Lasak.id – Paska Gempa tektonik denga magnitudo 7,7 yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat 29 September 2018, PT PLN (Persero) mengirim 500 personil teknik untuk memperbaiki kondisi kelistrikan di Palu. Hal ini sebagai upaya mempercepat perbaikan infrastruktur kelistrikan.
Terpadatnya 5 gardu listrik yang sampai saat ini belum bisa digunakan yaitu Gardu Induk (GI) Parigi, Sidera, GI Silae, GI Talise dan GI Pasangkayu. Perkiraan padam sebesar 105 MW di mana GI tersebut melayani masyarakat di daerah Parigi, Kota Palu, Donggala, hingga Pasangkayu.
Hambatan yang terjadi di lapangan adalah akses komunikasi dan jalan masih terputus, kurangnya pasokan BBM, serta banyak kondisi infrastruktur kelistrikan yang tidak pada tempatnya atau mengalami pergeseran. PLN juga akan segera menyiapkan rencana antisipasif bila GI tersebut tidak bisa digunakan.
“Sebagian listrik memang padam, apalagi ketika malam penanganannya semakin sulit lima GI pun padam. Untuk itu PLN mengerahkan 500 personel guna mengatasi penerangan, dan sudah membawa delapan genset, tapi pasokan BBM-nya harus ada. Karena bahan bakar terbatas, (maka) harus disesuaikan,” jelas Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, dalam konferensi pers di kantor BNPB, Jakarta, Minggu dikutip media Kompas, 30 September 2018.
Untuk mengatasinya, PLN segera mengambil langkah antisipasi dengan menyiapkan delapan genset. Namun, genset ini membutuhkan pasokan BBM. Padahal ketersediaan BBM di wilayah itu terbatas. Pasokan listrik yang terputus membuat telekomunikasi lumpuh, sehingga menghambat pendataan penanganan bencana.
“BBM (pengadaan) jadi prioritas. Terminal BBM Donggala rusak. Akses jalan rusak dan tertutup longsor sehingga mengganggu pasokan,” jelas Sutopo.
Menurut Sutopo, BBM menjadi prioritas saat ini untuk menjalankan genset, karena terminal BBM rusak Dan akses Jalan tertutup longsor sehingga mengganggu pasokan. (Safira)
