NationalNews

IDAI: Jangan Berikan Susu Kental Manis Untuk Anak

125
×

IDAI: Jangan Berikan Susu Kental Manis Untuk Anak

Share this article

LASAK.iD – Orang tua dilarang memberikan susu kental manis untuk dikonsumsi anak. Hal itu disampaikan  Dr Damayanti Syarif SpA(K) PhD, melalui situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Susu kental manis mengandung 50% gula dan hanya sedikit protein susu, vitamin dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Konsumsi susu kental manis secara rutin oleh anak dapat mempengaruhi pola makan anak, anak menjadi terbiasa dengan rasa manis serta menimbulkan dampak jangka panjang seperti obesitas dan diabetes.

Dalam satu takaran saji susu kental manis mengandung 21 gr gula, 3 gr protein, 3,5 gr lemak dan 0,2 natrium dan kalium. Jika dikonversikan dalam kalori, 19 gram gula sama dengan 76 kkal. Kandungan gula dalam 1 porsi susu kental manis tersebut lebih dari 50% total kalorinya, jauh melebihi nilai rekomendasi gula tambahan yang dikeluarkan oleh WHO.

“Susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi, dan kadar protein yang rendah. Pemberian susu yang direkomendasikan untuk bayi adalah ASI atau ASI donor yang telah terbukti aman atau susu formula bayi. Sedangkan jika berusia di atas 1 tahun, selain ASI dapat mengonsumsi susu sapi yang sudah dipasteurisasi atau UHT atau susu formula pertumbuhan,” jelas Anggota UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik PP IDAI ini.

Himbauan pencegahan konsumsi susu kental manis disampaikan IDAI bukan tanpa alasan. Sebab,  persepsi kental manis yang tertanam pada sebagian masyarakat adalah sebagai susu bergizi yang dapat diminum oleh anak dan keluarga. Pada label salah satu produk kental manis yang banyak dikonsumsi masyarakat pun tertulis anjuran minum 2 gelas sehari. Ditambah lagi visualisasi iklan yang menggambarkan kental manis yang diminum oleh seluruh anggota keluarga.

“Di negara-negara lain, susu kental manis tidak lagi dijadikan minuman, tapi hanya sebagai pelengkap masakan, bahan membuat kue atau campuran dalam minuman. Hanya di Indonesia susu kental manis masih dianggap sebagai minuman susu,” jelas Dr Damayanti prihatin.

Senada dengan IDAI, Deputi Menteri Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian PPPA dra Lenny Nurhayanti Rosalin MSc mengatakan prihatin dengan kebiasaan masyarakat mengkonsumsi susu kental manis. Ia menilai bisa jadi anak-anak memiliki usia yang lebih pendek pada masa depan, dan menderita obesitas yang merupakan kurang gizi terselubung.

Lebih lanjut, Lenny mengatakan Kementerian PPPA akan menegur perusahaan terkait dan melaksanakan koordinasi intensif dengan BPOM tentang roduk ramah anak. Sementara terhadap masyarakat pun sosialisasi dan edukasi akan terus dilaksanakan.

Marni (50), warga kel. Gandaria Selatan mengaku memberikan susu kental manis sebagai minuman bergizi untuk keluarga di pagi hari. Ibu rumah tangga ini rata-rata menghabiskan 1 kaleng susu kental manis setiap hari yang dikonsumsi oleh tiga orang anaknya yang berusia 3 tahun, SD dan SMP serta suaminya.

Tak berbeda dengan Marni, Azka (17 th), siswa SMA favorit bilangan Jakarta Selatan ini juga mengkonsumsi susu kental manis di keluarganya. Bedanya, susu kental manis tersebut rutin diminum oleh sang ayah. Sementara Azka sendiri lebih sering mengkonsumsi susu kental manis dengan dicampur teh, kopi ataupun untuk roti.

Azka dan Marni mengaku mengkonsumsi susu kental manis lantaran praktis dan sudah menjadi kebiasaan keluarga. Ditanya tentang kandungan gula di dalam produk dan bahayanya, mereka mengatakan tidak tahu. “Soalnya praktis, gampang buatnya. Anak-anak juga suka,” ujar Marni saat ditemui di RPTRA Gandaria Selatan, Sabtu (24/2) kemarin.

[Zulvian]

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x