Giginfinity Guncang Sabtu Malam Para GigiKita dengan Guest Star, Stage Act hingga Tata Panggung

LASAK.iD – Para musisi, baik itu sebuah band, grup vokal maupun solois tentu selalu bertemu dengan penggemar di banyak momen dan kesempatan terutama saat tampil di berbagai panggung musik. Meski seringnya pertemuan antara idola dan penggemar, namun tak dipungkiri momen seperti perayaan untuk sesuatu hal menjadi yang paling ditunggu.

Tentu sebagai musisi melakukannya dengan menggelar musik spesial berupa konser perayaan. Biasanya, dilakukan untuk perjalanannya selama 1 atau 2, mungkin 3, mungkin juga 4 bahkan 5 dekade. Hal yang juga dilakukan salah satu band legendaris Indonesia yang hadir pertama kali di tahun 90-an.

Band Gigi yang berasal dari Bandung karena hampir sebagian besar personelnya merupakan barudak Sunda baru saja merayakan 30 tahun atau 3 dekade karirnya di industri musik tanah air. Band yang digawangi Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass) dan Gusti Hendy (drum) melakukannya dengan menggelar konser bertajuk Giginfinity.

Baca juga: Tiga Dekade Band Gigi Akan Sajikan Konser dengan Konsep Regenerasi dan Selebrasi

Konser Giginfinity yang berlangsung selama 3 jam mampu memecah Sabtu (24/8) malam ribuan GigiKita yang memadatai Istora Senayan yang menjadi venue konser. Untuk momen spesial ini, Band Gigi tampil kurang lebih dengan 30 lagu yang mewakili masa-masa tertentu yang dialami sepanjang 30 tahun berkarya.

Berikut momen sepanjang konser Giginfinity:

Tanpa lagu kebangsaan

Publik tanah air tentu sudah mengetahui tentang peraturan pemerintah yang mewajibkan setiap event termasuk konser musik untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Berkaitan dengan hal tersebut, ada momen cukup menggelitik saat konser Giginfinity pada Sabtu (24/8) lalu.

Pihak penyelenggara, dalam hal ini tentunya Band Gigi itu sendiri sebagai tuan rumah justru memainkan lagu berbeda. Masih dalam koridor nasionalisme tetapi yang dimainkan justru lagu berjudul Bagimu Negeri atau yang juga dikenal dengan judul Padamu Negeri.

Ini mengisyaratkan bentuk protes sekaligus kepedulian dari Band Gigi dengan keadaan “darurat” negeri ini, seperti yang banyak dieluh-eluhkan publik tanah air beberapa waktu belakangan. Tak hanya lagu, layar besar yang berada di atas panggung pun menayangkan video dengan gambar Garuda Pancasila dengan caption besar bertuliskan “PERINGATAN DARURAT”. Di bagian layar lebih kecil di kiri dan kanan mendampingi bendera Merah Putih.

Sindiran lewat lagu

Sindiran keras sebenarnya tidak hanya di awal konser, beberapa lagu milik Band Gigi ternyata cukup relate dengan keadaan pelik yang dihadapi negeri ini dan juga dunia saat ini. Hal ini ditunjukkan oleh Armand Maulana melalui stage act dengan gesture yang mengisyaratkan hal tersebut. Salah satunya dalam lagu mereka yang berjudul Tak Lagi Percaya dan Perdamaian.

Saat membawakannya, layar besar banyak menampilkan potongan momen dan peristiwa yang menyesuaikan. Untuk lagu Tak Lagi Percaya, terlihat potongan video hitam putih yang memperlihatkan momen bersejarah Tanah Air yang kaitannya dengan keadaan yang tidak baik-baik saja. Menariknya, menjadi kontras ketika sisi lainnya menampilkan wajah para personel Band Gigi satu per satu.

Lagu lainnya, Perdamaian lebih menampilkan potongan surat kabar amerika yang memberitakan yang tidak sebenarnya tentang perang israel-Palestina. Yang ditutup dengan menampilkan bendera Palestina yang menggunakan seluruh layar besar.

Lagu request-an GigiKita

Band Gigi yang telah berkarya di industri musik tanah air selama 30 tahun telah menelurkan lebih dari 250 lagu dari puluhan album sejak 1994. Namun, untuk setiap momen konser tunggal tentu tidak semua lagu akan dibawakan, Band Gigi telah mempersiapkan song list-nya tersendiri.

