ReviewCinemaFilm

Review: The Carpenter’s Son, Thriller Religius yang Aneh, Berani, namun Tak Sepenuhnya Matang

28
×

Review: The Carpenter’s Son, Thriller Religius yang Aneh, Berani, namun Tak Sepenuhnya Matang

Share this article

LASAK.iD – Kerja sama rumah produksi Spacemaker, Cinenovo, Anonymous Content, Curious Gremlin dan Saturn Films hadirkan film adaptasi teks apokrif berjudul The Carpenter’s Son. Film dari sutradara dan penulis Lotfy Nathan hadirkan deretan bintang, mulai dari Nicolas Cage, FKA Twigs, Noah Jupe, Souheila Yacoub juga Isla Johnston.

Pengantar & Konteks Kontroversi

The Carpenter’s Son merupakan film thriller supranatural terbaru karya Lotfy Nathan. Selain sebagai sutradara, Lotfy Nathan bertindak sebagai penulis cerita filmnya yang mengadaptasi teks apokrif The Infancy Gospel of Thomas. Adaptasi yang ternyata memicu reaksi keras dari sebagian kelompok religius bahkan sebelum filmnya resmi dirilis. Terutama dari sebagian besar kelompok religius.

Kontroversi yang justru menghadirkan rasa penasaran dan jadi bahan pembicaraan dari penikmat film. Selain mendapat kesempatan menyaksikan Nicolas Cage kembali “lepas kendali” dengan gaya khasnya, Namun, di balik performa penuh komitmen dari Cage, filmnya sendiri tidak sepenuhnya berani menyelami materi yang diangkat.

Karakter, Setting dan Arah Cerita

Lotfy Nathan sebagai penulis seperti sengaja mengajak penikmat film ikut dalam cerita, terutama dalam menebak setiap tokoh dalam cerita filmnya. Terlihat ketika ia tidak melabeli nam pada karakter-karakternya, walau sebenarnya identitas mereka mudah ditebak, Nicolas Cage sebagai Joseph, FKA Twigs sebagai Mary dan Noah Jupe sebagai Yesus remaja.

Untuk sisi konflik cerita terlihat mulai memanas ketika sang anak bertemu sosok asing misterius yang diperankan Isla Johnston. Di sinilah cerita mencoba menunjukkan arah, tetapi film justru tampak bimbang antara ingin menjadi horor religius serius atau drama gelap berbalut simbolisme. Kebimbangan inilah yang membuat pijakan naratifnya kurang stabil sepanjang film.

Ketegangan & Tone yang Tidak Konsisten

Secara visual, film ini menyimpan potensi horor yang besar, terutama lewat simbolisme dangan gambaran dunia kuno yang keras. Beberapa adegan mampu memunculkan ketegangan yang efektif, tetapi film sering mundur sebelum benar-benar menggigit.

Ketidakkonsistenan tone membuat pengalaman menontonnya terasa tersendat, hingga durasi yang sebenarnya hanya 94 menit pun terasa lebih panjang dari seharusnya.

Brutalitas Sejarah & Pengaruh Film Klasik

The Carpenter’s Son yang memang membuat terhuyung dari sisi penceritaan, ternyata cukup berhasil menggambarkan brutalitas masa lalu dengan gaya yang lugas dan tak kompromi. Adegan pembantaian bayi oleh prajurit Herodes menjadi salah satu momen paling mengguncang dan memorabel.

Secara atmosfer, film ini memiliki kemiripan dengan Marketa Lazarová (1967), serta sentuhan gelap khas Ingmar Bergman dalam The Seventh Seal dan The Virgin Spring. Meski begitu, pencapaiannya belum mampu menyaingi kedalaman film-film klasik tersebut.

Ketakutan Religius & Reinterpretasi Cerita Sakral

Bagi beberapa penonton, terutama mereka yang tumbuh dalam tradisi Katolik, kisah-kisah Alkitab kerap menyimpan nuansa menakutkan tersendiri. Film ini memanfaatkan ketakutan itu untuk menciptakan reinterpretasi psikologis tentang sosok Yesus muda.

Pendekatannya yang tidak ortodoks bisa terasa menyegarkan dan provokatif, membangun pengalaman menonton yang memadukan spiritualitas, trauma dan simbolisme mistik dalam satu ruang yang tidak nyaman namun menarik.

Kekuatan & Kelemahan Akting Para Pemain

Keputusan untuk memasang Nicolas Cage dan FKA Twigs sebagai Joseph dan Mary bisa dibilang merupakan langkah casting paling berani tahun ini. Secara visual, keduanya tampak pas untuk dunia film yang suram dan mistis.

Namun, dari sisi performa, terasa bahwa tiap aktor seperti berada dalam film yang berbeda, Cage tampil dengan intensitas penuh, sementara Twigs tampak lebih datar dan kurang matang. Sebaliknya, Isla Johnston sebagai sosok “iblis” justru mencuri perhatian lewat performa yang mengejutkan dan penuh energi.

Film Kultus Yang Aneh Namun Menarik

Pada akhirnya, The Carpenter’s Son adalah film yang penuh keberanian, meski tak selalu berhasil mengeksekusi ide besarnya. CGI yang biasa saja, tone yang berubah-ubah dan dinamika akting yang tidak stabil membuatnya bukan film untuk semua orang.

Namun, justru karena keanehan dan ketidakselarasan inilah film ini berpotensi menjadi cult classic, semacam karya yang membuat penontonnya bingung, terpesona sekaligus ingin membahasnya berjam-jam setelah kredit akhir berjalan.

Production company: Spacemaker, Cinenovo, Anonymous Content, Curious Gremlin, Saturn Films

Distributor: Le Pacte, Magnolia Pictures

Cast: Nicolas Cage (The Carpenter/ Joseph), FKA Twigs (The Mother/ Mary), Noah Jupe (The Boy/ Jesus), Souheila Yacoub (Lilith), Isla Johnston (The Stranger/ Satan), etc

Director: Lotfy Nathan

Screenwriter: Lotfy Nathan

Producers: Julie Viez, Alex Hughes, Riccardo Maddalosso, Eugene Kotlyarenko, Nicolas Cage 

Duration1 hours 34 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x