LASAK.iD – Jika berbicara mengenai kesehatan secara umum pastinya jangkauannya sangat luas. Tetapi jika ingin mengerucutkannya bisa di ambil dari penyakit tidak menular, yaitu diabetes. Diabetes merupakan penyakit yang secara riset menjadi salah satu dengan jumlah kematian tertinggi di dunia.
Penyakit ini memang lebih beresiko tinggi untuk usia diatas 40 tahun. Namun melihat gaya hidup kaum urban di perkotaan seperti Jakarta yang justru terbukti beresiko cepat untuk mengidap diabetes. Hal ini diperkuat dengan data dari sebuah riset mendalam yang memiliki fakta menarik sekaligus mengkhawatirkan terkait diabetes di Ibukota.
Riset yang dilakukan oleh Dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD-KEMD, PhD yang merupakan seorang Division Metabolic-Endocrinology, Departement of Internal Medicine University of Indonesia mendapati bahwa satu dari delapan orang warga Ibukota untuk semua golongan umur sudah pasti beresiko diabetes.
Dalam acara yang dilakukan sebuah perusahaan farmasi yang berbasis di Denmark, Novo Nordisk tersebut Dr. Dante bahkan membagikan fakta menarik lainnya terkait diabetes. Dokter yang hobi dengan olahraga triathlon ini mengatakan bahwa setiap 30 detik, satu orang di dunia dinyatakan meninggal dunia.
Acara yang dilakukan di sebuah rumah sakit di kawasan Salemba, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu tersebut, Dr. Dante juga sempat menjelaskan secara singkat dan mudah di mengerti mengenai diabetes. Dirinya menggambarkan diabetes yang didapati seseorang didasarkan karena saluran atau corong bernama insulin yang meneruskan gula yang masuk ke dalam sel tubuh manusia terhambat.
Akibat corong insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik membuat penumpukan gula dalam darah. Itulah kenapa banyak orang saat melakukan tes darah ditemukan kadar gula yang tinggi. Hal tersebut didasarkan karena sistem kerja corong atau saluran insulin terhambat.
Satu dari banyak tantangan diabetes yang menjadi perhatian saat ini, adalah hipoglikemia (gula darah rendah). Hipoglikemia merupakan sebuah kondisi yang membutuhkan perhatian khusus dari pasien diabetes dan keluarga pasien selama 24 jam.
Menilik data dari studi IO HAT Indonesia baru-baru ini, secara umum 36,4 persen pasien tidak tahu apa itu hipoglikemia ketika mengalami gejala awal. Sedangkan per tahunnya kejadian hipoglikemia mencapai angka 25,7 persen dan 13 persen lainnya merupakan kejadian hipoglikemia berat pasien.
Sedangkan data lainnya yang mengejutkan bahwa 83 persen dari penderita diabetes tipe 1 mengalami kejadian hipoglikemia setidaknya sekali sebulan. Untuk penderita diabetes tipe 2 berada pada angka 47 persen mengalami kejadian hipoglikemia setidaknya sekali sebulan.
“Hipoglikemia dan konsekuensinya adalah beban yang cukup besar untuk pasien diabetes. Hipoglikemia ini adalah sebuah kondisi yang berbahaya, terutama karena kejadian hipoglikemia seringkali tidak disadari oleh pasien diabetes, sehingga mereka tidak melaporkan kejadian ini kepada dokter. Padahal hipoglikemia kronis dapat menyebabkan koma hingga kematian,” kata Dr. Dante Saksono, SpPD-KEMD, Ph.D, endokrin.
Selain Dr. Dante yang menjadi pembicara dalam acara tersebut, hadir juga dr. Fahad Jameel seorang Clinical, Medical, Regulatory and Quality (CMRQ) Director PT Novo Nordisk Indonesia. dr. Fahad Jameel lebih memaparkan secara global penderita diabetes akan seperti apa kedepannya.
Menurutnya saat ini ada sekitar 425 juta orang di dunia yang menderita diabetes atau setidaknya satu dari 11 orang berusia 20-79 tahun hidup dengan diabetes. Hal ini bisa bertambah seiring dengan pola hidup yang tidak sehat. Prakiraan yang diberikan oleh dr. Fahad bahwa di dunia pada tahun 2045 jumlah penderita diabetes akan mencapai angka 726 juta orang. Jika di Indonesia saat ini penderita diabetes sudah menyentuh di angka 10.3 juta orang. Jadi bisa kita prediksi, angka tersebut pun akan ikut bertambah di tahun 2045.
Akibat dari gula itu sendiri sebenarnya tidak hanya seseorang menderita diabetes. Penumpukan gula dalam saluran yang berbentuk seperti selang dalam tubuh manusia jika dibiarkan lambat laun akan berubah menjadi lemak. Ini kenapa banyak orang mengalami obesitas dan dari lemak yang menumpuk pada saluran tersebut berakibat pada terhambatnya pasokan darah ke jantung ataupun sebaliknya yang bisa berakibat jantung koroner.
(Sarah)