LASAK.ID – Jakarta Fashion Week selain sebagai acara mode tahunan terbesar di tanah air juga berperan aktif untuk membantu para desainer tanah air, baik yang sudah memiliki nama ataupun pemula untuk bisa dikenal jauh oleh masyarakat. Tidak hanya di dalam negeri saja tetapi juga masyarakat dunia.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di 2019 ini komitmen Jakarta Fashion Week tersebut kembali terwujud berkat kerjasama dan partisipasi beberpa label busana dari perancang tanah air. Ada sekitar 7 desainer Indonesia yang ikut berpartisipas. Nantinya mereka akan mengikuti mode fashion dunia seperti Tokyo, Korea, London hingga Paris Fashion Week. Ini merupakan bagian dari program inkubasi bisnis dan kreativitas mode Indonesia Fashion Forward, Jakarta Fashion Week.
Salah satu desainer yang ikut dalam program tersebut dan baru saja menampilkan karya dalam panggung London Fashion Week Autumn/Winter 2019 yang berlangsung di Freemason’s Hall, London pada 15-17 Februari 2019 lalu, Michelle Tjokrosaputro untuk karyanya Bateeq. Bateeq milik Michelle Tjokrosaputro masuk dalam kategori Fashion Scout bersama karya desainer Indonesia lainnya, PVRA.
Selesai dengan misi mengenalkan kain dan motif khas Indonesia di London Fashion Week Autumn/Winter 2019, Michelle Tjokrosaputro kembali ke tanah air dan kembali memperkenalkan ke masyarakat Indonesia lewat panggung Fashion Nation 13th Edition. Acara yang diadakan pusat perbelanjaan Senayan City yang berkolaborasi dengan Jakarta Fashion Week dan The Folio.

Dalam panggung Fashion Nation 13th Edition, Michelle Tjokrosaputro tampil sebanyak 2 kali pada 16 dan 21 Maret lalu. Koleksi yang ditampilkan kali ini sama dengan yang ditampilkannya dalam mode fashion, London Fashion Week Autumn/Winter 2019 Februari lalu. Untuk Kamis (21/3/2019), koleksi Arung yang ditampilkan lebih dikhususkan untuk menswear dengan menambahkan motif lainnya.
“Iya yang di bawa ke London Fashion Week, kali ini khusus men fashion week jadi kita campur antara motif-motif yang keluar di London Fashion Week dengan yang baru. Karena yang di London Fashion Week yang ditampilkan hanya 2 motif. Jadi yang ini kita mix dengan motif yang lain”, ungkap Michelle.
Koleksinya kali terinspirasi dari Batik yang sudah ada, namun dibuat ulang dengan menampilkan kesan modern dan sporty. Semua motif diungkapkan Michelle merupakan original karya dari mereka sendiri. Hanya untuk motif Lurik, Bateeq bekerjasama dengan pengrajin dari Klaten, Jawa Tengah. Selain itu, Arung yang merupakan koleksinya kali ini, Michelle Tjokrosaputro sudah menggunakan serat kain yang ramah lingkungan, seperti Linen, Tencel dan lainnya.

Arung koleksi Michelle Tjokrosaputro secara keseluruhan dihiasi dengan motif Gatharish dengan gambar tanam-tanaman, Kawung Picis, dan Mega Mendung. Aksen kerut, neck band, elbow band, dan knee band yang dapat dilepas-pasang menjadikan koleksi dengan palet warna maritime blue, port royale maroon, forest night green, dan warna merah coral dengan sentuhan benang metalik emas untuk kain jacquard ini tampil lebih aktif dan dinamis.
(Sarah)
Related posts
Gunung Bromo, Kenali Lebih Dalam Daya Tarik Wisata Ini
Gunung Bromo – Rutinitas tak jarang membuat kita lupa bahwa Indonesia itu indah, termasuk Bromo dengan kemegahan panoramanya. Keindahan Bromo mempunyai…
Taman Sungai Mudal, Ekowisata di Barat Kota Yogyakarta
LASAK.ID – Di tengah pandemi yang kita semua alami saat ini, sedikit ulasan menarik yang memberi kesegaran menemani waktu taat…
Pesona Kendari, dari Kuliner Hingga Situs Sejarah
SEWAKTU PIKNIK – Berkunjung ke Kendari beberapa waktu lalu, Wayan Sukanta, seorang sahabat berbaik hati menjadi tour guide. Meski berdarah Bali,…
Menjelajah Sejarah Di Pecinan Jakarta
SEWAKTU PIKNIK – Jakarta selalu menjadi tempat yang manarik untuk di jelajahi. Meski telah menjelma kota metropolitan, Jakarta tetap menyisakan sejarah…