Review

Review: Till We Meet Again, Ketika Takdir Berjodoh Terhalang Beda Dunia

75
×

Review: Till We Meet Again, Ketika Takdir Berjodoh Terhalang Beda Dunia

Share this article

LASAK.iD – Bioskop tanah air yang sudah dibuka 100 persen, membuat satu per satu rumah produksi berani untuk kembali menayangkan filmnya di bioskop. Tak hanya dalam negeri, juga rumah produksi berasal dari beberapa negara langganan. Salah satunya film asal Taiwan.

Awal tahun 2022 saja ada sekitar puluhan film sudah dan siap tayang. Nah, kalian pecinta film mau tontonan seperti apa nih? Bingung? Mungkin Till We Meet Again bisa menjadi pilihan.

Film karya sutradara Giddens Ko (You Are The Apple Of My Eye) akan membawa penonton ke benang merah cerita dari karakter utama Alan (Kai Ko), tentang cinta monyetnya dangan Xiao-mi (Vivian Sung) yang berakhir sebagai cinta sepanjang masa. Seperti tagline filmnya, “Beberapa hal akan tetap abadi hingga 10.000 tahun

Potongan kalimat yang juga selalu muncul di berbagai video, seperti pada trailer filmnya. Ternyata ada alasan kalimat ini cukup ditonjolkan. Tanpa disadari kalimat ini menggambarkan garis besar film Till We Meet Again karya Giddens Ko. Sekaligus menjawab berbagai hal dalam filmnya, yang salah satunya berkaitan dengan reinkarnasi yang juga ditonjolkan dalam filmnya.

Kalimat tersebut ibarat sebuah papan puzzle dari benang merah cerita yang ditampilkan karakter utama, Alan dan Xiao-mi. Sedangkan cerita dari karakter lain merupakan potongan puzzle untuk melengkapi juga memperkuat atau sekedar memberi warna. Atau dengan kata lain saling keterkaitan satu sama lain.

Di mana benang merah Till We Meet Again memang menitikberatkan pada drama romance yang mengharukan. Namun terselip dari karakter lainnya yang membawa kisah balas dendam, drama cinta alam baka yang dikemas dalam bentuk fantasi dan sedikit bumbu horor juga komedi.

Bahas lebih lanjut tentang puzzle yang diciptakan oleh Giddens Ko untuk Till We Meet Again. Ia tidak perlu membuat cerita rumit tetapi juga tidak sederhana untuk membuat filmnya menarik. Dengan premis yang jelas itulah yang mampu membuat penonton terbawa di setengah filmnya.

Tapi, Giddens Ko juga menyimpan kejutan dengan hadirkan plot twist di sisa filmnya. Berupa potongan lanjutan atau potongan penjelasan dari beberapa adegan sebelumnya. Seperti adegan seutuhnya ketika karakter Alan meninggal karena tersambar petir. Atau alasan karakter Mi yang selalu bermain cilukba dengan cermin. 

Keduanya saling terhubung, karena setelah kejadian Alan yang memasuki alam baka dihadapkan pilihan ber-reinkarnasi menjadi sesuatu yang kurang menyenangkan atau menjalani tugas sementara sebagai dewa cinta di bumi.

Alan yang seorang dewa tentu tidak akan terlihat oleh manusia di dunia. Ternyata itu tidak berlaku terhadap Mi, yang memiliki mata ketiga setelah kejadian tersambar petir dan membuatnya bisa melihat hantu. Mi teringat perkataan Alan tentang cara untuk bisa melihat hantu adalah melalui cermin. Itulah alasan dirinya seolah bermain cilukba dengan harapan bisa melihat Alan kembali.

Karena sejak awal tali cinta keduanya tidak pernah terputus membuat ikatan kuat keduanya tetap ada meski sudah beda dunia. Takdir keduanya untuk kembali dipertemukan. Kali ini bukan untuk kembali bersama, namun untuk menuntaskan janji yang belum selesai diantara keduanya. Yaitu kebahagiaan meski hanya 1 detik saja.

Alur maju-mundur pun menambah kesan sempurna cerita yang dibangun sang sutradara. Ditambah dengan apiknya akting dari aktor dan aktris yang terlibat. Dengan pengalaman yang segudang tentu Giddens Ko sedikit banyak tahu karakteristik penonton.

Itu mungkin yang menjadi alasan dirinya menyelipkan unsur komedi di cukup banyak bagian filmnya. Karena jika hanya menitikberatkan pada fantasy romance seperti genre yang diusung akan membawa titik jenuh di penonton. Walau ada kesan pada bagian tertentu filmnya mengingatkan pada kekonyolan dan ekspresif dari film juga series komedi khas Thailand.