuk mewujudkan perjalanan pertama mereka yang belum terealisasi hingga mereka dewasa.
Kekhawatiran kembali muncul seperti 10 tahun lalu, kali ini bukan dari orang tua tetapi Tae-jung terutama kepada Do-jin yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa. Terlebih, negara Thailand kembali dipilih sebagai destinasi. Persahabatan yang kuat sebagai brotherhood membuat luluh hati Tae-jung dan perjalanan pun terjadi. Sekaligus mewujudkan menonton langsung penampilan DJ South yang tertunda selama 10 tahun lalu.
Yeon-min yang sebelumnya diketahui akan ke Selandia Baru dihadirkan kembali oleh Do-jin dalam rupa bantal yang dibuat semirip mungkin. Perjalanan pun dimulai dengan suka cita meski masalah sudah menghampiri sejak mereka menginjakkan kaki di negara Thailand, yang membuat mereka berempat merasakan dinginnya penjara Thailand. Meski berhasil bebas berkat bantuan dari kedutaan Korea Selatan yang ada di negara tersebut.
Masalah seakan tidak ingin pergi dari keempatnya sejak dimulainya perjalanan. Setelahnya, masalah datang dari Do-jin, kepulangannya dari rumah sakit jiwa ternyata tidak sepenuhnya menghilangkan trauma besar yang dialaminya. Di sebuah klub malam, penampilan DJ memicu trauma besarnya yang membuat kehilangan kendali hingga akhirnya menyebabkan keributan. Kejadian tak terduga yang membuat mereka kembali ditangkap pihak berwajib.
Setelahnya, masalah yang dihadapi keempatnya lebih serius. Kali ini, mereka justru menghadapi sesama mereka (Korea Selatan) yang merupakan buronan dari pihak kepolisian lokal. Tae-jung, Do-jin dan Geum-bok pun tertangkap mereka yang ternyata jaringan penjual organ yang berbasis di Thailand.
Saat ketiganya pasrah dengan nasib yang sudah di ujung tanduk, Geum-bok mengingat bahwa Ok-shim tidak tertangkap bersama mereka. Betul saja, Ok-shim yang tidak bisa menemukan Tae-jung, Do-jin dan Geum-bok di kamar hotel dan nomor ketiganya pun tidak bisa dihubungi dengan segera melaporkan kepada pihak kepolisian setempat.
Saat Ok-shim dan kepolisian menemui kebuntuan, ia tak sengaja melihat wajah familiar di papan pengumuman tentang orang-orang yang menjadi buronan. Betul saja, wajah itu merupakan Sylvia yang merupakan orang Korea Selatan yang bekerja sebagai bartender. Sekaligus wanita yang ia cemburui juga curigai sebagai orang jahat.
Berkat kejelian Ok-shim, akhirnya lokasi para buronan bisa ditemukan. Di sebuah bangunan terbengkalai yang terletak di daerah pedalaman Thailand yang dipenuhi banyak pepohonan besar. Mereka pun berhasil selamat termasuk bantal berbentuk sahabat mereka Yeon-min, meski sempat terjadi drama dari ketiganya terkait bantal tersebut.
Problematika keempatnya belum selesai sampai disitu, Tae-jung yang berjanji kepada Ketua ditempatnya bekerja untuk kembali sebelum kongres dilaksanakan harus mengejar penerbangan terakhir untuk kembali ke Korea Selatan. Sayangnya, mereka terlambat sekian menit dari jadwal yang pasti surat pemecatan akan mampir ke meja kerjanya setelah kembali.
Bukan Tae-jung, Do-jin dan Geum-bok termasuk Ok-shim jika tidak membuat kehebohan dan sedikit masalah. Betul saja, Ok-shim yang tidak ingin crush-nya kena masalah, dengan kesadaran penuh berbuat nekat masuk lanud untuk menghentikan pesawat untuk lepas landas. Kegilaan yang membuat pesawat dijadwalkan ulang meski harus kembali ditahan pihak berwajib Thailand.
Mereka pun kembali ke Korea Selatan dengan selamat. Tae-jung kembali tepat waktu sehingga tidak jadi dipecat dari pekerjaannya sebagai juru bicara Ketua Nam Joong-dae, Do-jin yang mulai bersahabat dengan trauma terbesarnya mulai menata kehidupan dengan mencari pekerjaan yang cocok untuknya dan Geum-bok yang berjanji untuk menjadi biksu seperti sang ibu menepati janjinya tersebut.
