CinemaReview

Review: The Tiger’s Nest, Petualangan Remaja dan Anak Harimau

331
×

Review: The Tiger’s Nest, Petualangan Remaja dan Anak Harimau

Share this article

The Tiger's Nest karya dari Brando Quilici, sutradara asal Itali yang dikenal dengan karyanya yang tayang di jaringan yang ada di Amerika dan Eropa.

LASAK.iD – The Tiger’s Nest menjadi karya teranyar dari Brando Quilici yang merupakan seorang sutradara, penulis dan produser asal Itali. Penikmat jaringan channel asal amerika, seperti National Geographic Channel, Discovery Channel, PBS [NOVA] maupun jaringan Eropa, yaitu Channel 4, ZDF, France 5, Rai pasti akan menemukan banyak karya yang dibuat sutradara 65 tahun tersebut.

Brando Quilici telah melakukannya selama lebih dari dua dekade, hampir seluruh karyanya merupakan produksi dengan genre dokumenter, yang rata-rata diperuntukan untuk penayangan di televisi, seperti tv series, tv mini series dan tv movie. Ada beberapa di antaranya yang sebenarnya tayang di bioskop sebagai film layar lebar.

Salah satunya dari produksi tahun 2013 untuk film berjudul The Journey Home atau judul aslinya adalah Midnight Sun. Film tentang seorang remaja laki-laki bernama Luke Mercier (Dakota Goyo) yang berjuang di alam liar dan dinginnya hamparan salju untuk mengembalikan seekor anak beruang kutub kepada induknya.

Kembali usung tema lingkungan

Kini, Brando Quilici kembali melakukannya lewat film berjudul The Tiger’s Nest. Film yang dirilis pada 2022 lalu, Brando Quilici kembali mengangkat tema lingkungan yang memang menjadi spesialisnya. Jika pada film terdahulu, Midnight Sun fokus akan isu lingkungan yang ada di daratan Amerika tepatnya di daerah bersalju.

Kini, sesuai dengan judulnya The Tiger’s Nest, Brando Quilici yang juga menulis cerita filmnya bersama dengan Hugh Hudson dan Rupert Thomson mengambil latar beberapa negara di Asia Selatan, tepatnya Nepal dan Bhutan. Pada cerita yang dibangun Brando Quilici secara tidak langsung menyelipkan nilai mendalam dari budaya di kawasan Asia Selatan, yang berdekatan dengan pegunungan Himalaya.

Diperlihatkan sepanjang perjalanan dari karakter Balmani (Sunny Pawar) menuju sebuah tempat suci umat Buddha yang bernama The Tiger’s Nest yang terletak di sisi tebing lembah Paro atas di Bhutan atau daerah berada dalam garis panjang pegunungan Himalaya. Selama perjalanan mengantarkan anak harimau bernama Mukti, penonton tak hanya dimanjakan dengan hamparan landscape dari pegunung Himalaya tetapi juga kentalnya tradisi dan budaya yang masih dipegang oleh masyarakat asli.

Hubungan erat antara harimau, buddha dan The Tiger’s Nest

Jika menonton filmnya dengan melihat hal-hal yang ditampilkan filmnya, penikmat film akan menangkap ada keterkaitan antara karakter hewan, yaitu harimau, dengan The Tiger’s Nest sebuah situs suci Buddha Vajrayana Himalaya yang terletak di sisi tebing lembah Paro atas di Bhutan. Tentu dengan agama buddha itu sendiri.

Dalam agama buddha, harimau diceritakan dalam banyak versi dan ditafsirkan dalam berbagai hal, yang pastinya memiliki nilai kebaikan. Filosofi yang membuat penulis filmnya tidak secara random memilih latar, karakter anak dan karakter binatang dalam filmnya. Itulah mengapa filmnya seakan lebih mencoba menonjolkan nilai filmnya, namun dihantarkan dengan sebuah cerita yang digambarkan melalui karakter anak-anak yang masih polos dan suci.

Sekali dayung dua pulau terlampaui mungkin menjadi peribahasa yang tepat untuk menggambarkan akan cerita yang dibangun oleh penulis dari The Tiger’s Nest. Tak hanya memanjakan mata akan landscape yang diperlihat sepanjang film tetapi kehangatan dari penduduk asli yang memperlihatkan budaya yang tetap dipertahankan tanpa terpengaruhi akan dunia modern. Namun, nilai kuat antara alam, kepercayaan dan masyarakat itu sendiri.

Sebuah produksi dokumenter

Secara konsep dan tema, The Tiger’s Nest cukup memiliki kemiripan yang identik satu sama lain dari berbagai sisi. Pembeda yang jelas terlihat pada latar untuk tempat dan karakter yang ada. Flow yang ditawarkan kedua film tersebut pun cukup memiliki perbedaan yang terlihat jelas.

Pada film berjudul The Journey Home (Midnight Sun), sutradara Brando Quilici membuat flow filmnya seperti kebanyakan film komersil bioskop yang memang diperhitungkan dari segala sisi. Baik pada sinematografi hingga emosi yang dibangun melalui akting para pemainnya. Atau jelasnya seperti film bioskop pada umumnya.

Berbeda ketika menonton The Tiger’s Nest, bukan akting yang tidak mumpuni dari deretan aktor dan aktris yang terlibat. Hanya saja, Brando Quilici membawa flow yang cukup berbeda untuk filmnya kali ini. Sang sutradara memberikan ambience seperti film komersil bioskop biasanya, tetapi ada yang membawa flow dan ambience seperti sebuah sinematografi film dokumenter.

Dengan kata lain, film ini seperti film semi dokumenter adventure dari anak bernama Balmani untuk mengantarkan anak harimau ke tempat aman, yang berada di sisi lain dari pegunungan Himalaya, yaitu The Tiger’s Nest. Seakan Brando Quilici tidak menitikberatkan pada akting tetapi tidak juga mengenyampingkannya.

Ini yang terlihat pada karakter utamanya, Balmani yang diperankan Sunny Pawar, aktor remaja asal India. Ada momen sepenuhnya dirinya berakting, ada momen mencoba natural sebagai anak yang berpetualangan ke alam liar. Seolah ingin menciptakan sisi natural filmnya dan lebih menekankan pada nilai atau pesan dari filmnya itu sendiri kepada penikmat film.

Film The Tiger’s Nest bisa menjadi alternatif lain sebagai tontonan penikmat film tanah air, yang memang diperuntukkan untuk semua umur. Film yang mampu menggugah perasaan sekaligus menikmati landscape dari indahnya hamparan pegunungan Himalaya. Film ini rencananya akan tayang pada 31 Januari 2024 di bioskop.

Production companyHD Production, Medusa Film
Distributor: Blitz
Cast: Claudia Gerini (Miss Hannah), Sunny Pawar (Balmani), Amandeep Singh (Jenan), Yoon C. Joyce (Samchai), Shi Yang Shi (Head Lama), Samir Gurung (Madhav’s Father), Loonibha Tuladhar (Idha), Legyaan Thapa (Madhav), Bhumika Tharu (Bechne), etc
Director: Brando Quilici
Screenwriter: Brando Quilici, Hugh Hudson, Rupert Thomson
Producers: Fausto Grisi, Brando Quilici
Duration1 hours 34 minutes

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x