LASAK.iD – Sektor hotel dan restoran diperkirakan mengalami potensi kehilangan pendapatan devisa sektor pariwisata Januari – April sebesar US$ 4 Miliar dan potensi hilangnya pendapatan hotel dan restoran dari konsumen domestik sedikitnya Rp 60 T. Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi B S Sukamdani, melalui siaran pers yang diterima Lasak.id pada Rabu (22/4).
“Penurunan angka turis Tiongkok saja sudah dapat dihitung kerugiannya sebesar 1,1 miliar dolar AS, jika termasuk dengan angka penurunan turis asing lainnya paling sedikit ada kerugian sebesar 400 miliar dolar AS,” ujar Hariyadi.
Mengatasi hal itu, PHRI berinisiatif menggandeng Cakap, perusahaan rintisan teknologi di bidang edukasi berbasis aplikasi digital, melalui program Cakap for Hospitality. Penandatanganan perjanjian kerjasama ini dilakukan secara daring di Jakarta, 21 April 2020.

Cakap for Hospitality dirancang khusus untuk mengakomodir serta mendukung para pelaku usaha pariwisata dan perhotelan dengan memanfaatkan program bantuan pemerintah berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja, pekerja ter-PHK atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, di industri hospitality melalui program Kartu Prakerja.
Selain sebagai penyedia platform, Cakap juga sebagai lembaga pelatihan yang ada dalam ekosistem mitra penyedia pelatihan program Kartu Prakerja. “Saat ini diperkirakan 2 juta pekerja sektor hotel dan restoran sangat terdampak pandemi Covid 19, dimana sebagian besar mereka mengalami unpaid leave dan dirumahkan karena perusahaan mengalami kesulitan cash flow,” jelas Hariyadi.
Cakap for Hospitality sudah berlangsung sejak awal Maret 2020 sebagai bentuk inisiatif dalam upaya mendukung industri hospitality menghadapi pandemi COVID-19 di Indonesia. Beberapa hotel sudah bergabung dalam inisiatif ini salah satunya Hotel Gran Melia Jakarta.
Menurut Rudi Santoso, HR Director Gran Melia Jakarta, dalam penjelasannya mengatakan program ini sebagai terobosan yang tepat untuk membangun SDM Indonesia yang tangguh di tengah situasi saat ini. “Materi pembelajaran bahasa Inggris disampaikan oleh pengajar profesional secara interaktif dan berhubungan dengan pekerjaan kami sehari-hari, harapannya setelah pandemi berakhir kemampuan bahasa Inggris karyawan dapat menjadi lebih baik,” ujar Rudi.
Sementara Tomy Yunus, CEO Cakap berharap program kerjasama dengan PHRI ini dapat memberikan akses belajar secara daring untuk menambah dan meningkatkan skill bahasa asing maupun konten konten seputar hospitality, “Pemanfaatan teknologi pada saat pandemi COVID-19 ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. Salah satunya dengan cara memanfaatkan waktu downtime di industri pariwisata secara efektif, terutama bagi yang terdampak secara langsung,” jelas Yunus.
(Redaksi)
Related posts
Gunung Bromo, Kenali Lebih Dalam Daya Tarik Wisata Ini
Gunung Bromo – Rutinitas tak jarang membuat kita lupa bahwa Indonesia itu indah, termasuk Bromo dengan kemegahan panoramanya. Keindahan Bromo mempunyai…
Taman Sungai Mudal, Ekowisata di Barat Kota Yogyakarta
LASAK.ID – Di tengah pandemi yang kita semua alami saat ini, sedikit ulasan menarik yang memberi kesegaran menemani waktu taat…
Pesona Kendari, dari Kuliner Hingga Situs Sejarah
SEWAKTU PIKNIK – Berkunjung ke Kendari beberapa waktu lalu, Wayan Sukanta, seorang sahabat berbaik hati menjadi tour guide. Meski berdarah Bali,…
Menjelajah Sejarah Di Pecinan Jakarta
SEWAKTU PIKNIK – Jakarta selalu menjadi tempat yang manarik untuk di jelajahi. Meski telah menjelma kota metropolitan, Jakarta tetap menyisakan sejarah…