
Lasak.ID – Seniman tari kondang Eko Supriyanto akan tampil dalam OzAsia Festival yang pada 25 Oktober hingga 11 November 2018 mendatang. Eko akan membawakan karya terbarunya yang bertajuk SALT, yang merupakan karya ketiga dalam trilogi Jailolo yang menyatukan lima tahun kerja Eko, layaknya auto biografi berupa karya seni. Karya SALT berasal dari akarnya sebagai penari klasik.
Eko merupakan salah satu dari 5 pelaku kreatif subsektor Seni Pertunjukan yang difasilitasi Badan Ekonomi Kreatif dalam festival seni yang diselenggarakan di Adelaide Festival Centre, South Australia, Australia. Selain Eko, tampil pula Papermoon Puppet Theatre, yang akan berkolaborasi dengan Polyglot Theatre asal Australia. Kolektif pertunjukan boneka dan seni visual ini menampilkan pertunjukan Cerita Anak (Child’s Story), sebuah penampilan yang menceritakan petualangan membelah lautan dengan mengkombinasikan seni wayang boneka, musik serta teater. Pertunjukan ini sendiri direncanakan untuk pentas di tanggal 2 – 4 November 2018.
OzAsia Festival adalah sebuah festival seni yang berfokus kepada seni pertunjukan kontemporer, seperti tari, teater, musik, seni visual serta film. Dengan ruang lingkup yang terfokus, namun tidak terbatas pada regional Asia-Pasifik, OzAsia Festival tahun ini akan dimeriahkan oleh sekitar 817 artis dari 19 negara, yang akan tampil dalam 251 jadwal pertunjukan dalam rentang waktu 2 minggu.
Tidak hanya itu, pada perhelatannya tahun ini, OzAsia Festival juga memasukkan sebuah program konferensi serta pasar seni pertunjukan yang telah terkenal di seluruh Asia, Borak Arts Series, sebagai salah satu bagian acara. Borak Arts Series akan menghadirkan sesi Pitchpad yang memberikan kesempatan bagi para seniman terpilih untuk bisa melakukan presentasi di depan para pelaku industri seni pertunjukan, seperti seniman, direktur pertunjukan, direktur festival serta investor lainnya.
Sementara 3 pelaku kreatif seni pertunjukan asal Indonesia yang akan unjuk gigi dalam sesi presentasi Pitchpad Borak Arts Series pada 1 – 3 November 2018 adalah Drupadi ID yang akan mempresentasikan karyanya yang berjudul Sounds of Three Lake, Dwi Maharani Pane dengan karya Vertical Limit, serta Otniel Tasman dengan karyanya yang bertajuk NOSHEHEORIT.
Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simandjuntak mengatakan Seni Pertunjukan belakangan menunjukan tren yang menggembirakan. Berdasarkan data statistik ekonomi kreatif (ekraf) Indonesia yang dirilis oleh Bekraf dan Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2016 silam, subsektor Seni Pertunjukan menyumbangkan sekitar 0,27% dari keseluruhan PDB ekraf Indonesia pada tahun 2016, peringkat 11 dari 16 subsektor ekraf nasional. Meski masih terbilang minim, namun Seni Pertunjukan mencatat angka 9,54% sebagai subsektor ekraf dengan pertumbuhan tertinggi ketiga sepanjang tahun 2016.
“Kami berharap agar pada partisipasinya tahun ini, seni pertunjukan Indonesia semakin dikenal dan diakui eksistensinya di lingkup Asia secara khusus dan global secara umum,” ucap Joshua.
(Kurnia)