Review

Review: Waktu Maghrib, Setan Wanita Yang Mengintai Anak-Anak

174
×

Review: Waktu Maghrib, Setan Wanita Yang Mengintai Anak-Anak

Share this article

LASAK.iDWaktu Maghrib, film ber-genre horror thriller terbaru tanah air akan tayang 9 Februari 2023 mendatang. Ini menjadi film panjang pertama dari sutradara Sidharta Tata, yang juga terlibat dalam penulisan bersama Agasyah Karim, Khalid Kashogi dan Bayu Kurnia.

Cerita berdasarkan urban legend dan Hadist

Cerita yang dihadirkan dalam film Waktu Maghrib dikatakan Sidharta Tata berdasarkan urban legend masyarakat Nusantara. Juga mengutip Hadist Riwayat Al-Bukhari no. 3304 dan Muslim no. 2012-2013 pada ajaran Islam, seperti yang dimunculkan di awal film.

Tentang peralihan waktu siang/ sore yang berganti dengan waktu malam, yang disebutkan sebagai Waktu Magrib. Saat itu, waktu untuk setan berkeliaran mencari tempat untuk mereka singgah hingga waktu fajar menjelang.

Urban legend mengenai waktu Maghrib memang sangat melekat dengan masyarakat Indonesia. Bahkan sejak dulu menjadi “senjata” untuk orang tua menakuti anak-anak mereka agar tidak bermain jelang waktu Maghrib.

Urban legend yang kemudian oleh rumah produksi Rapi Films dan Sky Media diproduksi ke dalam film layar lebar. Waktu Maghrib menampilkan para aktor dan aktris dewasa dan anak-anak, di antaranya Aulia Sarah (Woro), Taskya Namya (Ningsih), Ali Fikry (Adi), Bima Sena (Saman), Nafiza Fatia Rani (Ayu) dan Andri Mashadi (Karta).

Jump scare sejak awal hingga akhir film

Hal yang membuat takut dan kaget karena perubahan gambar maupun kejadian secara mendadak atau yang dikenal dengan istilah jump scare memang menjadi hal yang wajib ada pada film dengan genre atau sub-genre horror.

Penulis akan menyisipkan jump scare di bagian tertentu atau momen yang pas. Untuk membuat suasana yang menyeramkan yang beberapa detik kemudian membuat kaget penonton. Sesuatu yang sering membuat deg degan dan penonton menahan nafas sejenak.

Lalu, apa jadinya jika hal tersebut dirasakan sejak film dimulai hingga film tersebut berakhir. Ini yang coba ditawarkan oleh film Waktu Maghrib, penonton seperti sengaja tidak diberikan kesempatan mengambil nafas karena jump scare yang rapat atau terus berlangsung sepanjang film.

Sutradara dan penulis mencoba memberikan sensasi berbeda dalam menonton film horror. Menakutkan itu hal umum dan wajar untuk sebuah film horror, tapi memberi ketakutan sejak awal hingga akhir sesuatu yang jarang dilakukan.

Strategi berbeda untuk membuat filmnya dibicarakan penonton setelahnya. Jika hanya mengandalkan dari sisi cerita mungkin akan menjadi film horror seperti pada umumnya.

Akting apik dari karakter anak-anak

Untuk aktor dewasa yang bermain, sebut saja Aulia Sarah dan Taskya Namya, keduanya sejak tahun lalu cukup mencuri perhatian untuk karakternya masing-masing di film horror. Begitu pun nama lainnya yang terlibat, seperti Andri Mashadi, Muhammad Abe Baasyin dan banyak lagi.

Untuk film Waktu Maghrib, yang cukup menarik perhatian pada akting dari tiga karakter anak-anak, yaitu Ali Fikry, Bima Sena dan Nafiza Fatia Rani. Beberapa judul film horror tanah air melibatkan anak-anak sebagai main cast.

Tetapi tak semua yang berhasil menarik perhatian, bukan akting yang jelek hanya saja tidak begitu istimewa. Waktu Maghrib bisa menjadi pengecualian, ketiga main cast anak-anak bermain dengan apik dan berhasil membawa perannya masing-masing menjadi menarik.

Ketiganya mewakili bagaimana rasa penasaran dan takutnya anak-anak akan setan. Bahkan dua di antara ketiganya, yaitu Ali Fikry dan Bima Sena yang memiliki bagian adegan kesurupan pun berhasil dengan baik. Sutradara cukup berhasil men-direct ketiganya untuk menyuguhkan akting yang pas atau tidak berlebihan.

Adegan pembunuhan dan visual effects

Sebagai film horror-thriller, tentu menyajikan adegan pembunuhan dari karakter antagonis kepada protagonis. Waktu Maghrib seperti juga kebanyakan film serupa, terkadang masih belum berani untuk memperlihatkan adegan tersebut. Hanya muncratan darah yang lebih sering diperlihatkan.

Sebenarnya tidak juga mempengaruhi cerita filmnya, namun terasa kurang memberikan efek ngeri untuk adegan tersebut. Walau memang cukup berhasil membuat deg degan dan takut karena jump scare yang intens.

Waktu Maghrib pun menggunakan CGI dalam menyempurnakan beberapa adegannya. Misalnya, adegan yang beberapa kali memperlihatkan langit senja atau mendekati waktu Maghrib.

Untuk warna mungkin sudah mendekati aslinya namun, ketika bagian tersebut dibarengi dengan keberadaan salah satu karakter, masih terlihat tidak cukup smooth.

Berbeda dengan adegan kesurupan yang dilakoni Adi yang diperankan Ali Fikry. Efek urat yang sebelumnya terlihat kemudian menghilang ketika seorang Ustadz berhasil menenangkan Adi.

Patut di apresiasi, karena kesan awal kesan seram pada wajah Adi adalah efek karena bantuan make up. Namun ternyata ada bagian yang menggunakan visual effects, terlihat ketika urat yang menyeramkan perlahan menghilang dari leher dan wajah Adi.

Production company: Rapi Film, Sky Media
Distributor: Rapi Film
Cast: Aulia Sarah (Woro), Taskya Namya (Ningsih), Ali Fikry (Adi), Bima Sena (Saman), Nafiza Fatia Rani (Ayu), Andri Mashadi (Karta), etc
Director: Sidharta Tata
Screenplay: Agasyah Karim, Khalid Kashogi, Bayu Kurnia, Sidharta Tata
Producers: Gope T. Samtani
Duration: 1 hours 44