Uncategorized

Jejak-jejak Perjalanan Sampah di Labuan Bajo

59
×

Jejak-jejak Perjalanan Sampah di Labuan Bajo

Share this article

LASAK.iD – Nama Labuan Bajo belakangan menjadi populer dikalangan penikmat wisata pantai. Jaminan pantai-pantai yang masih perawan, warna warni terumbu karang hingga pesona komodo di pulau Komodo, salah satu warisan budaya yang ditetapkan UNESCO.  Pemerintah Indonesia pun kemudian menetapkan Labuan Bajo sebagai salah satu dari program 10 Bali baru. Dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo menargetkan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata kelas dunia.

 

Seiring itu, Labuan Bajo juga menghadapi tantangan yang butuh perhatian semua pihak, yaitu sampah. Berdasarkan data WWF dan kajian tim penyusun rencana pengelolaan sampah, rata-rata timbulan sampah di kota Labuan Bajo mencapai 112,4 m3/hari atau setara dengan 12,8 ton/hari. Timbunan sampah tersebut berasal dari konsumsi masyarakat setempat, sampah hotel, dari pulau-pulau sekitar serta sampah yang terbawa arus dari laut.

 

Menyadari bahwa membawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) bukan solusi, maka Pemerintah Pusat, Daerah membuka keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat dan swasta untuk mengatasi timbunan sampah di wilayah paling barat dari Pulau Flores ini. Salah satunya adalah Danone-AQUA yang mulai terlibat dalam pengelolaan sampah  di Labuan Bajo sejak tahun 2017, dengan  memperkuat ekosistem daur ulang sampah plastik.

 

Danone-AQUA memfasilitasi peningkatan pengumpulan sampah botol plastik yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Komodo, Pusat Daur Ulang (PDU) Batu Cermin serta pengepul dari sektor informal. Selain itu,  Danone-AQUA juga menjadi pengguna (offtaker) hasil daur ulang botol plastik yang berhasil di kumpulkan sebagai bahan baku botol baru. Hasilnya, saat ini Labuan Bajo telah berhasil mengirimkan sebanyak 8 ton sampah plastik untuk di daur ulang ke Bali PET.

 

Dr. Ir. Suseno Sukoyono, M.M., Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia memberikan apresiasi terhadap inovasi yang dilakukan di Labuan Bajo tersebut. “Kementerian Kelautan dan Perikanan mendukung penguatan KSU sebagai salah satu bentuk penanggulangan sampah pesisir. Kami mengajak seluruh pihak untuk mendukung berkembangnya ekonomi sirkular di Labuan Bajo agar lingkungan di Labuan Bajo dapat terjaga dan semakin mengembangkan potensi pariwisatanya,” ujarnya.

 

Pada Jum’at (19/7) kemarin, Danone – AQUA bersama berbagai pihak menyelenggarakan Baku Bantu Bersihkan Labuan Bajo sekaligus pengapalan sampah plastik tahap ke 2 dari Labuan Bajo ke pabrik pengolahan plastik Bali PET. Dalam kegiatan yang dihadiri Bupati Labuan Bajo Agustinus Ch Dula, Dr. Suseno Sukoyono, M.M., Staf Ahli Menteri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Bapak Agus Supriyanto MR (Kepala Seksi Bina Peritel KLHK RI), media dan komunitas peduli sampah Labuan Bajo, kita diajak untuk melihat rantai sampah terutama plastik, mulai dari sampah yang tercecer di pantai, masuk ke pusat daur ulang hingga masuk ke kontainer untuk dikirim ke pabrik daur ulang di Bali.

 

Beach Clean Up

Seorang penduduk setempat sedang mengumpulkan sampah di bibir pantai / dok. Maulana Zulvian – LASAK.ID

 

Pesona Labuan Bajo terletak pada pantai dan lautnya yang berkilau. Namun sayang, di banyak garis pantai juga ditemukan sampah, baik sampah plastik yang dapat di daur ulang maupun sampah-sampah yang tidak dapat di daur ulang dan harus berakhir di TPA.

 

Pemilahan sampah plastik

 

Sampah-sampah yang dikumpulkan di Koperasi Serba Usaha / dok. Maulana Zulvian – LASAK.ID

Belakangan budaya pengelolaan sampah mulai di kampanyekan di Labuan Bajo. Saat ini, terdapat 2 pusat pemilahan sampah yang aktif yaitu PDU Batu Cermin yang dikelola oleh pemerintah setempat dan KSU Komodo yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat. Kedua tempat pemilahan sampah ini menampung sampah dari Labuan Bajo dan pulau-pulau di sekitarnya. Margaretha Subekti, pengelola KSU Komodo menyebutkan, dari total sampah yang masuk ke KSU Komodo, hanya 25% yang dapat didaur ulang, sisanya adalah sampah yang tidak dapat di daur ulang seperti diapers yang kemudian dikirim ke TPA.

Di tempat ini, sampah plastik di pilah, dibersihkan dan di press untuk kemudian siap dikirimkan ke pabrik daur ulang sampah plastik.

Pengapalan

Pekerja pelabuhan memasukkan sampah olahan ke kontainer yang akan dikirim ke Surabaya melalui jalur laut / dok. Maulana Zulvian – LASAK.ID

Sampah plastik yang sudah dalam bentuk balok-balok dikirim ke pelabuhan Labuan Bajo , pindah ke kontainer dan siap dikirim ke Bali dan Surabaya dengan menggunakan kapal.

 

(Tim Lasak)

 

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x