Untuk Ok-shim sendiri akhirnya bebas dan bisa kembali ke Korea Selatan setelah menjalani hukuman atas perbuatannya terakhir kali. Selain itu, sekembalinya dari Thailand kebahagiaan segera menghampiri Ok-shim karena setelah bertahun-tahun penolakan, akhirnya cinta bersambut. Semua pada akhirnya mendapatkan kebahagiaannya masing-masing.
Review
Bicara tentang produksi Korea Selatan hampir selalu berhasil membentuk karakteristik seorang pemain untuk karakternya dalam cerita. Pernyataan yang kali ini diwakili deretan pemain film First Ride, yaitu Kang Ha-neul, Kim Young-kwang, Cha Eun-woo, Kang Young-suk termasuk Han Seon-hwa.
Kelima karakter sentral film First Ride diketahui pada banyak judul produksi sebelumnya, label peran yang melekat pada masing-masing lebih condong pada cerita yang memberikan perasaan terenyuh ke penonton, terutama dari genre drama termasuk dengan turunannya, seperti drama romance, drama keluarga dan banyak lainnya.
Kelimanya sebagai aktor tentu ingin mencoba berbagai ragam peran atau karakter untuk menantang diri meski harus keluar dari zona nyaman. Genre seperti komedi bisa menjadi tantangan sekaligus melabeli diri sebagai aktor serba bisa. Itu yang terlihat dari berbagai kekonyolan yang dilakukan kelimanya untuk perannya dalam film First Ride.
Kekonyolan yang tak hanya menitikberatkan pada satu karakter tetapi tiap-tiap karakter memiliki peranan pentingnya sendiri dalam cerita. Pembeda yang jelas memang terlihat pada screen time yang dimiliki setiap karakter. Di sisi lain secara karakteristik cukup kuat dan porsi yang cukup untuk memancing sisi humor dan tawa dari penikmat film.
Pemicu tawa tersebut tak sekedar skenario yang cukup kuat melalui dialog yang menjadi sisi humor tetapi setiap inci yang dilakukan melalui gesture atau body language hingga mimik para pemainnya. Andil terbesar tentu treatment selama pra produksi yang diberikan sutradara kepada pemain.
Tak bisa dilewatkan terkait scoring bahkan potongan original soundtrack dalam adegan yang ternyata memiliki andil besar dari berbagai adegan tawa. Salah satunya adegan yang melibatkan Tae-jung dan Ok-shim, sisipan backsound yang digunakan merupakan potongan dari lagu populer dan legenda dari diva dunia Whitney Houston berjudul I Will Always Love You.
Lagu yang mungkin dan harusnya membuat rasa haru dan bahagia justru terjadi sebaliknya. Penikmat film justru tertawa terpingkal karena didukung adegan dari kedua karakter. Adegan yang mungkin masuk jajaran paling pecah dari filmnya. Kejutan tak terduga dari filmnya yang hadir dari adegan tawa.
Meski banyak adegan pecah yang membuat tertawa, ada sedikit yang mengganggu terkait hal tersebut. Untuk film komedi memang hal yang paling menonjol biasanya pada karakteristik kekonyolan karakter, tetapi jika terasa berlebihan atau dipaksa berlebihan terkadang sedikit menggangu ketika menikmatinya.
First Ride melakukannya hal itu yang tersirat di beberapa adegan yang menampilkan kekonyolan karakternya. Padahal bagian itu jika disajikan pada level cukup, penikmat film tetap terpuaskan dengan hadirnya gelak tawa hampir di sepanjang film. Mungkin yang tujuannya membuat konsisten gelak tawa justru di sebagian penikmat film hanya senyum simpul karena sisi berlebihan tersebut.
Sutradara yang sekaligus menjadi penulis ceritanya mungkin memiliki tujuan tertentu yang kemungkinan besarnya untuk menjaga flow dari alur cerita yang sudah terbentuk agar tidak terkesan jumping. Padahal melihat sisi totalitas pemain sudah mewakili kepuasaan yang cukup di penikmat film.
Secara keseluruhan memang tidak mempengaruhi hasil akhirnya tetapi seperti dikatakan sebelumnya ada di sebagian penikmat film yang muncul hanya senyum tipis meski sebagiannya lagi tertawa lepas di momen adegan yang sama. Selalu, hal ini pada akhirnya kembali pada selera penikmat filmnya itu sendiri.
