NationalNews

Akademi Generasi Lestari: Upaya 43 Anak Muda dari 4 Provinsi untuk Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan

53
×

Akademi Generasi Lestari: Upaya 43 Anak Muda dari 4 Provinsi untuk Pembangunan Berkelanjutan Berbasis Lingkungan

Share this article

LASAK.iD – Menyambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, program Akademi Generasi Lestari (AGL) hadirkan 7 Challenge (tantangan sosial) oleh 43 anak muda yang berupaya mewujudkan pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan. Sejak diinisiasi oleh Campaign.com dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) pada Februari 2021, program ini menyaring anak muda dari 4 provinsi yakni Gorontalo, Kalimantan Barat, Riau, dan Sulawesi Tengah untuk berjejaring dan dikembangkan kapasitasnya. Dilatih oleh 18 mentor dengan pendampingan 8 fasilitator, mereka diharapkan dapat menjadi subjek pembangunan dengan memprakarsai tantangan sosial berdampak dalam satu payung kampanye Saya #GenerasiLestari.

Melalui acara Online Media Gathering dan Closing Akademi Generasi Lestari hari ini, anak muda berdialog tentang pentingnya menjadi warga negara yang aktif untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan berlandaskan lingkungan. Turut berpartisipasi dalam acara ini William Gondokusumo selaku Founder & CEO Campaign.com, Dodi Reza Alex Noerdin sebagai Ketua Umum LTKL, Sutan Riska Tuanku Kerajaan selaku Bupati Dharmasraya, Sumatera Barat dan Ketua Umum APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Indonesia), Andhyta F. Utami seorang Environmental Economist dan Co-Founder Think Policy Society, Butet Manurung pegiat pendidikan masyarakat adat dan Co-Founder Sokola Institute, serta Manap Trianto sebagai perwakilan peserta AGL dan peneliti lingkungan.

Indonesia saat ini sedang menikmati adanya bonus demografi yang datang lebih cepat. Sensus Penduduk terbaru oleh Badan Pusat Statistik menunjukkan, per September 2020 terdapat 70,72% penduduk usia produktif (15-64 tahun) dari sekitar 191 juta total populasi di Indonesia. Hal ini diiringi dengan konsentrasi penduduk terbesar berpusat di Pulau Jawa, yakni sebesar 56,10%. Potensi yang sebelumnya diperkirakan akan datang pada 2030 tersebut, tidak diiringi dengan pemerataan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) di seluruh provinsi. Laporan tahun 2019 oleh Bappenas menyebutkan bahwa secara umum IPP di Indonesia sepanjang 2015-2018 tumbuh secara optimal, namun tidak terjadi pada beberapa provinsi termasuk di Gorontalo, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, serta Riau. Meninjau dari domain IPP, beberapa target mulai diraih khususnya pendidikan sebagai domain dengan capaian tertinggi, sedangkan aspek lingkungan tampak belum menjadi sorotan. Sementara keempat provinsi tersebut merupakan daerah dengan persentase luas tutupan hutan dan gambut yang besar, disertai potensi dan kejadian kebakaran serta kerusakan hutan/lahan yang juga tinggi. Melalui kegiatan Akademi Generasi Lestari, kelompok anak muda dari 4 provinsi ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan melalui sektor pembangunan yang mereka minati. Tak hanya sektor lingkungan, tetapi juga pendidikan, pertanian dan UMKM.

Baca juga: Jadi Subjek Pembangunan, 43 Anak Muda Siap Wujudkan Sustainability

William Gondokusumo sebagai Founder & CEO Campaign.com menuturkan, “Bonus demografi yang terjadi di Indonesia saat ini merupakan momentum yang tidak boleh kita lewatkan. Bersama Lingkar Temu Kabupaten Lestari, Campaign.com dengan platform aksi sosial kami Campaign #ForChange memfasilitasi anak muda untuk andil dalam mengentaskan masalah sosial di daerahnya, termasuk memaksimalkan sumber daya alamnya dengan bijak. Mereka tak hanya didorong dan dibina untuk membuat kampanye sosial bersama, tetapi juga memastikan bahwa dampaknya benar-benar terukur dan anak muda dari seluruh Indonesia dapat turut mendukung dengan ambil aksi. Kami dari Campaign.com juga menjembatani 7 Challenge tersebut untuk mendapatkan dukungan finansial dari sponsor, yakni Akademi Generasi Lestari (Campaign.com dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari).”