Tak hanya dari sisi historis lagunya, tetapi mengikuti pasar terutama saat ini yang didominasi oleh gen z dan gen alpha. Di mana, dari mereka hanya mengenal beberapa lagu yang itu pun mungkin sering muncul atau digunakan sebagai backsound sebuah konten. Sebut saja, lagu berjudul 11 Januari yang mungkin menjadi lagu lintas generasi.

Berbeda, ketika berbicara tentang fans fanatik yang disebut dengan GigiKita, yang familiar dengan semua karya dari idolanya tersebut. Kali ini, di momen perayaan 30 tahun Band Gigi, penggemar sempat meminta kepada Armand cs membawakan beberapa lagu yang berbeda dari kebiasaan setlist mereka.

Salah satu yang dibawakan adalah lagu berjudul Jangan Bilang Pacar yang menjadi original soundtrack dari film berjudul Brownies yang dirilis pada tahun 2004 silam.

Bintang tamu guncang panggung Giginfinity

Sebelum akhirnya digelar, Band Gigi sudah membocorkan deretan musisi yang akan tampil di konser Giginfinity. Musisi lintas generasi yang dihadirkan, dari band hingga solois, mulai dari Perunggu, Hivi!, Fanny Soegi, Mahalini, Afgan, Ariel dan Kris Dayanti. Selain itu, ada nama Rishanda Singgih yang mengiringi yang penampilan para guest star.

Deretan musisi ini tampil membawakan lagu hits dari Band Gigi dengan warna musik mereka sendiri. Sebagai pembuka, Band Perunggu tampil energik membawakan lagu Pintu Sorga yang masuk dalam album studio spesial ketiga bernafaskan rohani Islam yang dirilis pada 2006.

Masih dengan nuansa musik band, Hivi! menjadi penampilan berikutnya dengan membawakan Andai, sebuah hits dari album The Best of Gigi (2002). Salah satu lagu yang sukses dipasaran dan membawa Gigi semakin dikenal publik di era 2000-an.

Berbeda dengan dua penampil sebelumnya, Fanny Soegi yang membawakan Perihal Cinta yang kembali diambil dari album Ost. Brownies (2004), tampil dengan musik yang lebih lembut dan mendayu. Bahkan Rishanda Singgih memberikan sentuhan musik etnik yang sesuai dengan suara Fanny Soegi yang lembut.

Musisi wanita lain yang turut memeriahkan konser Giginfinity adalah Mahalini. Tampil anggun dengan strapless dress, Mahalini menyanyikan lagu Gigi dari tahun 2004, yang masih menjadi bagian dari Ost. Brownies berjudul Cinta Terakhir. Penyanyi satu ini dikenal dengan penghayatan dan suaranya yang power full mampu menghipnotis ribuan GigiKita.

Setelahnya, kolaborasi Hivi!, Mahalini bersama dengan Gigi dalam satu panggung membawakan lagu hits lainnya berjudul Yang T’lah Berlalu (Nirwana). Ini menutup sesi pertama kolaborasi Gigi dengan musisi yang tampil di konser Giginfinity.

Berlanjut, panggung Giginfinity diguncang dengan suara dari Afgan, yang menyanyikan hits dari tahun 1994 berjudul Ku Ingin. Lagu yang menghantarkan Gigi menjadi salah satu band yang digemari publik tanah air. Lagu yang masuk dalam album pertama Gigi bertajuk Angan.

Ariel menjadi penampilan yang paling ditunggu di konser Giginfinity Sabtu malam lalu. Dengan stage act khas Ariel membuat gemuruh GigiKita saat memulai menyanyikan lagu yang juga cukup populer di generasi saat ini berjudul My Facebook. Lagu yang menjadi andalan dari album bertajuk Gigi merupakan album studio kesebelas yang dirilis 2009 silam.

Para vokalis pria, Afgan, Ariel dan Armand (ini tetap dengan Gigi) menampilkan lagu yang sangat familiar tidak hanya GigiKita tetapi penikmat musik tanah air yang berjudul Terbang. Album studio kelima Gigi yang dirilis tahun 1998 bertajuk Kilas Balik. Salah satu album yang menghantarkan Gigi ke tangga popularitas.