Selain para pemain dan chemistry yang terbangun kuat, yang membuat penikmat film global menyukai banyak produksi film asal Korea Selatan dari cerita yang dibangun. Terutama dari kejutan-kejutan melalui plot twist yang tidak terduga. Di film First Strike sendiri melakukannya sejak awal film melalui karakter Do-jin dan boneka berwajah Yeon-min yang selalu dibawa-bawa.
Plot twist-nya ternyata itu berkaitan dengan trauma besar yang dialami Do-jin di masa lalu hingga membuatnya mendapat perawatan di rumah sakit jiwa. Saat remaja keempatnya mendapat kecelakan hebat ketika akan berangkat ke bandara yang seharusnya menjadi perjalanan pertama mereka sejak bersahabat.
Namun, ternyata dari semua penumpang bus, penumpang terakhir adalah Do-jin dan Yeon-min. Saat itu, kaki dari Yeon-min ternyata mengalami luka yang parah. Do-jin yang merasa ketakutan memutuskan turun lebih dulu untuk meminta bantuan. Sayangnya, tangki bahan bakar yang bocor dan tersulut api membuat bus yang di mana Yeon-min masih di dalam seketika meledak.
Kejadian yang menjadi traumatis besar untuk karakter Do-jin sekaligus lubang besar di hati mereka sebagai luka yang sulit sembuh. Hal ini yang sekaligus menjadi konflik besar dari cerita filmnya.
Penulis Nam Dae-joong ternyata melakukan sesuatu yang menarik terkait konflik utamanya. Di tengah gelak tawa penikmat film karena kekonyolan para karakternya, penulis menyisipkan sejenak sisi emosional yang membuat suasana sedih dan haru. Tak sedikit penikmat film yang meneteskan air mata di adegan tersebut.
Tak disangka, penulis ternyata membentuk mood penikmat film seperti roller coaster, setelah suasana haru dengan cepat berganti kembali dengan kelakuan konyol yang membuat lagi-lagi membuat tertawa. Secara singkatnya, First Ride membuat dua sisi emosional berbeda melalui konflik utama, ada sedih dan tawa.
Selain itu, pembangunan alur cerita yang terselipkan sebuah kejutan atau plot twist dihadirkan beragam, dari level kecil hingga level besar. Diperkuat dengan dialog, gesture dan mimik yang sejak awal terbentuk di penikmat film sebagai karakter mengikuti skenario yang tertulis, padahal hal kecil yang sepele justru menjadi jawaban penting di klimaks cerita filmnya.
Penulis yang mampu memanupulasi pikiran sebagian penikmat film untuk melihat hal kecil tersebut hanya bagian dari skenario (dialog) dari karakternya. Kenyataannya justru hal kecil yang sebenarnya menjadi jawaban dari konflik besar cerita filmnya. Struktur cerita yang mungkin jarang dilakukan banyak penulis terlebih pada genre seperti drama comedy.
Satu di antara banyak adegan yang mewakili penjelasan di atas, saat ketiganya duduk bersama di sebuah kedai setelah Do-jin keluar dari rumah sakit jiwa, ekspresi dan dialog yang keluar dari karakter Tae-jung sebelum pergi menjadi salah satunya. Termasuk adegan-adegan ketika ketiganya berada di Thailand. Bisa disimpulkan penulis menjadikan karakter Tae-jung menjadi kuncinya.
Detail-detail yang cukup membuat angguk-angguk kepala di penikmat film sekedar membenarkan hal-hal kecil yang sebelumnya tidak terpikirkan akan menjadi kunci segala konflik dan kekacauan.
Production company: Brain Shower, TH Story
Distributor:q Showbox Entertainmenta
Cast: Kang Ha-neul (Tae-jung), Kim Young-kwang (Do-jin), Cha Eun-woo (Yeon-min), Kang Young-suk (Geum-bok), Han Seon-hwa (Ok-shim), Ko Kyu-pil (Tai Park), Choi Gwi-hwa (Nam Joong-dae), Yoon Kyung-ho (Consulate employee), Kang Ji-young (Sylvia), etc
Director: Nam Dae-joong
Screenwriter: Nam Dae-joong
Producers: Chang Sung-wook, Kim Tae-ho
Duration: 1 hours 56 minutes







Find Audio Files Instantly: Your Music Collection at Your Fingertips https://quickfinder.pythonanywhere.com
https://shorturl.fm/2sE1N
https://shorturl.fm/t30CT
https://shorturl.fm/ErKKi