Dodi Reza Alex Noerdin selaku Ketua Umum Lingkar Temu Kabupaten Lestari juga memaparkan, “Berbicara mengenai pembangunan berkelanjutan, kami dari LTKL sepakat bahwa tujuan bersama ini tidak boleh lepas dari kelestarian lingkungan dan peran aktif anak muda. Kami melihat hasil dari program Akademi Generasi Lestari ini menghadirkan fokus lingkungan yang beragam, mulai dari pengelolaan lahan secara mandiri, daur ulang sampah, pemanfaatan sumber daya alam hayati secara bertanggung jawab, hingga pelestarian satwa endemik di provinsi terkait. Ini adalah langkah kami bersama Campaign.com untuk meningkatkan kapasitas diri pemuda/i yang tak hanya berpusat di Pulau Jawa. Kami berharap 7 Challenge tersebut dapat berkembang dan dirasakan dampak positifnya di masa depan.”

Mohammad Nur Arifin, Bupati Trenggalek dan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) menyampaikan, “Pesan saya untuk generasi muda, coba pahami ‘lestari’ sesuai karakter, budaya dan pengetahuan lokal masing-masing. Selanjutnya mari kita menjadi generasi yang fokus untuk memberi dari pada menuntut, sehingga kita dapat menjadi aktor pembangunan berkelanjutan dan warga negara yang berdaya. Berikan potensi 2 Laporan Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) oleh Bappenas, 2019 terbaik yang kita miliki, komunikasikan misi dan harapan kita pada orang-orang terdekat terlebih dahulu, sehingga kolaborasi yang optimal akan terbentuk.”

Andhyta F. Utami seorang Environmental Economist dan Co-Founder Think Policy Society menguraikan, “Ketika orang muda Indonesia bergerak, yang bergerak adalah lebih dari 100 juta konsumen, 100 juta voters, dan 100 juta ide-ide inovatif. Bayangkan apa yang bisa kita capai bersama-sama untuk pembangunan lestari.”

Butet Manurung seorang pegiat pendidikan masyarakat adat dan Co-Founder Sokola Institute menambahkan, “Pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan harus berawal dari pendidikan yang kontekstual, yang dapat mendukung kekayaan alam dan budaya masing-masing tempat sehingga operasional dalam mengatasi permasalahan regionalnya. Anak muda di luar pulau Jawa punya daya saing yang tinggi, yang tidak sama dengan pemuda kota besar di Pulau Jawa. Jika mereka didukung berdasar keunikannya, akan berkontribusi sangat besar bagi keberlanjutan lingkungan di daerahnya yang berarti juga keberlanjutan lingkungan hidup di Indonesia. Oleh karena itu, saya setuju semua anak muda Indonesia harus melakukan aksi bersama (sesuai kapasitasnya), tetapi bukan berarti aksinya sama, dan aksi-aksi itu tidak bisa disaingkan satu sama lain.”

Selain itu, Manap Trianto sebagai perwakilan peserta Akademi Generasi Lestari dari Palu, Sulawesi Tengah juga menyebutkan, “Akademi Generasi Lestari banyak memberikan saya perspektif tentang bencana alam dan pangan, kemudian cara membuat narasi kampanye sosial yang baik dan berdampak. Kelompok kami dilatih untuk menyusun konsep dan strategi dalam melaksanakan ekologi lestari, serta berkolaborasi dengan pemerintah setempat. Kami juga belajar terlibat untuk menangani masalah di daerah masing-masing. Misalnya dari tempat asal saya di Sulawesi, kami membuat program pelestarian monyet endemik yaitu Macaca.”

Sebelumnya, Akademi Generasi Lestari terdiri dari serangkaian kegiatan yaitu (1) peluncuran kampanye Saya #GenerasiLestari di aplikasi Campaign #ForChange; (2) Social Fair Day AGL; (3) AGL Bootcamp; (4) Peluncuran 7 Challenge oleh Peserta AGL; (5) Online Media Gathering & Closing AGL. Anak muda dari seluruh Indonesia dapat menjadi Suporter untuk mendukung 7 kampanye sosial ini dengan mengambil aksi di aplikasi Campaign #ForChange. Setiap Challenge yang berhasil diselesaikan akan dikonversikan menjadi donasi sebesar Rp20.000 oleh Akademi Generasi Lestari (Campaign.com dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari).

Unduh aplikasi Campaign #ForChange di Playstore atau App Store dan dapatkan informasi lebih lanjut tentang Akademi Generasi Lestari melalui http://www.campaign.com/generasilestari, Instagram @campaign_id dan @generasilestari.