MusicEntertainmentHappening

Maestra Harpa Ussy Pieters Tunjukkan Kualitas Vokal di Single Debut Sampai Kapan

185
×

Maestra Harpa Ussy Pieters Tunjukkan Kualitas Vokal di Single Debut Sampai Kapan

Share this article

Ussy Pieters tunjukkan musikalitasnya yang tinggi sebagai orang sudah berkarir selama hampir 50 tahun di industri musik dengan vokalnya sebagai penyanyi meski di usianya yang 71 tahun.

LASAK.iD – Berkarya memang tidak mengenal waktu dan usia, ungkapan yang pas disematkan untuk mereka yang masih eksis dan terus menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Ungkapan yang pas untuk menggambarkan semangat dari Ussy Pieters, seorang yang dikenal sebagai master harpa kenamaan Indonesia.

Dikatakan ungkapan itu sesuai karena di usia yang sudah tidak muda lagi, yaitu 71 tahun, Ussy Pieters merilis sebuah single berjudul Sampai Kapan. Ini menjadi debut untuk Ussy Pieters yang sudah berkarir di industri musik tanah air selama kurang lebih 50 tahun, meski berfokus pada instrumen harpa.

Faktanya, musisi yang meraih gelar master of music and harp serta doctor of music selama pendidikannya di The Santa Cecilia Music Conservatory di Roma, Italia, ternyata sempat mendalami ilmu vokal dan teknik Opera Lyric. Tak heran di lagu debutnya, musisi bernama asli Dulcyana Pahlevi Pahlawani Pieters tak sekedar mengeluarkan suara tetapi juga berteknik.

Tak salah jika menyebut Ussy Pieters sebagai paket lengkap, tak hanya master dalam bermain musik tetapi juga bernyanyi. Pujian yang sempat dilontarkan Ote Abadi, sosok dibalik lagu debut Ussy Pieters berjudul Sampai Kapan. Seorang pencipta lagu, komposer sekaligus vokalis dari The Mercy’s, salah satu band legendaris tanah air.

Awalnya saya bagian dari pertemenan aja sudah bangga sama Ussy Pieters. Jarang di Indonesia mungkin juga di dunia, seorang perempuan bisa bermain musik dengan baik juga bisa bernyanyi dengan baik, bukan sekedar bisa bernyanyi tapi bernyanyi dengan baik. Mba Ussy pemain harpa, kalau ngga salah Indonesia cuma ada dua, Maya Hasan dan Ussy Pieters. Bahkan bisa bermain piano, menulis lirik juga, sudah punya basic musik yang kuat yang membuat ketertarikan untuk saya“, ungkap Ote Abadi.

Sejak kembali ke tanah air setelah menempuh kuliah musik di Itali, Ussy Pieters cukup disibukkan dengan berbagai undangan penampilan terutama untuk gelaran musik bernuansa orkestra. Ini tidak terlepas dari kemahirannya dalam bermain instrumen harpa yang jarang ditemui di Indonesi.

Setelahnya, kegiatan yang berhubungan dengan musik terus digelutinya, hingga memiliki sekolah musik. Ussy juga mendirikan kelompok paduan suara, yang menariknya seluruh anggotanya kebanyakan merupakan wanita lanjut usia. Bahkan ada yang usianya mendekati 80 tahun.

Paduan suara yang bukan sekedar menyalurkan hobi dan ilmu bermusiknya, tetapi ada tujuan mulia untuk wanita seusianya yang beresiko mengidap penyakit yang disebut Alzheimer. Di mana seseorang mengalami menurunkan daya ingat, kemampuan berpikir dan perilaku.

Sebuah dedikasi tinggi untuk dunia musik dan perempuan seusianya, yang tenyata menjadi beberapa faktor untuknya menunda untuk merilis karya terutama di dunia tarik suara. Di sisi dirinya yang merupakan seorang harpis, diketahui telah menelurkan 3 buah album. Untuk itu, Ussy Pieters tidak menyia-nyiakan kesempatan yang akhirnya bisa didapatkan di tahun 2025 saat usianya 71 tahun.

Saya banyak kesibukkan, setiap harinya saya itu mengajar dan terealisasinya hari ini di umur saya yang 71 tahun tapi saya masih mau berkarya karena tidak ada batasan usia dalam bermusik. Kebetulan sahabat saya Ote Abadi yang sangat menyukai suara saya menawarkan untuk bermusik dan menyanyikan lagu ciptaannya Sampai Kapan“, ungkap Ussy Pieters.

Kedepannya jika memiliki kesempatan, Ussy Pieters akan kembali untuk karya terbaru yang mungkin akan ditulisnya sendiri. Untuk genre, kemungkinan besar masih sama seperti single perdananya, Sampai Kapan yang mengusung genre pop, yang juga kental dengan nuansa pop Indonesia di era 70an hingga 80an.

Sampai Kapan itu konteksnya lagu pop, genre yang lebih universal. Untuk pengaruh musiknya sendiri lebih kepada musik yang dihasilkan dari alat musik harpa dan lagu latin yang digunakannya untuk melatih vokal. Ussy sendiri itu sudah kuat secara basic musik jadi tidak terpengaruh dari musik siapapun“, tambah Ote Abadi.

Menilik kembali single perdana dari Ussy Pieters, wajar jika nuansa pop Indonesia era 70an hingga 80an kental terdengar di lagu Sampai Kapan. Selain usianya yang memang sudah menginjak 71 tahun, susah bersaing dengan selera pasar yang didominasi pop hingga indie secara solo maupun band.

Di sisi lain, Ussy Pieters mungkin merasa peduli dengan orang-orang seusianya yang ingin kembali mendengar musik atau lagu yang akrab ditelinga. Musik yang dengan melodi yang lembut dan indah serta lirik yang khas. Ditambah alunan musik harpa yang cocok dengan kekhasan nuansa pop Indonesia era 70an hingga 80an.

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

1 Comment
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Chris3047
Chris3047
9 days ago

Unlock exclusive affiliate perks—register now! https://shorturl.fm/Kjr27

1
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x