The Science of Fictions Karya Yosep Anggi Akan Tayang Di BIFF 2019
Film

The Science of Fictions Karya Yosep Anggi Akan Tayang Di BIFF 2019 

LASAK.iD – Sosok dan nama juga karya dari Yosep Anggi Noen sebagai sutradara di sebagian masyarakat mungkin tidak setenar seperti Joko Anwar, Hanung Bramantyo ataupun Livi Zheng yang menjadi perbincangan saat ini . Namun karya dari sineas kelahiran Sleman, Yogyakarta, 36 tahun lalu jangan di anggap remeh.

Terbukti karya-karyanya selalu mendapatkan tempat untuk tayang di banyak International Film Festival. Dimulai dari tahun 2009 untuk karya film pendeknya berjudul Hujan tak jadi datang/It’s Not Raining Outside yang tayang di International Film Festival Rotterdam.

Setelahnya di 2012 film panjang berjudul Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya/Peculiar Vacancies and Other Illnesses sempat tayang di Locarno Film Festival. Selang setahun karya lainnya berjudul Vakansi mendapatkan apresiasi lebih dengan memboyong Special Mention Award pada Vancouver International Film Festival 2013.

Berlanjut di Okinawa International Film Festival 2015 untuk film pendek berjudul Rumah dan Ballad of Blood and Two White Buckets  di Toronto International Film Festival 2018. Tahun ini karya terbaru berjudul The Science of Fictions akan tayang perdana di Asia pada BUSAN Internasional Film Festival pada 3-12 Oktober 2019 untuk program A Window on Asian Cinema.

Sebelum di BUSAN Internasional Film Festival 2019 karya Yosep Anggi Noen The Science of Fictions lebih dulu tayang perdana dan memenangkan Special Mention Award di Locarno International Film Festival.  Pencapaian terbaik lainnya dari Yosep Anggi Noen yang merupakan lulusan dari Universitas Gajah Mada.

Sebagai informasi program A Window on Asian Cinema merupakan program yang menunjukkan karya-karya pembuat film berbakat yang dianggap sebagai tren terbaru di Asia. Sebuah jendela untuk melihat perkembangan sinema Asia hari ini.

Sejak didirikan pada tahun 1996 sebagai festival film internasional pertama di Korea, Busan International Film Festival telah secara aktif berusaha untuk mempromosikan sinema Asia dan menemukan pembuat film terkemuka yang diprediksi akan sangat berpengaruh di masa depan.

The Science of Fictions sendiri berkisah tentang Siman, seorang pemuda di pelosok Yogyakarta yang melihat pengambilan gambar pendaratan manusia di bulan oleh kru asing di Pantai Parangtritis, Yogyakarta di tahun 60-an. Ia ditangkap dan dipotong lidahnya. Setelah itu Siman melalui hidupnya dengan bergerak lambat anti gravitasi seperti astronot di ruang angkasa. Penduduk desa menganggap Siman gila karena Siman membangun bangunan mirip roket di belakang rumahnya.

The Science of Fictions karya Yosep Anggi Noen merupakan produksi kerjasama berbagai rumah produksi dari berbagai negara, seperti Angka Fortuna Sinema, KawanKawan Media serta Limaenam Films dan ko-produksi dengan Andolfi (Perancis), Astro Shaw (Malaysia), GoStudio (Indonesia), dan Focused Equipment (Indonesia).

Film yang di produseri Arya Sweta, Edwin Nazir, Yulia Evina Bhara dan Yosep Anggi Noen ini dikembangkan sejak tahun 2013. Setelah di presentasikan pada Asian Project Market 2014, Produire Au Sud 2016 dan Venice GAP Financing–Venice Film Festival 2017 akhirnya mendapatkan dukungan financial dari Asian Cinema Fund 2013 dan Hubert Bals Fund +Europe –Rotterdam International Film Festival.

Nama besar Gunawan Maryanto, Yudi Ahmad Tajudin, Lukman Sardi, Ecky Lamoh, Alex Suhendra, Marissa Anita, Rusini dan Asmara Abigail merupakan sederet aktor dan aktris yang terlibat untuk film tersebut.

Sambil menyelam minum air, istilah ini yang mungkin bisa digunakan untuk KawanKawan Media. Program Asian Project Market yang menjadi bagian dari Busan International Film Festival 2019 merupakan sebuah wahana pertemuan antara pelaku bisnis film internasional untuk saling menemukan partner co-produksi antar negara.

Mengambil kesempatan itu, rumah produski KawanKawan Media akan mempresentasikan proyek film terbarunya Seorang Perempuan Bernama Silah dan Lelaki Bernama Dua. Naskah filmnya sendiri masih terus dikembangkan oleh sutradara Yosep Anggi Noen dan produser Yulia Evina Bhara.

Pada event yang sama karya lain dari sineas tanah air juga akan berkompetisi di Busan International Film Festival 2019. Kali datang dari sutradara muda Wregas Bhanuteja melalui film pendek berjudul Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town). Film yang diangkat dari cerita pendek karya Eka Kurniawan di produseri oleh Adi Ekatama dan Ganesya. Tak Ada yang Gila di Kota Ini (No One is Crazy in This Town) akan berkompetisi pada program Wide Angle – Asian Short Film Competition – Busan International Film Festival 2019.

(Sarah)

Komentarlah yang bijak

Related posts