ReviewCinemaFilm

Review: The Housemaid, Adaptasi Setia yang Membuktikan Teror Psikologis Bisa Tetap Elegan dan Menggigit

74
×

Review: The Housemaid, Adaptasi Setia yang Membuktikan Teror Psikologis Bisa Tetap Elegan dan Menggigit

Share this article

The Housemaid hadir sebagai adaptasi sebuah novel sukses dari penulis yang memang terkenal dengan cerita-cerita yang condong kepada sisi psychological thriller.

LASAK.iD – Penulis asal Amerika, Freida McFadden dikenal sebagai penulis yang fokus pada cerita yang condong pada genre thriller yang membuat rasa takut hingga bulu kuduk merinding. Tak sedikit karyanya yang mencuri perhatian para pembaca novel. Satu di antaranya berjudul The Housemaid yang dirilis pada 2022 lalu.

Cerita yang disajikan dalam novelnya mampu menarik perhatian rumah produksi seperti Hidden Pictures, Pretty Dangerous Pictures untuk dituangkan dalam format audio-visual. Untuk menerjemahkan tulisan panjang dalam novel ke dalam skenario, muncul nama Rebecca Sonnenshine yang beberapa kali menulis untuk film dengan genre yang serupa.

Nama Paul Feig hadir sebagai sutradara filmnya, yang mungkin cocok dengan konsep dan tema dari film The Housemaid. Hal ini mungkin dilihat dari keberhasilan dari beberapa film yang disutradarai Paul Feig sebelumnya cukup memiliki kemiripan secara konsep dan tema.

Terkait dengan keseluruhan film yang memiliki durasi kurang lebih 131 menit tersebut. Berikut beberapa rangkuman singkat terkait dengan review dari film yang dibintangi dua aktris kenamaan, Sydney Sweeney sebagai Millie Calloway dan Amanda Seyfried sebagai Nina Winchester.

Adaptasi Setia yang Memahami Jiwa Novelnya

The Housemaid versi film arahan Paul Feig datang dengan ekspektasi tinggi, terutama bagi pembaca setia novel-nya. Mengejutkannya, adaptasi ini bekerja dengan sangat baik justru karena kesetiaannya pada materi asli. Ritme film mengikuti struktur tiap bab dalam buku, membuat alurnya terasa terukur, rapi dan tidak tergesa. Keputusan untuk menerjemahkan monolog batin karakter melalui close-up dan bahasa visual terasa cerdas. Sebuah cara halus namun efektif untuk menggantikan suara hati yang kuat di versi novel.

Thriller Psikologis yang Menjaga Ketegangan Tanpa Henti

Hadir dengan genre psychological thriller, film ini berhasil menjaga ketegangan dari awal hingga akhir. Ceritanya berlapis, penuh manipulasi dan terus mengajak penonton menebak ke mana arah konflik akan bergerak. Sensasi “mind-bending” hadir konsisten, menjadikan film ini pengalaman yang intens sekaligus sangat menghibur. Ini adalah jenis thriller yang membuat penonton duduk gelisah, namun tetap terpikat.

Performa Kuat Sydney yang Mengancam

Sydney tampil nyaris sempurna sebagai Millie. Karakternya terasa hidup, rapuh sekaligus menyimpan ancaman yang samar. Jika sekuel benar-benar diwujudkan, membayangkan Sydney memerankan Millie versi “2.0” seperti di buku kedua dengan skala konflik yang lebih brutal dan ruang kota New York sebagai arena terasa sangat menjanjikan. Potensi karakternya masih jauh dari habis.

Nina dan Kehidupan Gandanya: Amanda yang Mencuri Layar

Amanda juga mencuri perhatian sebagai Nina. Ia berhasil menangkap nuansa kehidupan ganda Nina dengan presisi tinggi, memadukan pesona, keganjilan dan bahaya dalam satu performa yang meyakinkan. Dinamika antara Millie dan Nina menjadi jantung film ini, dan chemistry keduanya bekerja sangat kuat di layar.

Casting Nyaris Sempurna, Tak Ada yang Salah Tempat

Secara keseluruhan, pemilihan pemain terasa tepat sasaran. Tak ada karakter yang terasa salah tempat. Setiap aktor membawa bobot yang pas sesuai perannya, menjadikan adaptasi buku ke layar ini terasa hidup dan autentik. Sulit membayangkan versi lain yang lebih cocok untuk jajaran karakter ini.

Visual dan Musik yang Menguatkan Teror Psikologis

Dari sisi teknis, film ini tampil sangat solid. Sinematografi digarap dengan indah dan penuh kontrol, mendukung suasana tertekan yang dibutuhkan cerita. Trilha suara menjadi salah satu elemen paling menonjol, penggunaan lagu-lagu dari Lana Del Rey dan Taylor Swift tidak hanya menjadi hiasan, tapi benar-benar memperdalam emosi dan atmosfer, memperkuat rasa tidak nyaman yang terus mengintai.

Satu Catatan bagi Pembaca Setia, Namun Tetap Adaptasi yang Matang

Meski begitu, bagi pembaca trilogi-nya, ada satu catatan penting. Sebuah karakter krusial yang berperan besar dalam kelanjutan cerita terasa kurang dieksplorasi di film ini. Hal tersebut menimbulkan tanda tanya besar tentang bagaimana kelanjutan kisahnya jika adaptasi film diteruskan.

Di luar itu, The Housemaid menjadi adaptasi yang matang, penuh perhatian dan dibuat dengan rasa hormat terhadap sumber aslinya, sebuah psychological thriller yang berhasil berdiri kuat sebagai film, tanpa mengkhianati jiwa novelnya.

Production company: Hidden Pictures, Pretty Dangerous Pictures
Distributor: Lionsgate
Cast: Sydney Sweeney (Millie Calloway), Amanda Seyfried (Nina Winchester), Brandon Sklenar (Andrew Winchester), Michele Morrone (Enzo), Elizabeth Perkins (Evelyn Winchester), Indiana Elle (Cecelia Winchester), Mark Grossman (Scott Crawford), Hannah Cruz (Lexi), Megan Ferguson (Jilianne), Ellen Tamaki (Patrice), Alexandra Seal (Jessica Connors), Don DiPetta (Officer Jenkins), Brian D. Cohen (Det. Smythe), Lamar Baucom-Slaughter (Officer Stanley), etc
Director: Paul Feig
Screenwriter: Rebecca Sonnenshine
Producers: Todd Lieberman, Laura Fischer, Paul Feig
Duration2 hours 11 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x