Sebagai penutup dari deretan musisi yang mengguncang panggung Giginfinity adalah diva Indonesia, Kris Dayanti. Tampil cetar dengan busana blink-blink, Kris Dayanti menyanyikan Nakal, lagu milik Gigi dari album Peace, Love ‘n Respect yang dirilis tahun 2007. Selain itu, Mimi KD sebutan akrabnya mengajak bergoyang dengan Penasaran, lagu dangdut milik Rhoma Irama dengan versi pop.

Tampil dengan lagu religi

Band Gigi juga dikenal dengan album-album religi yang cukup diterima pasar tanah air. Untuk ini, Gigi tampil di panggung kedua yang berhadapan langsung dengan penonton yang membeli tiket platinum. Ini wujud respect dari Gigi untuk penggemarnya, GigiKita yang telah membeli tiket dengan harga paling mahal.

Hal yang disampikan beberapa kali oleh Armand Maulana sepanjang konser. Menurutnya, yang mewakili Gigi dan tim serta musisi di tanah air, penonton yang berani membayar untuk menonton merupakan bentuk penghargaan dan bentuk respect terhadap musisi. Gigi membawakan hits religi andalan mereka, seperti Amnesia, Cintailah Mereka, Akhirnya hingga Hinakah.

Tata Panggung

Sebuah konser tunggal terlebih untuk merayakan momen tertentu dari musisi tentu ingin menyajikan hal yang spektakuler kepada penggemarnya, dari hal berkaitan teknis maupun non-teknis. Salah satunya adalah tata panggung, mungkin untuk letak dari para personel (untuk band) memang menyesuaikan panggung, tetapi yang bisa mencuri perhatian adalah layar hingga lampu.

Pada konser Band Gigi bertajuk Giginfinity cukup memberik kejutan untuk sebagian penikmat musik yang memang memperhatikan bentuk panggungnya. Jika kebanyakan panggung akan berbentuk persegi panjang dengan layar LED diletakkan mengikuti panggung, berbeda dengan Giginfinity.

Bantuk panggung yang terlihat membentuk sebuah segitiga, jika menilik bentuk layar LED yang membentuk sudut 90 derajat. Sebelumnya mungkin sudah ada yang melakukannya tetapi cukup jarang. Tak hanya letaknya yang berbeda, sajian visual dari layar LED yang cukup mencuri perhatian.

Tak sekedar visual grafik atau sekedar menampilkan masing-masing personel tetapi disajikan dengan gaya menarik yang kekinian. Tidak juga selalu berwarna tetapi hitam putih pun cukup mencuri perhatian. Salah satu tata panggung dan visual grafik pada layar yang menarik.

Stage act

Bicara band lawas atau yang muncul pertama kali di era 90-an tidak terhitung jumlahnya, tetapi yang bertahan hingga lintas generasi bisa dikatakan tidak banyak. Satu di antaranya yang bertahan adalah Band Gigi, lagu-lagu yang easy listening dengan tema percintaan menjadi kunci dicintai penikmat musik lintas generasi.

Ditambah dengan platform musik digital yang secara tidak langsung membantu mengenalkan kembali musik atau musisi lawas untuk kembali naik dan muncul di era saat ini. Selain lagu, hal yang memang menjadi ikonik dari sebuah band memang berbeda-beda. Namun, untuk Band Gigi yang cukup menjadi perhatian tentang stage act dari para personel-nya.

Terutama vokalis-nya, Armand Maulana yang memang menjadi motor di panggung untuk mengajak penonton lebih aktif dan memfokuskan pandangan ke panggung. Hal yang selalu terlihat di setiap penampilan Gigi, terutama saat konser 30 tahun mereka bertajuk Giginfinity.

Hal yang menjadi perhatian dari stage act dari Band Gigi terkait atraktifnya personel dengan stamina yang tidak kendur selama 3 jam penampilan. Cukup mengejutkan juga pada vokal dari Kang Armand sebutan akrabnya sebagai orang Sunda, yang tidak terlihat menghela nafas panjang.

Karena beberapa band lawas yang kembali manggung dengan menggelar konser sering terlihat dengan stage act lebih minim gerakan yang menguras tenaga untuk menghindari nafas panjang atau istilahnya ngos-ngosan. Respect untuk Band Gigi untuk hal satu ini.