NationalNews

Anak Muda Dan Perannya Terhadap Ketahanan Pangan Lokal

51
×

Anak Muda Dan Perannya Terhadap Ketahanan Pangan Lokal

Share this article
Dede Rina - Project Manager Peduli Pangan

LASAK.iD – Pangan, sandang dan papan memang triangle penting dalam kehidupan setiap individu. Pangan dirasa menjadi yang paling utama, karena kebutuhan satu ini memang dibutuhkan individu setiap hari. Sayang sejak pandemi melanda yang berakibat menurunnya pendapatan masyarakat mempengaruhi menurunnya daya beli masyarakat terhadap pangan. Kondisi yang juga berpengaruh kepada petani.

Jika hal ini terus berlanjut akan berakibat pada titik Indonesia mengalami krisis pangan. Kelompok masyarakat selain petani, seperti masyarakat miskin dan anak-anak yang akan paling terdampak. Tentu kondisi ini membutuhkan perhatian khusus, melihat belum ada titik terang kapan pandemi akan berhenti.

Peduli hal tersebut, menginisiasi beberapa kelompok, seperti Campaign.com yang bekerjasama dengan Peduli Pangan Desa Kota untuk menjalankan program Peduli Pangan. Program ini dijalankan dengan beragam kegiatan, salah satunya melalui webinar, yang dilakukan tepat pada perayaan Hari Pangan Dunia pada 16 Oktober kemarin.

Mengangkat tajuk Peduli Pangan Series – World Food Day 2020: Get To Know Local and Traditional Food, Campaign.com dan Peduli Pangan Desa Kota ingin mengajak masyarakat menjaga ketahanan pangan. Secara khusus ajakan terhadap anak muda.

Alasan anak muda menjadi fokus untuk program ini karena kelompok ini mampu menciptakan trend tersendiri di masyarakat. Ditambah dukungan media sosial yang mampu menyebarkan dengan cepat menjadi kesinambungan yang di rasa pas.

Milenial itu cukup banyak pengguna sosial media, bisa di lihat grafiknya di berita-berita, lebih dari 80 persen itu anak milenial. Kita punya kekuataan di sosial media yang bisa memviralkan untuk makan lokal atau makan tradisional“, ungkap Brigita Sidharta selaku National Director of IAAS Indonesia.

Selain itu, peranan anak muda juga terlihat melalui ragam usaha yang mereka dirikan. Salah satunya melalui kafe atau tempat makan. Tak sedikit dari mereka yang dengan berani menyajikan pangan lokal atau tradisional sebagai menu andalan. Namun sudah dilakukan modifikasi untuk lebih kekinian.

Dulu pangan lokal atau tradisional seperti singkong atau umbi di olah apa adanya, hanya sebatas di rebus atau di goreng. Sekarang sudah banyak sekali produk-produk makanan trend, yang awalnya dari tanaman atau pangan yang banyak dari desa, seperti umbi. Dari satu umbi bisa dibuat banyak sekali produk makanan. Apalagi sekarang banyak sekali milenial khususnya, mencoba membuat suatu produk panganan yang hits. Termasuk makanan odading yang sempat viral belakangan ini. Anak-anak muda juga mulai membuat produk panganan hasil pertanian yang mereka modifikasi menjadi lebih modern“, ujar Dede Rina sekalu Project Manager Peduli Pangan.

Program Peduli Pangan Lokal ini juga menggandeng 7 komunitas yang sebagian besarnya diikuti oleh anak muda. Menyelesaikan seluruh aksi dalam program tersebut, setara dengan berdonasi sebesar Rp 20.000,00 yang didukung oleh United Way bekerja sama dengan 3M, Community Chest of Korea, serta mitra lokal William and Lily Foundation. Donasi ini nantinya didistribusikan dalam bentuk bantuan pangan kepada kelompok rentan yang terdampak covid-19.

Selain peranan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah anak muda tidaklah cukup. Pemerintah yang memiliki kebijakan penuh juga harus berperan aktif dalam pengembangan serta pengenalan pangan lokal atau pangan tradisional dari para petani. Kerjasama semua lapisan masyarakat tentu membuka peluang lebih besar petani lebih sejahtera dan panganan lokal atau tradisional tidak akan pada titik krisis.